***
Ken menunggu kedatangan Ainun di lantai bawah "Mana wanita kumuh itu?" Tanya Raisha.
"Seharusnya dia ada di sini dan menyambut kedatangan tuan muda. Rupanya dia ingin mendapatkan masalah besar di hari pertamanya" Tegas Yerim begitu senang.
"Ibu... Apakah kita akan di marahi lagi?" tanya Verll.
"Tidak sayang... Kita tak akan di marahi, jadi tenanglah" Bisik Yerim menenangkan anaknya.
"Sebenarnya sedang apa nona muda di kamar?" Ken sungguh tidak nyaman ia sungguh gelisah.
Dan ternyata mobil yang di naiki Satria tengah tiba... Mobil itu mulai terhenti di front rumah utama Satria. Satria mulai turun dari dalam mobil setelah pintu itu di buka kan oleh supir pribadi Satria.
Ia mulai melangkah menuju rumah utama bersama beberapa bodyguardnya. Kedatangan Satria di sambut oleh para pelayan kediaman itu "Selamat datang tuan muda" Ucap orang orang juga para pelayan rumah itu yang berjumlah 20 orang.
Yarim menghampiri Satria "Selamat datang. Anda tampak lelah..." Ia meraih tas Satria dan membatu Satria membuka kan jasnya.
"Kakak. Apakah kau ingin minum?" Tanya Raisha.
"Tidak. Aku ingin tidur' Balas Satria dingin.
"Begitu ya..."
"Sttt... Raisha, jangan singgung tentang wanita itu ya. Jika kau menyinggungnya maka tuan muda akan marah!" Bisik Yerim.
Satria mendelik ke arah Yerim juga anaknya "Gluk!" Yerim seketika menelan salivanya sendiri "Mana wanita itu?" Tanya Satria menyapu sekelilingnya dan sama sekali tak menemukan batang hidung Ainun.
"Ah. Nona Ainun sedang di kamar, katanya dia mau membersihkan diri!" Gagap Ken.
"Semua orang yang ada di rumah ini memang tidak becus semuanya!" bentak Satria mendengus kesal. Ia pun lekas naik ke lantai atas dengan langkah yang lebar.
"Astaga. Nona Ainun pasti dalam masalah besar!" Bisik Ken sungguh tak nyanan, ia merasa jika saat ini Ainun akan habis di pukuli oleh Satria.
"Heheh. Rasakan, aku sudah bilangkan... Wanita itu pasti akan keluar pagi ini! Tuan Satria pasti akan memberinya pelajaran!" Gumam Yerim
"Ibu... Aku takut" Gumam Verll menarik rok ibunya dan meringis.
"Jangan takut sayang. Semua nya akan baik baik saja" Ujar Yerim.
"Tapi... Ayah sama sekali tidak melirikku sama sekali" Rengek Verll pada sang ibu.
"Mungkin ayahmu lelah. Nanti juga, ayah pasti akan menyapa Verll, jadi jangan cemas ya?" Pinta Yerim.
"Verll. Sebaiknya main boneka saja dengan ku ya?" Ujar Raisha.
Verll menatap Raisha lalu mengangguk dan pergi mengikuti langkah Raisha menuju kamar bermain.
"Nona Yerim. Sebaiknya anda jangan mengganggu nona Ainun..." Tegas Ken memperingatkan.
"Heh. Kenapa? Dia akan hanya orang luar!" Abai Yerim seakan mengolok olok ucapan Ken.
"Tapi dia adalah istri tuan muda. Jangan buat diri anda dalam masalah, atau anda akan tahu akibatnya!" Tegas Ken seraya berlalu.
"Heh. Dia hanya istri yang bisa di ceraikan kapan saja... Tapi Satria tak akan meninggalkan aku, sebab aku adalah ibu dari anak yang telah ia idamkan!" Gumam Yerim di iringi senyuman menyeringai.
***
Kamar utama...
Klek! Satria membuka pintu, dan ia pun masuk kamar itu. Wajah lelah melikupi kesehariannya... Namun ia tak oernah menyangka, jika hari ini akan ada wanita aneh yang tidur di ranjang nya "Keterlaluan!" Bisiknya.
Satria melonggarkan dasi yang melilit lehernya dan mulai menghampiri ranjang miliknya itu "Dasar, dari mana dia tinggal hingga tampak murahan seperti ini!" Dengud kesal Satria.
Satria berdiri di hadapan ranjang yang Ainun tiduri itu. Seketika pandangan Satria berubah tajam seakan geram "Bangun!" Satu kali Satria menyeru Ainun dan nampaknya tak ada respon yang belarti dari wanita itu.
"Heh. Dia sungguh tidur seperti seekor ba*bi di ranjangku!" Gemas Satria kembali menggumam.
