"Kak, jangan suka marah-marah nanti cepat tua." Ledek freya.
Kedua temannya tertawa mendengar lawakan freya.
"Oh ya, kelasku disebelah mana kak?"
"Mau aku antar?" tawar lei.
"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri."
Sekarang gantian Kevin dan chen yang menertawakan lei karena ditolak oleh freya.
Kevin lalu menunjukan kelas yang akan ditempati freya.
"Ya sudah aku pergi dulu kak."
Freya memasuki gedung tempat kelasnya berada. Tidak ada seorangpun yang dia kenal di sini, lalu tiba-tiba seorang gadis mendekatinya.
"Hai, apakah kamu sendirian?" tanya gadis itu.
"Ya, dan kelihatannya kamu juga sendiri."
Mereka berdua saling tertawa, kemudian freya mengulurkan tangannya.
"Namaku freya."
"Lusi, kurasa kita akan menjadi teman baik."
Lalu mereka mulai mengobrol dan saling menambahkan nomor. Saat mereka tengah asyik berbincang ada anak lelaki yang menghampiri.
"Apakah kalian murid baru?" tanya lelaki itu.
"Ya, apakah kamu juga jurusan ini?" tanya lusi
Anak lelaki itu mengangguk lalu memperkenalkan dirinya.
"Namaku Yuan, senang bertemu dengan kalian."
"Namaku Lusi dan ini Freya, kamu kelihatannya juga sendirian ya.? Bagaimana kalau mulai sekarang kita berteman?"
"Iya, tentu saja."
Mereka bertiga masuk ke kelas, dan memilih duduk di tengah. Mereka saling bertukar cerita tentang asal masing-masing maupun usaha keras untuk masuk di kampus ini. Dan mereka tidak menyangka freya adalah murid asing.
"Jadi sekarang kamu tinggal di mana frey?" tanya lusi.
"Aku tinggal dengan mama angkat, anaknya juga kuliah disini bahkan jurusannya sama dengan kita, tapi dia sudah tahun kedua."
"Tapi aku berencana, saat tahun kedua aku ingin pindah ke asrama." lanjutnya.
"Yuan, bukankah rumahmu tidak terlalu jauh, kenapa tidak pulang saja?" Lusi mengalihkan pertanyaan pada yuan.
"Perjalan dari kampus ke rumahku memakan waktu hampir 2 jam, itu cukup melelahkan buatku. Jadi lebih baik aku tinggal di asrama."
"Oh ya, di kelas kita katanya ada anak yang sangat tampan, tapi kenapa aku belum melihatnya dari tadi." Ucap lusi sambil celingukan.
"Apakah kamu tidak melihat di sebelahmu, padahal disini ada lelaki tampan." ucap yuan.
Freya dan lusi tertawa mendengarnya.
Ruangan sudah hampir penuh, karena kelas akan dimulai sebentar lagi. Ada 2 murid laki-laki yang terakhir masuk. Kedua lelaki itu membuat para gadis menoleh, begitu pun dengan lusi. Dia sampai bengong, tidak berkedip. Freya menyenggol lusi.
"Dosen sudah datang, dia di depan bukan di belakang."
Lusi tersenyum menatap Freya, lalu berkata "itu dia pangeran tampan kelas kita, namanya Lucas. Dia yang memakai kaos putih." sambil terus menatap Lucas.
Freya menengok ke belakang untuk melihat lelaki yang dimaksud Lusi. Saat dia melihat lelaki itu, tanpa sengaja dia juga melihat ke arahnya. Mata mereka saling bertemu, namun dengan cepat Freya mengalihkan pandangannya.
"Benar kan yang aku katakan, kalau dia sangat tampan, bahkan dia cocok kalau jadi aktor." Bisik lusi.
Kelas telah usai, Freya dan kedua temannya sudah sangat kelaparan.
"Kita makan dimana?" tanya yuan
"Kemarin aku sudah survey semua kantinnya, hari ini kita makan yang disana saja." ucap lusi.
Mereka menuju tempat yang dimaksud oleh lusi. Di kantin banyak sekali pilihan menunya, Freya bingung mau makan apa.
"Eh, aku mau lihat ke sebelah sana." ucap freya.
"Ok." keduanya serentak menjawab.
Freya masih melihat-lihat apa yang ingin dia makan. Sampai akhirnya dia menemukan makanan yang sepertinya enak. Dia sudah akan memesan, tiba-tiba seseorang mendahuluinya. Freya melihat orang itu dan ternyata teman sekelasnya, Lucas.
"Seharusnya kan aku yang pesan lebih dulu." gumamnya.
