***
Ainun dan Ken telah keluar dari gedung resepsi pernikahan menuju rumah utaman milik Satria. lama di perjalanan Ainun pun tak sengaja terlelah karena lelah...
Ken menatap pengantin wanita milik tuannya itu terkulai di kursi belakang kemudi. Ken pun tersenyum pahit "Dasar tuan muda. Padahal tak perlu menculik dan menikahi wanita ini. Cukup menjentikan jemarinya saja, dia sudah mampu menghancurkan perusahaan yang terbilang kecil seperti perusahaan milik kluarga Pratama" Ken terkekeh.
"Apa yang sebenarnya tuan pikirkan" Sambungnya membungkam mulutnya.
Sampailah di gerbang utama menuju kediaman Satria "Tin Tin!!" Ken membunyikan klaksonnya hingga membuat Ainun terperanjat.
"Ampuni saya! Saya tidak bersalah!" Gumam nya kalang kabut. Nampaknya Ainun masih ngelindur...
Ken mendelik dan mengintip di kaca depan yang terletak di atas kepalanya "Anda sudah bangun nona?" Tanya Ken tersenyum ke arah Ainun lewat kaca persegi panjang itu.
"Ahhh... Maafkan aku!" Ainun lekas menutup wajahnya karna malu.
"Bersiaplah nona. Kita hampir sampai" ujar Ken.
Ainun memperhatikan sekeliling, jalanan menuju kediaman Satria sungguh rapi dan nyaman. banyak sekali taman bunga dan beberapa air mancur dengan lampu taman yang begitu mewah "Rumah Rangga juga besar, tapi dia tak memiliki taman hidup seindah ini" Gumam Ainun.
"Apakah anda kerasan nona?" Tanya Ken toba tiba.
"Ah. Itu, sebenarnya aku... Aku ingin pulang dan menjenguk ayahku" Bisik Ainun merubah air wajahnya menjadi sangat sedih.
"Begitu ya. Saran saya, jika anda ingin ayah anda baik baik saja. Sebaiknya, anda menurut saja pada tuan muda" Ujar Ken memperingatkan.
"Tapi. Aku masih tidak paham, kenapa tiba tiba tuan aneh itu menculik dan menikahi ku... Aku, jadi benar benar merasa bingung!" Ainun menunduk dan mengepalkan tangannya. Ia meremas pakaian pengantin yang ia kenakan itu kuat kuat.
"Sebaiknya. Anda turuti saja apapun ke hendak tuan muda. Dengan begitu, anda atau pun ayah anda... Pasti akan selamat" Tegas Ken kembali mengingatkan Ainun.
Ainun lekas berfikir "Akan selamat? Apakah pria yang menikahi ku secara paksa itu benar benar pria sekejam itu? Aku sungguh dalam masalah besar... Rangga, maafkan aku... Aku telah menyakiti hatimu di hari yang kita dambakam bersama" Bathin Ainun menggumam.
Ken mendelik lagi dan ia pun mulai merengut, Ken juga terlihat sangat kecewa pada tuan mudanya "Nona kita sudah sampai" Ujar Ken.
Ainun pun mulai mengintip di balik kaca jendela mobil yang ia naiki. Seketika setelah netranya menyapu lurus ke arahnya, ia pun terkesima... "Nona silahkan" Ken membuka kan pintu mobil itu. Dan Ainun turun perlahan dari mobil itu.
Ainun tak pernah menyangka jika ia akan di sambut begitu antusias oleh para pelayan yang saat itu berjejer rapi di dua sisi kanan dan kiri. Bahkan pakaian pelayan itu sungguh rapi dan serasi, juga begitu kompak... Nampaknya peraturan di kediaman tersebut sangatlah ketat hingga pakaian mereka pun berseragam.
"Selamat datang, nona muda" Sambut mereka berbarengan. Ainun kembali membelalak, ia sungguh merinding ketika mendengar mereka berseru nona muda.
Astaga. Jangan jangan yang menikahi ku adalah seorang pria kaya? Tanya Ainun dalam hatinya.
"Silahkan nona... Masuklah" Ucap Ken menyambut Ainun yang masih mematung di front kediaman tersebut..
Mendengar seruan Ken, Ainu pun perlahan melangkah menuju kedalam rumah itu "Ayo nona... Melangkah lebih cepat, karna... Tuan muda sedang dalam perjalanan" Ujar Ken.