"Bangun!" Sekali lagi Satria memperingatkan Ainun dan belum ada respon apapun meski Satria sudah dua kali membentak wanita itu.
Akhirnya karna kesal, Satria pun menarik kasar sprei nya hingga Ainun pun jatuh ke lantai GUBRAK!
"Akh!" Pekik Ainun terperanjat.
Ia bangun seketika itu dan lekas memegang kaki Satria tanpa sadar "Gempa! Gempa! Ah tsunami... Tolong ada puting beliung!!" Racau Ainun mempererat pelukannya di kaki Satria.
"Apa yang kau pikirkan! Dasar bodoh!" Marah Satria seketika menyadarkan Ainun dari mimpi buruknya.
"Suara itu?" Tanya Ainun mulai menatap apa yang ada di depannya.
"Suara itu? Apa maksudmu? Kau pikir kau sedang berlibur di hotel!" Bentak Satria meninggikan suaranya.
Ainun pun mulai berdiri dan menjauhi betis Satria, netranya mulai menyorot ke arah pria itu "Ka-Kau! Kau rupanya nyata!" Teriak Ainun menunjuk Satria dengan tidak sopannya.
"Nyata? Apakah maksudmu aku ini seperti hantu?" Tanya Satria merasa tersinggung.
"Ah tidak. Maksudku, pakaian ini dan... Kamar ini? Aku tidak bermimpi... Rupanya aku sungguh telah menikah dengan pria aneh sepertimu!" Teriak Ainun merasa prustrasi.
"Pria Aneh? Kau pikir siapa dirimu. Apakah kau mengira aku menikahi mu karna aku mencintaimu? Heh... Sungguh menjijikan. Kalau begitu, aku akan membantumu menjernihkan pikiranmu!" Satria mulai menghampiri Ainun dan lekas menarik tangannya menuju kamar mandi.
"Ah! Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Ainun panik, Satria menyeret kasar Ainun menuju sebuah Bathtub.p
"Kau harus mendinginkan kepalamu!" Tegas Satria melempar Ainun kasar ke arah bathtun itu.
"Kyaa!"
BYUUURRR!!
Ainun terjatuh ke dalam bak berisi air penuh itu dan hampir tenggelam "Kenapa kau menyakitiku!" Teriak Ainun mengomentari perlakuan Satria yang sangat kasar itu.
"...Aku memang akan menyakitimu... Aku ingin Rangga tahu, jika kau menderita ketika menikah denganku!"
"Rangga! Apakah alasan ini kau menikahi ku?" Ainun sungguh tak mengerti pada pria di depannya itu.
Satria mulai berjongkok dan menatap Ainun dengan tatapan tajam "Ya. Alasan ku menculik dan menikahi mu hanya lah untuk membalaskan dendamku pada kluarga Pratama..."
"Tapi kenapa aku?"
"Karna Rangga sangat mencintaimu. Besok, kau lihat saja akibat dari pernikahan ini... Aku pastikan, perusahaan pratama akan anjlok dan akan jatuh ke posisi kritis!" Tegas Satria sembari terkekeh.
"Mana mungkin! Kenapa kau begitu yakin akan rencana mu itu.. Rangga tak akan terpengaruh hanya karna masalah sepele seperti ini!"
"Jika kau tidak percaya... Simak saja nanti. Setelah mereka benar benar hancur. Maka aku tak akan penah membutuhkan mu lagi!" Tegas Satria mulai menjauhi Ainun.
Satria lekas melepas seluruh kain yang membelit tubuhnya itu di hadapan Ainun "Apa yang kau lakukan!" Teriak Ainun menutup wajahnya dengan ke sepuluh jemarinya.
"Apa yang akan ku lakukan tak ada hubungannya dengan mu!" Balasnya begitu dingin.
Setelah Satria tampak polos tanpa sehelai benang pun. Ia mulai menekan botol sampo dan mengoleskannya di kepalanya. Ia memakai sabun mandi cair dan mengoleskan nya di tubuhnya. Tanpa rasa malu, Satria memberisihkan dirinya di hadapan wanita yang belum pernah berada di posisi itu...
Satria menekan sower dan membasahi tubuhnya dengan air tersebut hingga tubuhnya tampak press dan segar. Tubuh yang indah milik Satria pun mulai di baluti oleh handuk putih yang ia pakai di pinggangnya.
"Lekas lah bersihkan dirimu!" Tegas Satria mulai meninggalkan kamar mandi.
Ainun masih menutup wajahnya dengan kelima jemarinya sembari terus berkata "Astaga! Astaga!" Ainun sungguh ketakutan, ia pikir Satria akan melakukan hal tak senono padanya.
"..." Pikiran Ainun lekas kosong setelah melihat tubuh ferpact laki laki itu...
Apa yang aku pikirkan dasar murahan bathin Ainun menggumam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments