Eps 2

Malam ini Olivia sudah berdandan dengan sangat cantik. Mengenakan baju yang bagus dan modis. Wajahnya memakai riasan sedikit tebal dari biasanya, tetapi tentu tidak mengurangi keimutannya yang masih muda.

Ia berlenggak-lenggok di depan cermin, rasanya sudah oke. Kalau mau akting jangan tanggung-tanggung lah. Begitu pikirnya setelah semua terlihat sempurna.

Terdengar suara motor Rajendra berhenti di depan rumah.

"Mom, Oliv pamit ya." Ia mencium tangan Mom Sinta untuk berpamitan.

"Raj... Pulangnya jangan terlalu malam ya!" pesan Mom Sinta.

"Siap Mom!"

Dari saat pertama keluar rumah, Oliv sudah di buat terpesona oleh pemandangan di hadapannya.

Gila gila gila. Raj gantengnya gak ketulungan, udah kelewatan banget. Aku kira ia hanya akan berpenampilan seperti biasanya. Tapi... Oh ya ampun lihat itu, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Apa boleh sesempurna itu.

Tidak bisa di deskripsikan, Rajendra sudah seperti oppa Korea kesukaan ku. Proporsi tubuhnya... Ahh idaman para wanita banget.

"Raj, parfum kamu kayak magnet. Mampu menarik ku lebih dekat dan menempel." begitu saja kata-kata itu keluar dari mulutnya, sembari ia menempel mengendus punggung Raj.

"Dasar bocah tengil."

"Ish... Aku kira kamu akan terenyuh dengan gombalan ku."

"Gak ngaruh." ujarnya. Padahal Raj tengah tersenyum tanpa sepengetahuannya.

"Raj kamu tau gak wajah selingkuhan mantan kamu seperti apa?"

"Tau. Kenapa emang?"

"Seganteng apa sih dia? Kok bisa Pangeran kuda poni ku di selingkuhi kayak gini?"

"Gak tau. Emang ganteng menurut standar kamu itu seperti apa ?" Raj balik bertanya.

"Kayak kamu." jawab Olivia datar.

Deg! Raj terdiam sejenak setelah mendengar jawaban darinya.

"Maksudnya kayak pangeran kuda poni?" candanya sedikit menggoda Olivia. Meski batinnya senang karena standar ganteng menurut Olivia adalah dirinya.

"Hmm." Olivia mengangguk.

"Ppftt, kenapa kuda poni sih, ngga pegasus aja gitu, atau pangeran kuda putih. Kan kedengarannya sedikit keren. Kuda poni kan cewek," Raj tergelak sepertinya ia senang menggoda Olivia.

"Suka-suka aku lah." jawabnya tak mau kalah.

"Iya iya. Siap-siap sebentar lagi sampai."

Kurang lebih sudah 20 menit di perjalanan, mereka sudah sampai di pasar malam.

Olivia langsung menempel memeluk Raj dengan erat. Yang tadinya ia hanya memegang bajunya saja tapi kini ia eratkan pelukannya dan menempel kepada Raj.

"Udah kelihatan belum?" Oliv bertanya tentang keberadaan mantannya.

"Iya. Biasanya ia nongkrong di sana." sahut Raj sembari menunjuk ke salah satu arah.

"Yang mana sih mantan kamu?" tanyanya sambil celingukan.

"Jangan di lihat, nanti dia curiga." ujar Raj. Menyentuh pipi Oliv untuk membenarkannya agar ia tidak celingukan lagi.

"Oh iya." Oliv dengan sengaja tetap menempel padanya. Karena ia pikir benar-benar ada mantannya Raj disana.

Sampai di parkiran, mereka berdua turun dan bertujuan untuk berkeliling di pasar malam. Sengaja maksudnya agar kelihatan sama mantannya.

Ku gandeng tangan Raj dengan mesra. Oh tuhan, baru kali ini aku bisa memegang tangannya yang kekar ini, yang selama ini aku hanya bisa melihatnya saja.

"Biasa aja Oliv, kamu jangan kaku begitu. Nanti bisa-bisa ketahuan." ujar Raj sembari tersenyum.

"Oke, oke." ia membenahi posisinya agar tidak terlalu kaku. "Gimana gak kaku coba, aku menggandeng pria tampan yang ada di sebelahku ini." batinnya.

