Menjadi korban

***

"Lepaskan penutup kepalanya!" Ucap seseorang dengan suara yang agak berat. Ainun tahu jika suara pria yang memerintah itu adalah suara seorang laki laki.

"Baik Tuan!" Balas seseorang lainnya.

Ainun sama sekali belum bisa memastikan hal apa yang terjadi sebenarnya, sebab wajahnya masih tertutup kain hitam. Sehingga pandangan dan napasnya terbatas...

"..." Ainun tak berkomentar meski ia mendengar percakapan yang cukup serius itu.

"...Ken, segera persiapkan segalanya. Aku ingin semua media meliput pernikahan ku secara langsung!" Tegasnya, nampaknya yang bicara adalah Satria.

Pernikahan? Siapa yang akan menikah? Kenapa pria itu mengikat dan menutup kepalaku? Jangan jangan ini adalah tindak pidana penculikan atau pembunuhan... Atau jangan jangan pemerkosa... An? Pikiran Ainun sudah berputar kemana mana.

"Baiklah tuan muda..." Ken nampaknya mulai menghilang di area gedung itu.

Penutup kelapa yang membungkus Ainun pun berhasil di lepas, kemudian tampak lah dengan jelas... Meski ia merasa asing dengan tempat itu, tetap saja Ainun tak bisa tinggal diam.

Ainun menatap lurus ke arah pria tampan berpakaian jas putih senada dengan gaun yang Ainun kenakan. Ainun yang curiga lekas mececar Satria dengan banyak pertanyaan di benaknya.

"Di mana ini?! Dan juga kau! Siapa kau! Siapa kalian semua!" Tegas Ainun memasang tatapan garang ke arah Satria. Namun mendengar pertanyaan Ainun yang begitu bertubi sungguh membuat Satria kesal.

"Siapa dirimu hingga bertanya padaku dengan tidak beretika!" Balas Satria terlihat sangar. Ainun pastikan dengan penglihatannya itu, jika pria di hadapannya bukanlah pria sembarangan.

Terlihat dari cara duduknya yang begitu semena mena, dan beberapa pria berjas hitam tengah berjejer di belakang kursi yang Satria duduki.

"Mafia..." Bisik Ainun ketar ketir ketakutan.

"Hei... Apakah benar, kau adalah calon istrinya Rangga?" Tanya Satria menatap Ainun di kursi yang tak jauh dengan tempat duduk Ainun.

"Untuk apa kau bertanya?" Balas Ainun mengabaikan pertanyaan Satria.

"Cih. Rupanya kau sungguh wanita yang tidak beretika. Bahkan berbicara pun sangat tidak sopan!"

"Tidak sopan? Apakah pria aneh yang mengikat wanita itu bisa di sebut sopan?" Ainun terus saja membalik balikan pertanyaan Satria tanpa merasa sangat ketakutan.

"Kau berani juga ya? Cih. Tapi maaf, untuk saat ini aku tidak akan menyakiti atau pun membunuhmu..." Jelas Satria seketika membuat Ainun bungkam.

"...Membunuh?" Bisiknya nyaris tak terdengar.

"Sebaiknya, tutup lah mulutmu sebelum aku yang merobeknya" Bentak Satria. Satria seketika bangkit dari duduknya lalu menghampiri Ainun yang saat itu sangat ketakutan.

"He he... Akhirnya kau diam juga"

"Sebenarnya, siapa kau... Dan untuk apa aku di sini?"

"Pertanyaan yang bagus. Aku di sini untuk menikahi mu!" Jelasnya membuat bola mata Ainun membelalak.

"Apa? Menikah? Mana mungkin, hari ini seharusnya aku menikah dengan Rangga calon suamiku!" Tegas Ainun mulai ingat akan satu hal yakni pernikahan.

"Heh. Kau kira untuk apa aku menculikmu. Sebenarnya melihat wajahmu yang jelek itu, aku sungguh ingin muntah karna jijik!"

"Begitu ya. Lalu kenapa kau melakukan ini semua!" Balas Ainun mulai meninggikan nada bicaranya.

"Balas dendam!" Sela Satria mulai berjongkok di hadapan Ainun dengan sorot mata tajam seakan menusuk jantung Ainun.

Deg!

Balas dendam katanya? Dia sungguh pria yang menakutkan! Kenapa dia ingin membalas dendam padaku? Apakah aku punya salah padanya?" Tanya Ainun dalam hatinya. Matanya tak henti membulat dan bola matanya jelalatan mencari celah untuk meloloskan diri dari cengkraman pria itu.

