Bapak Salim Wiharja dan istrinya Aryani Wiharja sedang duduk di teras belakang rumah mereka sore itu.
Aryani tampak resah mengingat anak lelakinya akan bertugas di Cirebon.
Dia ingat 7 tahun yang lalu anaknya kecelakaan motor dan menabrak orang sampai meninggal di kota itu.
Anton anaknya pulang dari Semarang, saat itu jauh-jauh dia dari Bandung ke Semarang untuk menemui kekasihnya.
Maksud hati mau memberi kejutan kepada kekasihnya, yang ada malahan dia terkejut karena mendapati kekasihnya sedang bercinta dengan lelaki lain.
Amarah yang teramat sangat saat melihat dirinya dikhianati membuat dia mabuk dan mengebut di jalanan luar kota sampai terjadi kecelakaan itu.
5 bulan anaknya koma di rumah sakit, dan yang membuat paling nyeri di hati adalah kaki kirinya harus diamputasi karena tulang kakinya remuk hancur menghantam pohon besar sehingga tak bisa diperbaiki lagi.
Remuk hancur tulang kakinya tidak bisa diperbaiki, dan bila tidak diamputasi nanti akan merusak jaringan yang diatasnya yang masih baik.
Saat ini kaki kirinya menggunakan kaki palsu atau dalam kedokteran istilahnya kaki prostetik.
Dan selama hampir 1 tahun lebih anaknya mengurung diri di dalam kamar tak mau lagi melanjutkan studi kedokterannya.
Baginya dunia sudah gelap tidak ada lagi masa depan.
Dia merasa sudah tak berguna dan tak berarti lagi.
Sampai akhirnya dia tersadar sendiri, dia yang kembali bangkit untuk berubah dan mau kembali melanjutkan studinya.
Saat itu dia tak sengaja mendengar ceramah dari salah satu ustad terkenal di televisi.
Ustad tersebut menyampaikan bahwa betapa dosanya seseorang menghapuskan kesempatan masa mudanya dengan sia-sia. Bila saat ini kita jatuh karena izin Allah. Yang telah terjadi pada hidup kita karena izin Allah, jangan pernah kita tak percaya karena Allah pasti mempunyai rencana terhadap hidup kita.
Sejak saat itu dia menjadi kembali rajin sholat, dia juga melihat di channel you tube kesaksian orang-orang yang cacat berkaki satu namun tetap menjalankan ibadah.
Dan dia juga melihat ternyata bukan dirinya saja yang menjadi orang cacat. Bahkan dibeberapa negara lain yang kondisi politiknya kacau, terjadi perang antar agama. Banyak dokter muslim yang cacat namun tetap memberikan pelayanan kepada sesamanya yang terluka karena perang.
Dia tidak hidup dalam kondisi perang, dia hidup jauh lebih baik, dan dia menyia-nyiakan 1 tahun untuk sesuatu yang tak berarti.
Sejak itu Anton berubah, menjadi lebih taat beragama dan juga lebih banyak berkarya untuk sosial.
Bahkan diapun terkadang tak mau dibayar apabila memang ada orang berobat dan tak mampu.
Cuma kelemahannya masih ada yaitu dia masih belum mau membuka hati untuk wanita.
Padahal bulan depan usianya sudah 32 tahun.
"Sudah mamah jangan banyak pikiran, biarkan saja dia menjalani tugasnya disana. Pasti ada hal baik yang akan dia dapatkan," tutur pak Salim Wiharja kepada istrinya.
"Iya pah, sebenarnya mamah juga berharap Anton bisa mendapatkan kebaikan. Kalau bisa sih mendapatkan jodoh. Kasihan dia sudah umur segitu, kita juga semakin tua, belum tentu umur kita sampai kapan. Mamah pengen punya cucu dari Anton pah".
Sambil menghela nafas pak Salim kembali berkata," Kita berdoa saja semoga Allah membukakan jalan, Anton diberikan jodohnya yang terbaik".
Saat sedang berbincang terdengar pintu depan dibuka, ternyata Anton pulang.
