“Kazuo!” Usia Kazuo sudah mencapai dua tahun. Putranya itu sering sekali bersembunyi hingga membuat satu mansion pun heboh hanya karena mencari keberadaan dirinya.
“Apa ia menghilang lagi?” tanya Vanilla.
“Ya. Aku sudah mencari ke sekeliling Mansion, tapi tetap tak menemukannya,” jawab Ryu.
Baby sitter yang menjaga Ryu berlari mendekati tuan dan Nyonya-nya itu.
“Tak ada, Tuan. Saya sudah mencari ke semua tempat di mana ia biasa bermain, tapi tetap tak ada,” Venus, baru bekerja satu bulan di sana, tapi sudah dibuat pusing beberapa kali oleh Kazuo.
“Bagaimana bisa dia menghilang? Apa kamu tidak menjaganya dengan benar?” tanya Ryu dengan nada yang mulai meninggi.
“Ma-maaf, Tuan,” Venus menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat bersalah. Ini memang pertama kalinya ia bekerja, menjadi seorang baby sitter pula.
“Cari Kazuo sampai ketemu, kalau tidak bersiaplah untuk kupecat dan kulaporkan ke polisi,” kata Ryu penuh ancaman.
Deggg
“Ja-jangan, Tuan. Saya akan menemukannya. Saya berjanji akan menemukannya,” Venus langsung kembali berlari mengitari seisi Mansion.
“Sayang … jangan marahi Venus seperti itu. Sudah berapa baby sitter yang kabur karena kamu tidak bisa mengendalikan amarahmu itu?” Kata Vanilla.
Ryu memang tak bisa serta merta menyalahkan Venus, karena putranya itu memang selalu membuat ia naik darah dengan bersembunyi. Namun, jika Kazuo bisa menghilang seperti ini, bukankah itu pertanda bahwa babysitter yang menjaganya juga lalai.
“Kazuo! Kazuo keluarlah, Daddy punya banyak mainan untukmu,” dengan setengah berteriak Ryu berusaha membujuk putranya itu untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
“Istirahatlah dulu, aku tak ingin kamu melahirkan sebelum waktunya,” kata Ryu.
Vanilla saat ini memang sedang mengandung kembali. Usia kandungannya saat ini sudah mencapai delapan bulan. Ryu sangat menjaganya dan tak membiarkan istrinya itu kelelahan. Oleh karena itu juga, penjagaan terhadap Kazuo ia serahkan ke baby sitter.
“Aku tak tenang, mungkin sebaiknya kita tinggal di Mansion Daddy dan Mommy dulu sampai kamu melahirkan, bagaimana?” tanya Ryu.
“Terserah padamu saja, aku ikut,” jawab Vanilla.
Ryu tersenyum dan membawa Vanilla ke dalam pelukannya. Setelah menemani istrinya kembali ke dalam kamar, ia langsung bergegas menuju ruang kerjanya dan membuka semua CCTV.
Ryu memperhatikan satu persatu rekaman CCTV itu, hingga akhirnya ia hanya melihat bahwa Kazuo pergi ke arah taman belakang.
“Ve, cari Kazuo di taman belakang!” perintah Ryu.
“Saya sudah mencarinya di sana, Tuan. Dua kali,” kata Venus.
“Cari lagi!” Dengan bantuan beberapa pelayan, Benus kembali mengelilingi taman belakang, tapi tetap tak menemukannya.
“Tak ada, Ve,” kata salah seorang pelayan.
“Terima kasih, Aunty,” kata Venus. Tubuhnya sudah bermandikan peluh karena berlarian di dalam Mansion juga di taman belakang. Hatinya tiba-tiba mulai ketakutan kalau sampai Ryu memecatnya.
Berniat mengganti pakaiannya karena sudah terasa lengket, Venus pun masuk ke dalam kamar tidurnya. Matanya membulat ketika melihat siapa yang ada di atas tempat tidurnya.
“Zuo,” Venus langsung menghampiri pria kecil itu dan memandanginya, “Terima kasih … terima kasih kamu ada di sini.”
Tanpa terasa, air mata pun luruh di pipi Venus. Kini ia bisa bernafas lega karena setidaknya Tuan Ryu tak akan melaporkannya kepada pihak kepolisian. Jika memang ia akan dipecat, ia hanya perlu mencari pekerjaan baru, di mana ia bisa memiliki tempat tinggal.
Setelah mengganti pakaiannya, Venus menggendong Kazuo keluar dari kamar tidurnya. Ia akan memindahkan Kazuo ke dalam kamar tidur anak itu, setelahnya akan memberi laporan pada majikannya.
“Jangan ke mana-mana, Zu. Nanny hanya akan pergi sebentar memberi tahu Daddymu.”
Venus keluar dan berjalan menuju ruang kerja majikannya itu.
Tokkk tokk tokk …
“Masuklah.”
“Permisi, Tuan.”
“Kamu sudah menemukannya?” tanya Ryu.
“Sudah, Tuan,” jawab Venus.
“Di mana?”
“Di … kamar tidur saya, Tuan,” awalnya Venus enggan memberitahu, tapi daripada nantinya menjadi masalah jika ia berbohong, akan lebih baik jika ia mengatakan kebenarannya.
Ryu menghela nafasnya pelan, “Siapkan barang-barang keperluan Kazuo. Kita akan pindah sementara ke Mansion Daddy.”
Venus segera pergi dari ruang kerja Ryu. Ia takut saat melihat wajah Ryu yang terlihat begitu marah, membuatnya kembali teringat pada wajah Daddy-nya sendiri.
Venus kembali masuk ke dalam kamar tidur Kazuo. Ia mengambil sebuah koper dan memasukkan barang-barang yang dibutuhkan oleh Kazuo. Venus belum pernah menginjakkan kaki di Mansion Keluarga Smith yang lain. Ia hanya pernah bertemu Tuan Axel dan Nyonya Jessica saat mereka mengunjungi Kazuo.
Kamu beruntung, Zu. Kedua orang tuamu dan keluarga besarmu sangat menyayangimu. Mereka akan langsung mencarimu saat dirimu menghilang, berbeda dengan diriku. Keluargaku tak akan pernah peduli apa yang terjadi denganku. - batin Venus.
Baru saja Venus selesai memasukkan barang-barang milik Kazuo ke dalam koper, terdengar suara berisik dari arah luar. Kebetulan juga Venus tidak menutup rapat kamar tidur Kazuo.
“Cepat kamu hubungi Daddy dan Mommy!” perintah Ryu pada salah seorang pelayan yang juga berasal dari Mansion Smith.
“Baik, Tuan.”
***
Venus tak jadi pindah ke Mansion utama Keluarga Smith. Hal itu karena Vanilla tiba-tiba saja melahirkan sebelum waktunya. Semua keluarga Smith berkumpul di rumah sakit.
Sejak kejadian Kazuo menghilang, Venus benar-benar menjaganya dengan baik. Tak pernah sekalipun Venus melepaskan pandangannya dari Kazuo.
“Ve, Tuan memintamu bersiap-siap,” kata salah seorang pelayan.
“Baik, Aunty,” balas Venus.
Setelah menutup pintu kamar Kazuo, ia pun mendekati Kazuo yang tengah bermain di atas lantai yang ditutupi dengan karpet.
“Zu, kita siap-siap sekarang ya,” kata Venus pada anak asuhnya itu.
Tiga hari menjaga Kazuo di Mansion Ryu, membuat Venus lelah. Tak ada yang tahu hal itu karena Venus berusaha untuk tetap terlihat biasa saja di hadapan siapa pun. Hanya di malam hari, ketika Kazuo sudah tertidur, ia menumpahkan kesedihannya.
Nanny berharap semua masalah Nanny bisa segera selesai, Zu. Nanny lelah. Kalau bisa, Nanny ingin menyusul Mommy Nanny. - batin Venus sambil mengelus rambut Kazuo.
Tak ingin terus berada dalam pikiran yang menyakitinya, Venus merapikan beberapa barang Kazuo yang akan dibawa ke Mansion Utama Keluarga Smith.
“Kita berangkat, Zu,” Venus menggendong Kazuo sambil memakai ransel di punggungnya untuk membawa pakaian miliknya, juga mendorong sebuah koper berisi barang keperluan Kazuo.
***
Brakkk
“Di mana sebenarnya anak itu?!” teriak Vladimir dengan kesal.
“Ada apa? Dia yang mau pergi sendiri, jangan terlalu memanjakannya, nanti ia menjadi besar kepala,” ujar Izebel yang terus memprovokasi.
Vladimir berdecak, “aku tak masalah jika ia mau pergi dari sini, tapi bagaimana jika ia menuntut semua aset yang kumiliki.”
“Aset? Apa maksudnya?” tanya Izebel dengan rasa ingin tahu yang begitu tinggi.
“Ya, semua Aset ini adalah miliknya. Perusahaan, Mansion, bahkan semua mobil adalah miliknya. Aku telah menandatangani perjanjian dengan Maria sebelum kami menikah, karena semua harta yang aku dan kamu nikmati adalah milik Maria.”
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
niktut ugis
dech si Vladimir ternyata benalu... nyesek kan Izabel
2024-07-07
1
Fitri Prasetyo
nah loh nah loh, piye kuwi Izebel, harta sing mbok nikmati kuwi harta anak sing mbok gawe sengsoro.. siap-siap ae karma berdatangan.. opo meneh karma iku ra legi koyok kurmo.. 🤭😂😂😂
2024-03-04
4