Wan Yiran membuka matanya dengan jantung yang berdegup kencang, keringat bercucuran membasahi wajahnya. Yiran menatap ragu ke arah langit-langit ruangan yang terasa familiar baginya. Dirinya segera bangun dari pembaringannya menyentuh pelan dadanya dimana yang terakhir diingatnya tertancap panah emas milik Putra Mahkota.
"Nona muda anda sudah sadar?"
Seorang pelayan yang sedang memegang sebuah nampan berisi mangkuk obat segera berjalan cepat mendekati tempat tidur dimana majikannya tersebut berada.
Wan Yiran menatap ke arah pelayan yang saat ini sudah berada di sampingnya. Pelayan tersebut adalah Saji yang merupakan pelayan pribadi yang sudah melayaninya dari kecil. Saji dan dirinya telah tumbuh dewasa bersama.
"Saji, apa yang terjadi padaku?"
"Apa Nona tidak mengingat apapun? Nona kemarin terjatuh di sungai yang ada di taman belakang kediaman dan tidak sadarkan diri selama dua hari."
Wan Yiran menunduk sambil berusaha memikirkan apa yang terjadi saat ini. Jika benar yang dikatakan Saji, lalu apakah yang dilihat dirinya hanyalah sebuah mimpi? Tapi kenapa mimpi tersebut terasa sangat nyata dan panjang, seakan dirinya benar-benar telah melalui peristiwa tersebut, bahkan setiap detail kejadian yang terjadi benar-benar melekat dalam ingatannya.
Yiran kembali menyentuh dadanya, berusaha mengingat kembali kejadian mengerikan saat dirinya dibunuh oleh Putra Mahkota. Masih sangat jelas dalam ingatannya rasa sakit dan panas membara yang ditimbulkan panah emas tersebut. Apa mimpi tersebut adalah pandangan masa depan yang dilihatnya?
"Nona muda, mengapa anda terus menyentuh dada anda? Apa terasa tidak nyaman?"
Yiran menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Saji yang terdengar khawatir padanya.
"Aku baik-baik saja Saji. Karena baru sadar mungkin hanya merasa sedikit lemah"
Saji segera mengambil mangkuk obat yang dibawanya tadi kemudian diserahkan pada Yiran.
"Minum obatnya dulu nona, mungkin bisa membantu memulihkan tubuh anda."
Yiran segera mengangguk dan mengambil mangkuk obat dari tangan Saji dan meminumnya perlahan.
"Nona tunggulah disini, saya akan mengabari Tuan dan Nyonya bahwa anda sudah sadar"
Saji segera berjalan menjauh dari ranjang Yiran dan keluar dari kamar. Yiran memandang punggung Saji hingga gadis muda tersebut keluar dari kamarnya kemudian Ia meletakkan mangkuk obat yang dipegangnya pada meja yang ada di samping tempat tidurnya.
Yiran bergerak perlahan turun dari tempat tidurnya sambil memandang sekeliling kamarnya. Matanya segera memicing saat menyadari bahwa tadi ia melihat sebuah bayangan putih yang terbang di depan jendela kamarnya. Yiran berjalan mendekati jendela kamarnya tersebut namun bayangan yang dilihatnya sudah tidak ada, mungkin ia hanya salah lihat.
Saat sampai di depan jendela pemandangan taman bunga terlihat jelas dari pandangan matanya, Yiran mengingat bahwa taman bunga ini dimintanya khusus kepada ayahnya untuk menemaninya setiap pagi.
Yiran duduk disalah satu kursi yang ada di kamarnya, kembali mengingat mimpi yang dilihatnya. Mimpinya tersebut terasa seperti bukan sebuah mimpi namun terasa juga seperti sebuah mimpi, bahkan dirinya sendiri tidak bisa menjelaskan apa artinya. Jika mimpi tersebut adalah sebuah pandangan masa depannya, bukankah dirinya harus mencegah hal itu benar-benar terjadi padanya.
Yiran tidak ingin kejadian dimana ia harus mati sebagai seorang penjahat benar-benar terjadi. Dirinya harus memastikan bahwa ia akan mengubah apa yang terjadi di masa depan.
"Putriku, kamu sudah sadar nak?"
Mendengar suara tersebut Yiran segera berdiri dan menatap ke arah pintu kamarnya. Disana berdiri seorang wanita paru baya yang merupakan ibunya sedang berjalan cepat menuju ke arahnya. Yiran secara reflek berjalan mundur selangkah saat wanita paru baya tersebut akan memeluk dirinya.
