Bara melihat Aluna sudah siap sekali untuk berangkat bareng ke sekolah dan segeralah Aluna duduk seperti biasa di belakang dan dari kaca spion pun barang menanyakan kepada Aluna apakah baik-baik saja?
"Iya, aku baik-baik aja kalau lagi pula kamu kenapa tiba-tiba aja nanya kayak begitu perasaan kamu nggak pernah nanyain hal beginian deh sama aku sebelumnya?"
"Enggak, aku kan cuma sekedar nanya doang kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh deh sama aku!"
Cuaca begitu sangat cerah sekali mengantarkan mereka untuk berangkat ke sekolah dengan rasa yang begitu sangat happy sekali.
"Ya udah kalau gitu aku ke kantin duluan ya soalnya aku tuh pengen beli air mineral, air mineral yang ada di dalam tas aku ini udah habis tadi aku minum ketika aku belum berangkat dan aku males banget untuk isinya dengan air putih makanya aku beli ke kantin dulu deh."
Aluna segera bergegaslah menuju ke kantin namun tiba-tiba aja ada beberapa grup atau beberapa circle yang menyindir Aluna yang masih menjalin hubungan dengan Bara. Aluna dan Bara selalu aja menjadi trending topik di sekolah karena mereka menjalin hubungan di status sosial yang sangat berbeda banget, walaupun mungkin barang sudah meyakinkan sampai kapanpun ia akan tetap memilih Aluna tapi sampai kapanpun juga Aluna merasa insecure atau tidak percaya diri karena disindir-sindir oleh perempuan yang oke-oke banget di sekolah ini.
Kalau bukan dari sisi beasiswa maka Aluna nggak akan pernah bisa masuk sekolah di sini karena biayanya cukup lumayan mahal jadi ibaratnya hanya orang-orang kaya aja yang bisa sekolah di sini di tempat yang mewah dan tempat yang sangat bagus banget.
Aluna harus ingat tentang orang tua yang selalu mendukung dalam hal apapun, maka dari itu Aluna tidak boleh egois dengan pikirannya sendiri yang harus marah-marah dengan teman-teman yang ada di sini dan ia pun mencoba untuk tetap tenang tidak mau menggubrisnya.
Ketika sudah membeli air mineral ia pun menyeka air matanya yang tiba-tiba aja jatuh padahal baru aja pagi hari kayak begini udah dibikin baper oleh teman-teman yang nggak suka dengannya, dan segeralah ia menuju ke arah toilet mencoba untuk menghapus riasan wajah yang sangat simpel banget karena bukan tipekal orang yang suka tebal apalagi berangkat ke sekolah.
"Ya Allah kenapa seperti ini sih, hamba juga pengen dianggap seperti mereka, hamba juga pengen bahagia tapi kenapa malah mereka kayak begitu?" batinnya yang merasa sedih banget kenapa sih harus di beda-bedakan dan kenapa harus di kotak-kotakan antara satu dengan yang lainnya, padahal sekolah di sini itu untuk menimba ilmu bukan sesuatu hal yang gimana-gimana banget.
Aluna sangat yakin masih banyak orang baik di sekolah ini dan masih banyak orang-orang yang tidak pernah memandang rendah seseorang jadi Aluna tidak boleh menyimpulkan kalau misalkan orang-orang yang di sekolah ini adalah orang-orang yang jahat.
"Kamu kayak habis nangis gitu sih emangnya kamu habis nangis ya?"
Seketika Aluna langsung menyeka air matanya dengan sangat cepat ia menggelengkan kepala nggak mau kalau misalkan pagi-pagi kayak gini dibikin galau dan ia pun mencoba untuk menutupinya dengan tersenyum.
Obrolan singkat sebelum mereka masuk ke dalam kelas ditambah rasanya galau banget.
Bara mengatakan kepada Aluna kalau misalkan sang mama tidak mengerti hubungan mereka, pastinya membuat Aluna tiba-tiba aja merasa kaget ketika mamanya barang mengatakan hal itu kepada Bara, sebenarnya selama ini Aluna sudah mengetahui kalau misalkan orang tuanya barat terutama mamanya Bara itu tidak merestui di hubungannya tapi hanya sekedar menduga-duga.
"Kamu kenapa tiba-tiba kayak sedih gitu, kamu nggak boleh sedih dong walaupun mungkin siapapun nggak merusak hubungan kita tapi sampai kapanpun aku akan tetap memilih kamu!"
"Aku sama sekali tidak merasa sedih kok, jadi aku harap kamu jangan berpikiran yang macam-macam ya. Aku sebenarnya udah tahu juga kalau misalkan orang-orang yang di sekitar kamu tuh tidak merestui hubungan kita berdua aku tahu aku ini bukan dari kalangan orang kaya makanya sampai kapanpun gak pernah direstui sama orang tua kamu dan keluarga kamu."
"Hei, kenapa kamu berpikiran seperti itu sih, kamu nggak usah gimana-gimana aku tuh tahu banget kehidupan aku tuh seperti apa jadi kamu nggak usah berpikiran kalau misalkan aku bakal ninggalin kamu juga."
"Aku nggak kenapa-napa aku nggak pernah kepikiran apa-apa aku cuma ngomong yang sesuai fakta aja jadi aku harap kalau misalkan mau dipisahkan sama aku nggak masalah juga sih."
"Hem, aku jadi males kalau misalkan nyatanya kayak begini aku males untuk menceritakan semuanya."
"Gak papa ngapain juga kamu ngerasa males kok yang paling penting itu kan kita saling tahu satu sama lain kalau misalkan orang tua kamu nggak setuju sama hubungan ini aku tidak mempermasalahkan jadi santai aja."
"Kamu jangan salah paham dong aku ngomong kayak begini pengen kasih tahu doang, kalau misalkan kita berdua tuh harus berjuang ya ampun sebentar lagi kan kita bakalan ujian masa kamu kayak begitu sih dalam bersikap? Emang kamu ada laki-laki lain ya selain aku? Aku nggak mau ah kalau misalkan ada laki-laki lain kalau misalkan kamu kayak gitu siapa laki-laki lain yang pengen deketin kamu!"
"Kamu ngomong apaan sih kok tiba-tiba aja kayak begitu kok nggak ada laki-laki yang ngedeketin aku, aku ini bukan perempuan yang mahal jadi aku harap kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh!"
Tak berapa lama lonceng pun berbunyi segeralah mereka masuk ke dalam kelas mereka masing-masing, Aluna benar-benar merasa nggak enak banget dengan keadaan seperti ini andai saja ia terlahir dari kalangan orang kaya pasti nggak akan pernah terhalang oleh restu oleh orang tuanya Bara.
Tapi di sisi lain Aluna harus bisa bersyukur karena apapun yang terjadi orang tuanya masih utuh sedangkan ada beberapa teman yang ada di kelas nggak utuh pun mereka merasa senang masa diberikan cobaan kayak begini malah menyerah begitu aja sih?
Mereka pun siap untuk memulai pembelajaran pertama dan rasanya nggak mood banget.
"Udah, kamu nggak usah ngerasa gimana-gimana banget kalau misalkan kamu lagi galau kamu cerita aja ya sama aku."
Dia adalah Nabila sahabat Aluna yang dari awal ketemu dan dari awal kenal selalu aja baik nggak akan pernah berubah sampai kapanpun, bahkan Nabila pun sangat cantik sekali sesuai dengan namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments