Anton duduk terdiam sambil memegang surat tugas terbaru dari Departemen Kesehatan Kota Bandung.
Surat tersebut berisi penunjukan dirinya mulai minggu depan harus segera mengisi kekosongan dokter umum di puskemas Jamblang Kabupaten Cirebon.
Hal itu membuatnya lemas dan serasa hilang gairah. Bukan karena penugasannya, tetapi Kota Cirebonnya.
Ada sekelumit kisah kelam masa lalu dalam hidupnya yang berhubungan dengan Kota Cirebon.
Namun entah mengapa permainan kehidupan mengharuskannya kesana.
Bila dia menolak tentu akan mempersulit langkahnya untuk suatu saat dia membuka praktek atau klinik sendiri.
Harus menjalani sekitar 7 tahun penempatan di berbagai daerah, maka baru dia bisa mengajukan permohonan membuka klinik sendiri.
Dia terlambat lulus dulu karena suatu kecelakaan di Cirebon, dia harus kehilangan kaki kirinya karena suatu kecelakaan di Cirebon.
Kadang kata Cirebon seolah mimpi buruk baginya. Tapi kenyataan berbicara dia harus kembali kesana dan tidak untuk sebentar saja.
Kemarin dia sudah bicara dengan kedua orangtua dan kakak perempuannya. Tapi semua malah mendukung, mereka menyemangati agar Anton tidak terbelenggu mimpi buruk.
Bahkan kakak iparnya yang seorang psikolog menyarankan sesuatu yang ditakuti justru harus berani untuk dihadapi.
Setelah Tahajud dan berdzikir, akhirnya Antonpun merasakan bahwa Allah pasti punya rencana untuk dirinya dan biarlah dia mengikuti kehendak Allah atas penugasan ini.
Semalam dia di kirimkan SMS oleh tim pengurus penugasan untuk menghubungi dokter Harsono yang sebelumnya bertugas disana. Perihal tempat tinggal yang sebelumnya ditempati oleh dokter Harsono.
Hari senin pagi dokter Harsono sedang bersiap untuk praktek di suatu Puskesmas di kota Serang Banten.
Beliau sebelumnya bertugas di Kabupaten Cirebon selama hampir 3 tahun. Namun ada rotasi sehingga beliau dipindahkan ke Serang Banten.
Saat ini di Kabupaten Cirebon tepatnya di Puskesmas Jamblang kekurangan tenaga medis karena dokter Harsono pindah tugas.
Rencananya dalam waktu dekat ada dokter pengganti dari Bandung bernama dokter Anton Wiharja.
Pagi itu dokter Anton Wiharja menghubungi dokter Harsono melalui telepon genggamnya.
"Selamat pagi, dengan dokter Harsono?" tanyanya.
" Ya betul, maaf dengan siapa dan ada yang bisa saya bantu?"jawab dokter Harsono sambil bertanya balik ingin tahu siapa yang tiba-tiba menghubunginya.
"Maaf mengganggu, saya dengan dokter Anton Wiharja yang akan bertugas di Cirebon," jawab Anton.
" Oh iya, salam sejawat dokter Anton, bagaimana dokter Anton ada yang bisa saya bantukah?".
"Ya dokter Harsono salam sejawat, begini saya mau minta informasi untuk tempat tinggal yang sebelumnya dokter tempati. Apakah punya nomor kontak pemiliknya, saya rencana lusa akan ke Cirebon untuk survey kebetulan sedang cuti, jika cocok semuanya mungkin segera bisa saya tempati karena senin depan harus segera tugas disana".
" Oh ada, iya tempatnya untuk saya sih kemarin ini lumayan bagus. Sederhana sih. Tapi kalau misal dokter Anton bawa keluarga mungkin terlalu kecil".
"Oh saya belum menikah, jadi saya memang akan sendiri nanti".
"Hmm begitu yah, baik nanti saya kirimkan nomor yang bisa dihubungi yah. Saya tanyakan siapa dulu siapa tahu masih kosong tempatnya".
"Baik terima kasih dokter Harsono, saya tunggu konfirmasinya. Selamat bertugas".
Dan pembicaraanpun diakhiri.
Lalu dokter Harsono mencari nama di kontak teleponnya dan muncul nama Mela.
Lalu diapun menghubungi Mela.
Pagi itu Mela sedang memeriksa catatan kontra bon yang harus dibayarkan hari itu dan juga nota-nota lainnya.
Tiba-tiba lacinya bergetar, lantas dia mengintip siapa yang menghubunginya.
Saat melihat nama yang tertera di telepon genggamnya, matanya sontak berbinar dan segera menyahutnya.
" Assalamualaikum dokter, apa kabar, kirain lupa sama Mela. wah sombong yah engga pernah telepon atau chat Mela lagi nih," Mela dengan cerianya menyahut teleponnya tersebut.
"Walaikumsalan, ini saya lagi telepon kamu. Masa sombong. Kamu juga sombong engga mau kontak saya duluan".
"Hahahaha....takut dok nanti disangka pelakor".
"Hahahah...bisa saja kamu tuh yah. Memang engga berubah kamu tuh yah suka ngasal aja".
"Eh Mela, paviliun sudah ada yang mengisi lagi atau masih kosong?"tanya dokter Harsono.
" Wah balik lagi kemari nih dokter?" Goda Mela.
"Serius nanya nih, buat yang gantiin saya nanti".
"Masih kosong dok, baru kemarin di cat ulang sama mang Didi".
"Oh oke sip deh, nanti aku kasih nomor kontakmu kepadanya yah".
"Siap dok, terima kasih".
"Eh, Mela...siapa tahu jodohnya kamu loh..hahahah".
"Kebiasaan deh dokter tuh, ngejek Mela saja deh".
"Kok ngejek, yah siapa tahu saja, kan jodoh rahasia Allah nok".
" Dasar dokter, oke deh Mela tunggu orangnya dan tunggu juga undangan dokter loh".
" Hahaha...Siap Mela, tapi janji yah harus datang kalau aku nikah. Nanti kamu bawa dokter itu yah...hahahah".
Dan mereka berduapun tertawa dan saling menggoda lagi. Akhirnya telepon diakhiri dan kembali kepada pekerjaan masing-masing.
Dokter Anton Wiharja baru saja selesai menandatangani surat tugas di Departemen Kesehatan Kota Bandung.
Dan saat sedang menunggu surat pengantar untuk keberangkatannya ke Cirebon dia mendapat chat dari dokter Harsono.
H: Salam sejawat dokter Anton, ini kontak chat saya. Tadi saya sudah menghubungi pengurus paviliun dan ternyata masih kosong juga kondisi baru selesai di cat.
A : Alhamdulillah, terima kasih atas bantuannya dokter. Apakah saya boleh minta nomor kontak pengurusnya?
H : Oh iya ini, 0812345678xx namanya Mela.
A : Baik dokter sekali lagi terima kasih.
H: Sama-sama
Setelah chat berakhir, dokter Anton menyimpan nomornya Mela dan menghubunginya.
"Selamat siang dengan ibu Mela?"tanyanya.
"Ya selamat siang, benar saya Mela. Maaf dengan siapa?" Mela bertanya balik.
"Maaf bu, saya dengan dokter Anton yang akan melihat tempat yang dulu ditempati dokter Harsono. Saya mendapat kabar katanya masih kosong yah".
"Oh iya memang masih kosong, kapan rencana akan kemari yah pak?"tanya Mela lagi.
"Kebetulan saya cuti, jadi rencana besok pagi saya akan menuju Cirebon untuk survey lokasi".
"Oke baik pak, begini saja nanti setelah tiba di Cirebon bisa hubungi saya lagi saja yah. Nanti saya berbagi lokasinya".
"Baik bu Mela terima kasih".
Kembali pembicaraan berakhir, Mela bahagia sekali dia berharap calon penyewa bisa cocok. Harapannya besar untuk mendapatkan uang tersebut.
" Nanti sore aku bersihkan lagi paviliun agar besok calon penyewa nyaman melihatnya".
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Penggemar
sepertinya bagus.....aku baca
2020-08-30
1
🥀🥀Rasyid-Rahmani🥀🥀
lanjut bawa like,,jangan lupa mmpir,,
2020-08-24
1