"Assalamualaikum, mamah!!! Papah!!! Ada dimana?" Panggil Anton.
"Walaikumsalam, iya ada dibelakang sini," jawab mamah nya.
Lalu Anton menghampiri kedua orang tuanya dan dia menyalami keduanya.
" Pah, Mah, besok Anton cuti sampai Jumat. Rencana besok mau ke Cirebon lihat tempat kerja dan lihat kontrakan".
"Tempat yang dulu digunakan dokter Harsono katanya masih kosong. Jadi ingin tahu seperti apa. Mamah sama papah mau ikut engga sekalian jalan-jalan," ajak Anton kepada kedua orang tuanya.
"Anton sama sopir cici Anita engga nak?" tanya ibunya.
"Engga mah, saya saja yang nyetir. Sambil santai. Dekat kok sekarang kan lewat jalan tol".
"Papah sih hayuk saja, pensiunan ini pengangguran. Bebas dong. Sekalian kuliner makanan Cirebon enak-enak loh".
"Iya tapi gimana kalau Anton capek, nanti kalau kakinya capek. Kasihan Anton mending bawa sopirnya cici Anita ".
"Yaelah Mamah, engga dong. Mobilkan transmisinya otomatis. Jadi engga capek. Kalau memang capek kan papah bisa gantian nyetir".
" Ya sudah terserah saja, mamah tuh cuma khawatir saja Anton capek".
"Tenang mah, percaya saja semua akan baik-baik saja. Jadi besok jam 7 pagi kita berangkat yah,"kata Anton.
Dan kedua orang tuanya pun setuju.
Petunjuk arah menunjukkan mereka harus keluar dari tol Palimanan.
Dan merekapun mengikuti petunjuk arah tersebut.
Sampai juga di depan puskemas Jamblang, dan Antonpun turun mencari seseorang yang bernama pak Tarmidi kepala puskemas tersebut.
Setelah bertemu Anton memperkenalkan dirinya, dan dia juga menyampaikan bahwa dirinya sedang cuti jadi dia pergunakan untuk mengetahui dulu lokasi kerjanya.
Pak Tarmidi menyambut hangat dan diapun diperkenalkan kepada rekan lainnya.
"Dokter iku jalane priben ya, aneh temen, kaya sikile lara bae,"bisik Murni kepada Jaya temannya.
(\=Dokter itu jalannya kenapa yah, aneh, apa mungkin kakinya sakit)
"Ya embuh ya, masa kita kudu nakoni," jawab Jaya.
(\=tidak tahu yah, masa aku harus menanyakannya)
Tak lama Antonpun pamit, dan dia mengatakan hari senin depan sudah aktif di puskesmas tersebut.
Setelah itu, Anton menghubungi Mela untuk melihat paviliun yang akan disewanya.
Melapun berbagi lokasi dengannya, dan Anton mengikuti petunjuk tersebut.
"Kok toko besi yah," kata Anton.
" Tapi dipetunjuk sudah benar lokasinya disini".
" Coba kamu telepon lagi, takutnya salah," kata papahnya.
" Halo, ibu Mela, saya sudah di lokasi sesuai petunjuk. Tapi kok toko besi yah?"tanya Anton.
"Oh iya, mobil hitam yah. Benar pak, tempatnya yang di sebelah toko besi. Itu di depan yang rumah warna coklat. Bapak masuk dari gerbang halaman pinggir nanti langsung belok ke paviliun. Nanti saya kesana,"Mela menjelaskan secara detail.
Lalu Antonpun mengikuti arahannya.
Setelah parkir di depan bangunan warna coklat, mereka semua turun.
"Duh Anton, panas pisan kieu," ujar mamah sambil kegerahan.
(Bahasa Sunda\= Duh Anton, panas sekali yah)
"Puguh pan Cirebon ieu teh Mah, pasti hawa na panas pisan," kata Anton menjelaskan.
