Venus dibawa oleh Jessica langsung ke Mansion Smith yang ditempati oleh Ryu dan Vanilla. Di dalam mobil, Jessica bertanya tentang diri Venus. Dari mana dan mau ke mana, bahkan Jessica menanyakan tentang keluarga Venus. Venus menjawab semuanya, tapi tentu saja ditutupi dengan kebohongan.
Mobil yang membawa keduanya kini memasuki sebuah Mansion besar. Jessica dan Venus turun bersama-sama.
“Sayang!” teriak Jessica memanggil putra dan putrinya. Namun yang keluar justru adalah cucu tampannya.
“Mmaaa,” kata Kazuo yang belum terlalu lancar berbicara.
“Zuo sayang,” Jessica menurunkan tubuhnya dan menyambut Kazuo dengan sebuah pelukan.
“Ve, ini adalah Kazuo. Kamu akan bekerja di sini sebagai babysitter Kazuo. Aku berharap kamu bisa betah di sini.”
Venus hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia terbiasa dengan anak-anak, tapi untuk mengasuh seperti seorang babysitter, ia belum percaya diri.
“Saya akan mencobanya, Nyonya,” kata Venus yang tak ingin mengecewakan Jessica.
“Mom,” seorang wanita dengan perut yang membuncit, tampak keluar dari sebuah pintu.
“Sayang, kemarilah,” kata Jessica yang masih menggendong Kazuo.
Jessica kemudian memperkenalkan Venus pada Vanilla. Vanilla kemudian menatap Venus lalu tersenyum.
“Kamu mau bekerja di sini?” tanya Vanilla.
“Ya, Nyonya,” jawab Venus.
Vanilla kembali tersenyum, “Aku berharap kamu bisa tahan dengan suamiku. Ia galak.”
Jessica dan Vanilla tertawa kecil saat melihat wajah Venus yang tampak bingung.
“Aku hanya berharap kamu bisa tahan dengan omelan suamiku. Ia sangat posesif ada Kazuo dan tak ingin kesalahan sekecil apapun,” kata Vanilla kembali menjelaskan.
“Saya akan melakukan semua sebaik-baiknya, Nyonya.”
“Kalau begitu istirahatlah dulu. Nanti aku akan meminta seorang pelayan menemanimu berkeliling rumah. Kamu akan mulai bekerja besok, hari ini Kazuo akan bermain bersamaku,” kata Vanilla.
“Semoga kamu betah ya, Ve. Jangan terlalu mengambil hati jika putraku sedang marah-marah,” kata Jessica memberikan pesan.
Venus menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Vanilla meminta seorang pelayan untuk menemani Venus berkeliling Mansion agar babysitter Kazuo itu tak tersesat.
“Terima kasih, Mom,” Vanilla menggenggam tangan Mom Jessica.
“Tak perlu berterima kasih pada Mom, sayang. Dengan kamu hidup bahagia bersama Ryu dan anak-anak kalian, itu sudah merupakan kebahagiaan terbesar bagi Mom. Selain itu, Mommy merasa kasihan dengan Venus. Mom seperti pernah bertemu dengannya, tapi ntah di mana, Mommy lupa,” kata Jessica.
Sementara Jessica dan Vanilla berbincang dan bermain bersama Kazuo, Venus menatap heran pada kamar tidur yang diberikan padanya. Hal itu karena kamar tidur untuknya begitu berbeda dengan kamar tidur pelayan yang ada di Mansion Bach.
“Betapa mereka sangat memanusiakan seseorang, meskipun hanya sekedar pelayan dan babysitter,” gumam Venus.
Kamar tidur yang ia tempati begitu rapi dan bersih. Ada kamar mandi di dalam dan memiliki pendingin dan juga penghangat. Seketika ia teringat ada Mom Maria. Semua kebaikan Mom Maria pada para pelayan di Mansion Bach terus berputar di kepala Venus. Namun, semua hal itu menghilang saat Mom Maria meninggal, dan Mansion menjadi seperti neraka ketika wanita bernama Izebel masuk ke dalamnya.
***
Brakkk
Nafas Izebel memburu ketika tak menemukan Venus di dalam kamar tidurnya, padahal ia ingin kembali merasakan sensasi bercinnta bersama Edison dengan Venus yang akan menjadi pemain ketiga.
Edison tentu saja tak menolak karena ia akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena bisa menikmati dua orang wanita sekaligus.
“Di mana anak siallan itu?!” kata Izebel dengan geram.
Hari ini Vladimir akan pergi keluar negeri bersama asisten pribadinya dan mereka berangkat sebelum waktu sarapan bersama. Oleh karena itu juga Vladimir tak mempermasalahkan ketidakhadiran Venus untuk mengantar kepergiannya.
“Bagaimana? Apa sudah siap?” tanya Edison yang masuk ke dalam kamar tidur Venus. Ia berharap setelah mengantar Vladimir dan asisten pribadinya itu ke bandara, ia bisa menikmati hal baru. Ia bahkan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Edison tak lain adalah supir keluarga Bach. Ia memang memiliki perawakan tinggi dan tegap, sementara wajahnya tak kalah tampan dari Vladimir.
“Ia kabur!” ungkap Izebel dengan wajah kesal.
“Hah, kabur? Lalu bagaimana rencana kita? Kita tak bisa bercinnta?” tanya Edison yang sudah tak sabar. Ia bahkan sempat menonton film dewasa untuk menambah imajinasinya.
Izebel berdecak karena kegagalannya, tapi di siai lain ia merasa senang karena kini hanya dirinya-lah satu-satunya pemilik semua aset seorang Vladimir Bach.
“Tenang saja, aku punya cara lain,” kata Izebel.
“Cara lain?”
“Hmm …,” Izebel mengambil ponselnya kemudian mulai membuka aplikasi kamera. Ia berencana akan merekam kegiatan bercinnta mereka, agar bisa ia tonton kapan pun. Izebel memang seorang hyper dan ia candu akan hal-hal seperti itu.
“Kamu mau merekamnya?” tanya Edison yang sedikit ragu.
“Ya, bukankah hal itu juga adalah sebuah kegilaan. Aku akan mengirimkan video tersebut padamu juga, agar kamu bisa menikmati penyatuan kita,” kata Izebel dengan suara yang manja dan bahasa tubuh yang mulai menggoda Edison.
Seketika Edison tersenyum, “baiklah, tapi jangan lupa kirimkan padaku. Aku pasti akan menikmatinya.”
Keduanya kembali memadu kasih di dalam kamar tidur milik Venus. Mereka bahkan membuat kamar tidur tersebut berantakan.
***
“Mom,” sapa Redley yang baru saja kembali ke Mansion Smith.
Sejak kepergian Vanilla dulu, sikap Redley tiba-tiba saja berubah. Putra bungsunya itu lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Untung saja Axel selalu mengawasinya hingga Jessica tak kuatir ketika Redley pergi. Ia tahu bahwa apa yang dilakukan Redley bukanlah hal yang buruk.
“Kamu baru kembali, sayang?” tanya Jessica.
“Ya, Mommy dari mana?” tanya Redley karena melihat Jessica yang masih mengenakan pakaian pergi serta menenteng sebuah tas tangan.
“Mommy dari supermarket kemudian pergi ke Mansion Vanilla. Mommy membawakan seorang babysitter untuk Zuo,” jawab Jessica.
“Babysitter? Apa Kak Ryu kembali memecat babysitter Zuo?” tanya Redley lagi.
“Hmm, begitulah kakakmu. Zuo terluka karena babysitter-nya hanya sibuk dengan ponselnya.”
“Kalau seperti itu, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti Kak Ryu,” ujar Redley.
“Kamu sendiri, habis dari panti?” tanya Jessica.
“Ya, ada beberapa keperluan di sana yang harus dipenuhi karena sudah hampir habis,” jawab Redley.
Redley sendiri menghela nafas pelan tanpa diketahui oleh Jessica. Ia menyukai anak-anak, tapi selain itu ia ingin bertemu dengan seseorang. Sayang sekali ia tak menemukannya. Sudah lama sekali rasanya ia tak melihat sosok yang ia cari.
Ke mana kamu pergi sebenarnya? Mengapa tak pernah datang lagi? - batin Redley.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
venus jd babysister anak kakakmu klo jodoj pasti akan bertemu lg...
2024-03-10
1
Fitri Prasetyo
Venus ya Red, yang kamu tunggu???
2024-03-01
2