"Nanti kalau gak sengaja papasan sama mantan kamu, kasih tau aku ya. Aku ingin melihat wajahnya." ujar Oliv sambil mendongak, karena Raj lebih tinggi darinya.

"Iya." Olivia tidak tahu betapa berbunga-bunga hati Rajendra saat ini kala bersamanya.

"Aku mau jajan." Rengeknya. Ia tidak tahan melihat banyak pedagang dan makanan kesukaannya berjejer disana.

"Ya sudah ayo jajan."

"Tapi aktingnya?" Olivia khawatir akan merusak rencananya yang telah di susun rapi.

"Gapapa, jajan kan normal. Dia juga lagi ngeliatin kita terus."

"Hah serius! Mana mana?" lagi-lagi Olivia celingukan mencari-cari. Tapi Raj memegang kepalanya dengan kedua tangan, dan memutarnya ke arah jajanan.

"Jangan di lihat. Ayo kita isi perut." Raj menarik Olivia ke tukang martabak. "Bang, martabak coklat keju ya!"

Raj sudah hafal betul apa yang Olivia sukai, ia langsung memesannya tanpa bertanya dahulu padanya.

"Tuh kan seperti ikan buntal." gumam Raj sembari tersenyum saat melihat Olivia yang tengah memakan martabak dengan lahapnya.

"Apa? Ngomong apa tadi?" Ia bertanya karena memang tidak terlalu jelas mendengarnya. Siapa tau kan Raj sedang memberi instruksi padanya.

"Gapapa. Lanjut aja makannya." Masih terlihat senyum di wajahnya.

Baru ia memakan satu potong martabaknya "Udah ah." ujar Olivia sambil menutup kembali box berisi martabak itu.

"Kenapa?" Raj heran, padahal ia terlihat lahap sekali saat makan.

"Pacar kamu lagi liatin kita kan? Nanti aku di katain rakus lagi. Mantan maksudnya." Ia ralat lagi kata-katanya.

"Ngga kok dia gak ada. Kemana ya, atau udah pulang mungkin?." Raj celingukan seolah memang sedang mencari keberadaan mantannya.

"Seriusan?"

"Iya. Kamu lanjut aja makannya."

"Coba cek Hp kamu. Ada notif dari dia gak!"

Raj kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Ia perlihatkan pada Olivia bahwa tidak ada notif sama sekali dari mantan pacarnya.

"Okay, mungkin belum. Tunggu saja dia pasti menghubungi mu lagi dan bilang menyesal lalu ngajak balikan." ujar Olivia optimis.

"Gak mau lah." Nathan dengan tegas bicara seperti itu.

"Kenapa?" Ia menautkan kedua alisnya. Bukannya tujuan dari ini adalah bikin dia cemburu untuk bisa kembali lagi padanya.

."Memangnya aku tempat sampah. Mungut lagi sisa-sisa orang lain. Njs, aku lakuin ini cuma mau balas dendam aja."

Wah aku di buat terkejut dengan kata kasar yang keluar dari mulut Raj. Padahal ia jarang sekali mengucapkan kata-kata kasar seperti itu. Tetapi ada bagusnya juga, berarti ia sudah move on dan gak bakal galau galau lagi.

"Kasar banget sih, bilang mantannya sampah."

Raj hanya diam mendengar keluh Olivia. Mungkin ia juga tidak sengaja berbicara sekasar itu.

"Kalau begitu maksud kamu, cewek yang punya mantan itu adalah sampah?" tanya Oliv sedikit kesal. Tersinggung seakan pada dirinya sendiri.

"Ngga. Maksud aku hanya dia yang sampah. Soalnya banyak pria tidur dengannya."

"Termasuk kamu?" selidik Oliv.

"Ngga lah, mana mungkin aku berbuat seperti itu." Dengan cepat Raj menjawab.

"Kok kamu bisa tau kalau dia orang yang seperti itu?" Ia terus memojokannya, mengintrogasi sudah seperti pacar aslinya saja.

"Tahu dari teman-teman ku, mereka sering melihatnya keluar masuk hotel dengan pria yang berbeda-beda." Anehnya Raj juga menjelaskan semua itu dengan menyeluruh, seolah tidak ingin membuat Olivia salah paham padanya.

"Oh..." Jawaban apa itu, tapi seharusnya Olivia percaya semua itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!