Lucas sudah melangkah pergi, kali ini gilirannya untuk pesan. " Saya pesan satu porsi." ucapnya.
"Ini untuk anda, makanannya sudah dibayar oleh teman anda yang tadi."
"Apa?" Freya terkejut karena mereka tidak berteman, bahkan tidak saling kenal, yah walaupun satu kelas.
Freya menerima makanan itu, dia ragu apakah harus mengembalikannya atau menggantinya dengan uang. "Ah, tapi aku sudah lapar, aku makan saja nanti aku ganti uangnya." Dia kembali menuju meja dimana temannya berada.
"Kenapa lama sekali? aku sudah sangat lapar.. " keluh lusi.
"Iya maaf, ada sedikit antrian."
"Sudahlah, mari makan." ucap yuan
Freya sangat menikmati santap siangnya, sepertinya dia akan menyukai menu ini.
"Frey, si tampan ada disebelah kiri." ucap lusi sedikit berbisik.
Freya melihat kearah yang dimaksud, ternyata benar itu Lucas. Dia masih harus mengembalikan uang makannya. Tapi tidak mungkin sekarang.
Saat mereka keluar ternyata bersamaan dengan Lucas dan temannya. Mereka bertiga berjalan dibelakang Lucas, Lusi sangat senang melihat si tampan dari dekat. Sedangkan freya ragu-ragu, panggil atau nggak.
"Lucas." ucap freya.
Kedua temannya terkejut, ternyata freya sangat berani.
Lucas yang merasa namanya disebut langsung berhenti dan menengok ke belakang.
"Ada apa?" Dia bertanya sambil menatap freya.
"Aku ingin mengembalikan uang makan yang tadi."
Lusi dan yuan saling pandang, seakan bertanya 'uang apa yang dimaksud'.
"Tidak perlu, anggap saja permintaan maaf karena mendahului antrian."
"Oh, jadi kamu dengar apa yang aku gumamkan tadi.?"
Lucas tersenyum mendengar pertanyaan gadis didepannya yang terlalu jujur. 'Ternyata dia sangat lucu.' Ucapnya dalam hati.
Lusi ternganga melihat Lucas tersenyum, tapi bukan karena senyumnya, melainkan hal yang membuat lelaki itu tersenyum. Yaitu freya, dia tersenyum dengan menatap freya.
"Kenapa tertawa? apa ada yang lucu.?" ucap Freya sambil menatap Lucas.
"Tidak, aku hanya merasa tidak enak, tapi kalau kamu ingin mengganti, lain kali saja ganti dengan makanan aku tidak mau uang." ucapnya.
"Baiklah, kalau begitu kita permisi."
Freya dan kedua temannya beranjak pergi, mereka ingin ke perpustakaan.
"Freya, ada apa antara kamu dan Lucas? Dan apa yang kalian bicarakan tadi?" Lusi terlihat tidak sabar ingin mendengar ceritanya.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja saat makan siang tadi dia mendahului antrianku. Makanya dia membayar makananku sebagai permintaan maaf."
"Tapi kenapa sampai tersenyum seperti itu? Apalagi senyumnya sangat manis..."
"Mulai lagi.. " Ucap yuan.
*
*
Menjelang sore kelas telah usai, Freya berpamitan dengan temannya, dia pun bergegas keluar kelas. Dia berlari kecil agar segera sampai di tempat parkir. Sampai dia melihat kevin sedang menunggunya di bawah pohon.
"Sedang apa kak?"
"Tidak ada."
"Apa kakak sudah lama menungguku?"
"Tidak." walaupun kenyataannya sudah satu jam dia menunggu.
Saat di tengah perjalanan kevin bertanya, "apakah kamu membaca pesan dari mama?"
"Tidak ada apa kak?" Freya langsung mengecek ponselnya.
"Jadi mama tidak di rumah."
"Iya mama ke tempat kak mike, tapi besok sudah pulang. Kamu mau makan apa? kita makan diluar saja."
"Terserah kakak."
"Baiklah kalau terserah."
Kevin menghentikan mobilnya di sebuah restoran yang terlihat cukup mewah, restoran yang menyajikan menu western.
"Kenapa kita makan disini kak?" freya tidak mau turun dari mobil.
"Kamu tadi bilang terserah."
"Iya sih, tapi aku nggak suka makanan seperti ini, sudah mahal makanannya dikit pula."
"Jadi mau makan dimana?"
""Ini saja." Freya menunjukkan sebuah tempat di ponselnya, dia melihat dari rating yang tinggi.
"Bukankah itu tempat makan untuk couple ? Baiklah kita kesana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nadeshiko Gamez
Membekas di hati
2024-02-29
1