Apa? Pria aneh itu dalam perjalanan? Kenapa dia tiba tiba dalam perjalanan? Tau begitu sudah saja pulang bersama, dasar jahat! Bathin Ainun menggumam.
"Ah. Baiklah!" Ainun mempercepat langkah kakinya menuju ke dalam rumah. Namun, baru saja ia sampai di perempat daun pintu. Ia malah di buat membelalak "Tunggu! Siapa yang izinkan wanita kumuh ini masuk!" Bentak seseorang. Ainun sungguh kaget.
"Eh!" Bisiknya kaku. Bagai mana Ainun tidak canggung, rupanya di dalam rumah besar itu tengah berdiri seorang wanita cantik berfostur tinggi ramping dengan kulit putih pucat dan rambut kuning menggelombang tengah berdiri di depan Ainun bersama dua anak kecil.
"Nona Yerim, tolong jangan perkeruh suasana. Biarkan dia masuk" Pinta Ken memperingatkan Yerim.
"Ibu. Siapa wanita dengan pakaian pengantin itu?" Tanya Seorang anak laki laki yang begitu manis. Ia menarik rok pakaian ibunya lalu bertanya demikian.
A-apa? Ibu? Apakah dia ibu dari anak itu? Jangan jangan laki laki yang menculik dan menikahi ku itu adalah suaminya? Oh tidak... Bagai mana ini?" Tanya Ainun dalam hatinya.
"Entahlah, ibu juga tidak tahu!!" Tatapan tajam dan begitu angkuh mulai menyambut Ainun dari sorotan wanita itu.
"Kenapa kakak ku mau menikahi wanita jelek sepertimu! Kau sungguh tidak enak di pandang!" Ucap anak kecil berusia sepuluh tahun itu menunjuk Ainun penuh dengan rasa ke tidak puasan.
A-apa? Jelek! Sabar Ainun... Dia kan cuma anak kecil. Sabar sabar!"Bathin Ainub menggumam sembari menyuport dirinya sendiri.
"Nona Raisha, tolong jangan begitu ya... Biarkan nona Ainun pergi ke kamar. Jika sampai tuan muda tahu kalian mempersulit nona Ainun, maka tuan muda pasti akan marah besar" bujuk Ken memperingatkan mereka.
"Ainun? Nama yang aneh..." Gumam Yerim.
"Nama yang kampungan dan tidak enak di dengar!" Geram Raisha.
"Ibu. Apakah wanita itu akan tinggal di sini?" Tanya anak laki laki yang begitu manis dan imut di mata Ainun.
"Entahlah. Sepertinya begitu..."
"Lalu. Bagai mana dengan kita?" Tanya Anak laki laki berusia lima tahun itu.
"Verll jangan khawatir, dia tak akan tinggal lama di sini kok. Besok juga pasti bakalan di usir!" Jelas Yerim menatap tajam Ainun.
Glek!
Sadar begitu tak nyamannya suasaan di ruangan itu. Ainun pun ikut melangkah menuju Ken "Ayo nona. Kemari" Ujar Ken.
Akhirnya. Tanpa menghiraukan kata kata yang menyakitkan dari mereka, Ainun pun naik ke lantai atas di mana itu adalah kamar utama.
"Nona. Ini adalah kamar anda, silahkan masuk lalu bersihkan diri anda. Lalu turun satu jam lagi ke lantai bawah untuk menyambut kedatangan tuan muda..."
"Menyambut? Kenapa harus? Dia kan bisa naik sendiri ke lantai atas?" Tanya Ainun kesal.
"Sebaiknya anda ikuti saja saran saja. Jika tidak, maka anda akan dalam masalah besar" Tegas Ken.
Ken pergi dan Ainun pun masuk kamar tersebut, Klek! Saat ia masuk... Netranya kembali di kejutkan dengan sebuah kamar tudur yang begitu luas dan megah. Semua dekorasi di ruangan tersebut di dominasi warna putih. Ranjang yang megah dan begitu empuk "Wah... Ini nyaman sekali!" Ainun berguling guling di ranjang itu dan menikmati kenyamanan yang hakiki.
"Ah... Ini serasa di surga!" Pekik Ainun senang.
Ainun pun menciumi wewangian di sprei itu dan tanpa sadar pikirannya mulai kosong ia merasa sangat tenang dan lama lama ia pun menyelam ke alam mimpi. Bahkan Ainun mengabaikan peringatan dari Ken tentang membersihkan diri dan menyambut tuan muda nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments