Episode 4

Pesawat, terbang. Naik.

Dan kami seperti biasa hanya ngobrol sebelum pada lelap semua.

“Pakai sabuk pengaman dulu,“ kami mengenakannya. Pada kursi di belakang. Walau tidak pasti juga safety belt, terpasang pada lokasi yang nyaman. Sehingga para pengguna merasa nyaman, kalau mengenakannya sehingga jika terjadi benturan tak sengaja, bakalan sedikit aman untuk tidak membentur bagian depan, atau bahkan bila di beri gelembung udara, akan menahan tubuh untuk tidak terkena benda padat yang sanggup melukai secara parah itu.

“Ini.“

“Ya.“

Dikenakannya benda tersebut. Dan bakalan di lepas saat sudah terbang stabil.

“Setelah tenang baru boleh di lepas.“

“Begitu.“

Dengan demikian maka akan menahan dari segala kecelakaan fatal.

“Kalaupun tidak, juga tak akan terlalu lama. Jadi nggak repot.“

“Ya.“

Bila merasa nyaman, juga kala tertidur, maka posisi tubuh tidak terlampau gerak terlalu jauh, sehingga nantinya bakalan sanggup untuk menahan diri sampai di ujung perjalanan dan mendarat dengan nyaman juga.

“Yuk makan.“

Rasanya lumayan asik kalau berada di ketinggian begitu memperoleh makanan yang nikmat. Apalagi kalau yang hangat-hangat. Saying nggak boleh memasak sendiri. Takut kobarannya besar. Sehingga bisa membumi hanguskan pesawat di atas bumi begitu. Makanya lebih nyaman jika memakan makanan kecil yang sudah jadi. Walau begitu dalam dapur biasanya ada saja koki yang berpengalaman untuk memasak makanan khusus yang di sajikan bagi mereka yang membutuhkannya.

“Memang lapar.“

“Lapar lah.“

Bagaimana tidak lapar, jika ini memang sudah waktunya untuk mengisi perut yang sudah menjelang kehabisan. Sehingga sangat di butuhkan suatu asupan tersebut.

“Ini pemberian dari pesawat. “

Di kasihnya makanan kecil sebagai pencuci mulut. Yang sangat membantu mengurangi rasa tak nyaman karena bunyi keroncongan akibat kurangnya masukan makanan tersebut.

Cuma kali ini di beri sama pihak angkutan sebagai bonus mungkin. Jadi tak selamanya mendapat, tapi seringkali memperoleh, atau untuk menyenangkan penumpang yang membayar lumayan mahal.

“Enak?“

“Begitulah.“

Dihabiskan yang sedikit itu. Lalu minum minuman mineral yang putih saja. Supaya mudah. Kalau butuh yang aneh-aneh lumayan sulit. Kecuali mungkin yang sudah kemasan. Hanya beberapa minuman tentunya belum tentu di ijinkan. Sebab memang tak bagus dalam ketinggian seperti itu mengkonsumsi makanan dan minuman yang sedikit berat.

“Mahal sih.“

Itulah kalau berada dalam suatu lokasi yang sulit kemana-mana. Karena tak bisa mencari di luar, membuat semua menjadi mahal. Sebab di luar para penumpang juga belum tentu ada yang membutuhkan apalagi membeli. Karena memang lingkup yang terbatas tadi. Bukan hanya dalam pesawat, pada kapal juga demikian. Yang lingkupnya tentu hanya di dalam kapal itu saja kala pelayaran terjadi. Makanya menjadi mahal. Juga waktu yang lumayan Panjang membuat mereka akan kesulitan jika mesti berpuasa serta tak adanya makanan yang mengisi dalam waktu yang Panjang. Tidak seperti dalam pesawat yang meskipun jauh, tapi karena cepat serta tidak banyaknya persimpangan membuat waktu yang ditempuh endek, jadi bisa menahan hingga sampai turun tiba. Itulah makanya sedikit sekali yang membutuhkan jajan dalam transportasi ini. Walau demikian ada juga yang menyediakan demi mereka yang sudah tak bisa menahan yang mungkin karena kelupaan atau terburu buru naik.

“Ya sudah tidur.“

“Iya.“

Berikutnya berusaha untuk lelap, karena perjalanan sangat Panjang, walau lumayan singkat untuk sampai di tujuan berkat kecepatan yang sangat tinggi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!