(\=Jelaslah kan ini Cirebon, tentu hawanya panas sekali)
Tak lama tampak seorang gadis menghampiri mereka. Usianya sekitar 25 tahun, dan dia tampak sangat enerjik dengan dibalut kerudung warna biru muda
"Selamat siang, saya Mela," katanya sambil mengenalkan diri dengan hanya menempelkan kedua tangan di depan dada.
"Anton,"jawab Anton singkat sambil membalas yang sama hanya menempelkan tangannya juga di depan dada.
Begitu juga Mela kepada pak Salim Wiharja, namun dia menyalami ibu Aryani.
Lalu Mela dengan sopan santun
mempersilahkan semua masuk ke dalam paviliun untuk melihat-lihat.
Dan dia menjelaskan bahwa sewa paviliun ini sudah berikut isinya. Ada 2 kamar tidur lengkap tempat tidur dan lemari, 1 kamar mandi, ada dapur dan juga ruang tamu.
Harga sewa awalnya Mela menyampaikan 9 juta, lalu negosiasi dan akhirnya setuju dengan 7,5 juta per tahun.
Dan Antonpun rencananya akan menempati mulai hari minggu sore nanti.
Melapun menyatakan kesanggupan untuk membersihkan lagi dan sebagainya.
"Bu Mela, kalau misalnya cuci dan setrika baju disini sudah termasuk fasilitasnya atau bayar lagi sendiri?"tanya Anton.
"Bayar lagi sendiri pak, nanti bisa lewat saya. Oh iya, ini listrik sistem token, untuk bulan pertama mendapat gratis pulsa 100 ribu dan selanjutnya kalau habis isi sendiri. Untuk isi ulang bisa hubungi saya juga," Mela menjelaskan panjang lebar.
"Baik dan untuk surat perjanjian sewa menyewanya bagaimana bu, karena saya harus menyerahkan sebagai bukti ke kantor".
"Nanti hari minggu ketika bapak datang saya siapkan semuanya".
"Maaf pak, saya minta copy KTP nya".
"Waduh belum saya fotocopy bu, bagaimana yah...?".
"Jaman now pak, foto saja kirim ke chat saya," jawab Mela sambil tersenyum.
Antonpun tersipu-sipu, merasa gadis itu lucu juga gaya bicaranya dan Deg....kok manis juga senyumnya batin Anton.
"Baik, kalau begitu terima kasih bu Mela, nanti saya hubungi lagi kalau saya sudah transfer".
"Neng, maaf ibu mau tanya bagaimana dengan keamanannya disini?"tanya Aryani.
"Jangan khawatir bu, keamanan 24 jam, karena ada penjaga malam disini untuk toko juga," jelas Mela.
"Toko besi itu punya neng juga yah?"tanya Aryani lagi.
"Bukan bu, saya hanya karyawan di sini".
Dalam hati Aryani merasa senang dengan gadis itu, orangnya lincah, cerdas dan tampak cekatan.
Sementara dalam hati Mela juga berkata, serasa pernah melihat kedua orang tuanya dokter itu, tapi dimana yah.
Dokter itu tidak terlalu muda, dan jalannya aneh, lagipula tampaknya mereka etnis Tionghoa.
Entahlah biarkan saja yang penting semoga orang ini segera membayar agar uangnya bisa segera aku bayarkan ke sekolah Wahyu.
Lalu Anton melanjutkan perjalanan dengan menggunakan petunjuk dari selularnya.
Mencari kuliner salah satu makanan khas Cirebon yaitu empal gentong, lalu juga berkeliling ke sentra batik Trusmi yang terkenal.
Setelah membeli oleh-oleh untuk kakaknya Anita, merekapun kembali ke Bandung.
Namun sepanjang jalan Aryani merasa dekat sekali dengan gadis tadi. Entah mengapa ada di relung hati terdalamnya timbul rasa entah sayang, entah iba atau entah apa tak jelas. Yang pasti di bawah sadarnya Aryani berharap gadis itu bisa menjadi jodoh anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Firchim04
Semangat author😊
Salam dari "Dosenku Sahabatku"
2020-08-28
1