Nyonya Wan bingung melihat putrinya yang tiba-tiba menghindari pelukannya. Yiran pun bingung kenapa dirinya secara reflek menghindari ibunya, entah kenapa saat melihat wajah ibunya dirinya teringat kejadian di dalam mimpinya dimana kedua orang tua dan kakanya adalah pelaku yang membunuh seluruh keluarga Su yang merupakan keluarga dari sepupunya Su Yimin dan Ibu Su Yimin adalah adik kandung ibunya sendiri.
"Nak apa kamu baik-baik saja?" tanya nyonya Wan sambil memegang lembut bahu putrinya.
Menyadari wajah bingung ibunya membuat Yiran merasa tidak enak. Yiran segera tersenyum sambil menyentuh tangan ibunya yang berada di bahunya saat ini.
"Aku sudah baik-baik saja ibu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Nyonya Wan segera tersenyum senang mendengar jawaban putrinya.
"Apa kamu benar-benar sudah merasa lebih baik?" tanya Nyonya Wan sambil sibuk memperhatikan tubuhn dan raut wajah putrinya ini.
"Aku benar-benar sudah baik-baik saja ibu. Tubuhku sudah tidak lemah lagi," ujar Wan Yiran berusaha meyakinkan ibunya.
"Syukurlah. Kalau begitu ibu akan ke dapur dan menyiapkan makanan kesukaanmu. Ayahmu dan kakakmu saat ini masih berada di istana. Mereka pasti sangat senang jika tahu kamu sudah sadar."
Nyonya Wan mengelus surai hitam milik putrinya sebelum kemudian berjalan keluar bersama pelayan pribadinya menuju dapur.
"Saji, tolong siapkan pemandian untukku. Aku ingin merendam badanku agar sedikit terasa ringan."
"Baik Nona"
Saji yang saat ini sedang berdiri di depan pintu kamarnya segera mengangguk kemudian berjalan menuju kamar pemandian untuk menyiapkan air bagi majikannya tersebut untuk berendam.
Setelah air siap, Yiran segera menuju kamar pemandiannya. Yiran berjalan mendekati bak air yang sudah terisi penuh air hangat serta terdapat berbagai macam bunga yang memberikan aroma yang menyegarkan. Yiran segera menanggalkan pakaian tidurnya kemudian masuk ke dalam bak air tersebut.
Tubuhnya terasa sangat nyaman dan rileks saat air hangat menyentuhnya. Yiran menutup matanya berusaha menikmati rasa nyaman dari air hangat tersebut. Saat matanya tertutup, semua ingatan akan mimpinya kembali muncul dan tentu saja membuat hatinya kembali merasa ketakutan.
Jika Yiran baru saja sadar hari ini setelah terjatuh dari danau di belakang kediamannya, maka mimpi yang dirinya lalui menggambarkan kejadian setelah dirinya terjatuh dari danau tersebut. Berarti sesuai didalam mimpinya kejahatan yang dilakukan Ayah, Ibu serta kakaknya sudah terjadi dan baru akan terungkap satu tahun kedepan.
Jika mimpi tersebut benar dan kejahatan keluarganya terungkap, maka keluarganya akan diberi hukuman mati dan dirinya sebagai anggota keluarga penjahat akan menerima hukuman pengasingan dan menjadi budak di daerah pertanian yang berada di pegunungan.
Yiran menggeleng cepat tidak ingin kejadian dalam mimpinya tersebut benar-benar terjadi. Dirinya tidak bisa mencegah kejahatan orangtuanya karena hal tersebut telah terjadi dan yang bisa ia lakukan saat ini adalah mencari dan mengumpulkan bukti memastikan kejahatan keluarganya.
Kejahatan tersebut bukan dilakukan oleh dirinya. Walau selalu bersikap sombong dan semena-mena, Yiran tidak pernah melakukan kejahatan besar lainnya. Dirinya tidak ingin kejahatan yang dilakukan keluarganya harus dirinya juga yang tanggung hukumannya.
Keluarga Wan Yiran nantinya akan dihukum mati dan semuanya berakhir bagi mereka, sedangkan Yiran harus tersiksa seumur hidup di tempat pengasingan sebagai seorang budak.
Yiran menyadari jika dirinya sendiri yang memberikan bukti-bukti kejahatan keluarganya kepada Kaisar maka hukuman pengasingan akan dihindarinya. Walau tidak memiliki keluarga lagi nantinya, setidaknya Yiran bisa berumur panjang dan hidup damai.