"Kau pasti bercanda?" Ainun tersenyum pahit.

"...Heh. Jangan salah paham, untuk saat ini. Aku membutuhkan jasa mu agar balas dendam ku pada kluarga Pratama berjalan mulus..."

'Apa maksudmu!" Ainun sungguh penasaran akan niat buruk pria di depannya itu.

"Aku berhak tak memberitahukan alasan balas dendam ku padamu. Apakah kau paham!"

"..."

"Ingat, jika kau melakukan kesalahan, aku akan membuat ayahmu dalam masalah!" Satria lekas mengancam Ainun.

Ainun tak terima jika Ayahnya akan ikut di permainkan oleh laki laki di depannya itu "Kau jangan macam macam pada Ayahku!"

"Kalau kau tak ingin melukai Ayahmu. Maka, bersikaplah yang baik dan menurut pada ku... Satu kalimat saja keluar dari bibirmu di ijab kabul ku... Maka, kau akan habis!" Tegas Satria memperingatkan Ainun.

Dengan menahan rasa sedih pun ia mulai menerima kenyataannya, kenyataan yang pahit.. Kenyataan bahwa saat ini Ainun harus menikahi Satria. Pernikahan setingan yang tak benar adanya, Ia pun harus rela menghianati Rangga di hari pernikahan mereka.

***

"Tuan Rangga! Lihat... Bukankah ini adalah nona Ainun?" Tanya salah seorang penata rias.

"Mana?" Rangga menatap layar ponsel berukuran 6.6 inc milik perias itu.

Saat netranya memastikan, betapa terlukanya dia... "Tidak mungkin? Mana mungkin Ainun menghianati aku..." Sesak seketika itu. Dada Rangga seketika merasa sangat sakit...

"Rangga sayang. Yang sabar... Jangan terbawa suasana! Tuan Zaki harus bertanggung jawab! Ibu harus menuntut tuan Zaki atas insiden penipuan ini!" Amuk Ny Mirdad tampak beringas.

Sedangkan Rangga hanya bisa duduk diam di kursi pelaminan seakan tak percaya pada apa yang telah menimpanya "Ainun!" Adiknya Racell lekas menenangkan sang kakak.

"Kakak... Yang sabar ya? Ainun memang tak pantas untukmu... Dia benar benar wanita murahan. Aku akan membuat perhitungan dengan nya nanti!" Amuk Racell mendendam pada Ainun.

Pernikahan Ainun dan Satria berlangsung dengan hikmat, dan sah di mata hukum dan secara agama, meski wali yang di datangkan hanyalah wali hakim. Sekarang Ainun adalah istri sah Satria menjadi suami istri...

Para tamu undangan sangat antusias datang meski pesta itu di sebut pesta pernikahan kejutan. Tak ada angin tak ada hujan, tahu tahu Satria mengundang setiap sahabatnya juga rekan bisnisnya secara resmi di pesta pernikahan dadakannya itu.

Setelah beritanya menyebar tentang pernikahan itu, Satria pun lekas memantau hal apa yang berdampak pada kluarga Pratama. Dan Satria sangat senang, sebab apa yang ia harapkan benar benar terjadi...

Satria berhasil memecah keluarga Pratama, ayah Rangga masuk rumah sakit karna syok. Nampaknya Tuan Rama terkena serangan jantung mendadak. Dan Ny Mirdad menerima rasa malu yang sangat berat.

Bahkan ia di cemooh dan di rendahkan juga di remehkan oleh teman teman arisan berliannya. Juga semua itu berdampak pada Rangga... Akibat insiden itu, bukan hanya Satria yang menyimpan dendam. Tapi juga dendam baru tumbuh di hati Rangga untuk Ainun bersama Satria...

"Ainun... Inikah balasan dari segala penantian ku selama ini! Berpacaran dengan ku! Dan menikah bersama pria lain!" Amuk Rangga mengepalkan tangannya. Rahangnya menggit kuat dan tampak greget.

Apakah ini awal dari cerita Ainun dan Satria atau malah ini adalah akhir dari cerita pernikahan setingan di antara keduanya...

Yuk simak lagi cerita selanjutnya, mohon dukungannya ya... Meski alurnya masih berantankan, tapi kedepannya Autor akan berusaha keras. Terimakasih... See You bye bye...

Terpopuler

Comments

Ran Cunit

Ran Cunit

Masih memantau cek

2024-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!