Yiran sudah melamun cukup lama di dalam rendaman air hangat, suhu air sudah mulai terasa dingin. Menyadari dirinya telah berendam cukup lama, Yiran segera keluar dari bak air dan mengambil jubah untuk menutupi tubuhnya, tidak lupa ia memanggil Saji yang sedang berada di luar untuk membawakan handuknya.
...****...
Saat ini Yiran sudah keluar dari kamarnya. Ia mengenakan Gaun dengan kain Sutra lembut berwarna kuning dengan sulaman indah bunga sakura, rambut hitam panjangnya tergerai indah dengan hiasan bunga mawar berwarna emas.
Yiran berjalan menyusuri sekeliling kediaman keluarganya bersama Saji yang mengikuti di belakangnya. Kediaman keluarganya ini sangat besar dan mewah, terdapat banyak pelayan terlihat di sekeliling kediamannya sedang melakukan tugas mereka masing-masing. Yiran menyadari jika mimpi tentang masa depannya tersebut benar adanya, maka segala kemewahan yang ia dapatkan ini adalah hasil dari kecurangan keluarganya tersebut.
Setelah melenyapkan keluarga Su, ayahnya mendapatkan posisi sebagai Perdana Mentri yang tentu saja mendapatkan gaji yang besar, Ibunya mendapatkan semua usaha bisnis yang dimiliki adiknya Nyonya Su yang merupakan ibu dari Su Yimin sepupunya.
"Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya Saji yang merasa khawatir melihat Yiran yang memasang raut wajah penuh tertekan.
Melihat kekhawatiran Saji membuat Yiran tersenyum tipis untuk menenangkan pelayannya tersebut.
"Aku tidak apa-apa."
Saji mengangguk paham lalu kembali mengikuti Yiran yang terlihat masih ingin berjalan-jalan di sekitar kediaman sebelum menuju ruang makan. Yiran menghentikan langkahnya saat pandangan matanya menangkap presensi seseorang. Terlihat dari kejauhan seorang wanita yang mengenakan gaun sederhana bahkan hanya menggunakan sebuah bunga sebagai hiasan di kepalanya sedang mengangkat beberapa barang berat yang memenuhi tangannya, dibelakangnya juga ada seorang pelayan wanita yang memegang beberapa barang yang cukup banyak.
Gadis yang dilihat Yiran adalah Su Yimin sepupunya. Yiran ingat jika ia selalu menyiksa Yimin dan menyuruh gadis itu serta pelayannya melakukan pekerjaan-pekerjaan berat di kediaman keluarganya ini. Rasa iri karena Jendral muda Lin yang mencintai Su Yimin membuat Yiran selalu
ingin menyiksa sepupunya itu.
"Nona, apa ada sesuatu yang ingin nona perintahkan pada nona muda Su? Jika ada, saya akan segera menyuruhnya menyelesaikan tugasnya dan menemui nona," tanya Saji saat melihat pandangan Yiran tertuju pada Yimin yang saat ini masih terlihat sibuk mengangkat barang-barang berat.
Yiran segera menggeleng, ia sangat memahami maksud perkataan Saji. Yiran dahulu memiliki kebiasaan selalu memberi perintah kepada Yimin untuk melakukan berbagai macam pekerjaan berat, bahkan seluruh pelayan di kediamannya ini sudah tahu bahwa Yiran sangat senang membuat Yimin tersiksa selama menumpang tinggal di kediaman Wan.
Yiran menyadari selama ini rasa iri dan amarah yang memenuhi hatinya terhadap Yimin karena melihat pria yang dicintainya yaitu Jendral muda Lin memilih mencintai Su Yimin dibanding dirinya. Namun setelah mimpi yang dialaminya dan melihat bahwa keluarganya lah yang membuat Yimin kehilangan orangtua serta seluruh anggota keluarga Su membuat Yiran sekarang entah kenapa malah diliputi rasa bersalah di dalam hatinya.
Yiran menyadari, jika rencananya untuk menemukan semua bukti-bukti untuk memastikan kejahatan orangtua dan kakaknya berhasil, maka dirinya akan bernasib sama seperti Yimin yang hidup tanpa keluarga. Sebelum hal tersebut terjadi, ia akan mempersiapkan semuanya sematang mungkin, Yiran bertekad bahwa dirinya harus bisa hidup mandiri nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
VhatmaR
gud job, luv bgt ma kisahnya
2024-03-03
1
Elzi Lamoz
Semangat
2024-03-02
1
Ryaici Saristi
muncul wanita kuat ☺☺☺
2024-02-29
2