3. Diuji

Bara melihat Aluna sudah siap sekali untuk berangkat bareng ke sekolah dan segeralah Aluna duduk seperti biasa di belakang dan dari kaca spion pun barang menanyakan kepada Aluna apakah baik-baik saja?

"Iya, aku baik-baik aja kalau lagi pula kamu kenapa tiba-tiba aja nanya kayak begitu perasaan kamu nggak pernah nanyain hal beginian deh sama aku sebelumnya?"

"Enggak, aku kan cuma sekedar nanya doang kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh deh sama aku!"

Cuaca begitu sangat cerah sekali mengantarkan mereka untuk berangkat ke sekolah dengan rasa yang begitu sangat happy sekali.

"Ya udah kalau gitu aku ke kantin duluan ya soalnya aku tuh pengen beli air mineral, air mineral yang ada di dalam tas aku ini udah habis tadi aku minum ketika aku belum berangkat dan aku males banget untuk isinya dengan air putih makanya aku beli ke kantin dulu deh."

Aluna segera bergegaslah menuju ke kantin namun tiba-tiba aja ada beberapa grup atau beberapa circle yang menyindir Aluna yang masih menjalin hubungan dengan Bara. Aluna dan Bara selalu aja menjadi trending topik di sekolah karena mereka menjalin hubungan di status sosial yang sangat berbeda banget, walaupun mungkin barang sudah meyakinkan sampai kapanpun ia akan tetap memilih Aluna tapi sampai kapanpun juga Aluna merasa insecure atau tidak percaya diri karena disindir-sindir oleh perempuan yang oke-oke banget di sekolah ini.

Kalau bukan dari sisi beasiswa maka Aluna nggak akan pernah bisa masuk sekolah di sini karena biayanya cukup lumayan mahal jadi ibaratnya hanya orang-orang kaya aja yang bisa sekolah di sini di tempat yang mewah dan tempat yang sangat bagus banget.

Aluna harus ingat tentang orang tua yang selalu mendukung dalam hal apapun, maka dari itu Aluna tidak boleh egois dengan pikirannya sendiri yang harus marah-marah dengan teman-teman yang ada di sini dan ia pun mencoba untuk tetap tenang tidak mau menggubrisnya.

Ketika sudah membeli air mineral ia pun menyeka air matanya yang tiba-tiba aja jatuh padahal baru aja pagi hari kayak begini udah dibikin baper oleh teman-teman yang nggak suka dengannya, dan segeralah ia menuju ke arah toilet mencoba untuk menghapus riasan wajah yang sangat simpel banget karena bukan tipekal orang yang suka tebal apalagi berangkat ke sekolah.

"Ya Allah kenapa seperti ini sih, hamba juga pengen dianggap seperti mereka, hamba juga pengen bahagia tapi kenapa malah mereka kayak begitu?" batinnya yang merasa sedih banget kenapa sih harus di beda-bedakan dan kenapa harus di kotak-kotakan antara satu dengan yang lainnya, padahal sekolah di sini itu untuk menimba ilmu bukan sesuatu hal yang gimana-gimana banget.

Aluna sangat yakin masih banyak orang baik di sekolah ini dan masih banyak orang-orang yang tidak pernah memandang rendah seseorang jadi Aluna tidak boleh menyimpulkan kalau misalkan orang-orang yang di sekolah ini adalah orang-orang yang jahat.

"Kamu kayak habis nangis gitu sih emangnya kamu habis nangis ya?"

Seketika Aluna langsung menyeka air matanya dengan sangat cepat ia menggelengkan kepala nggak mau kalau misalkan pagi-pagi kayak gini dibikin galau dan ia pun mencoba untuk menutupinya dengan tersenyum.

Obrolan singkat sebelum mereka masuk ke dalam kelas ditambah rasanya galau banget.

Bara mengatakan kepada Aluna kalau misalkan sang mama tidak mengerti hubungan mereka, pastinya membuat Aluna tiba-tiba aja merasa kaget ketika mamanya barang mengatakan hal itu kepada Bara, sebenarnya selama ini Aluna sudah mengetahui kalau misalkan orang tuanya barat terutama mamanya Bara itu tidak merestui di hubungannya tapi hanya sekedar menduga-duga.

"Kamu kenapa tiba-tiba kayak sedih gitu, kamu nggak boleh sedih dong walaupun mungkin siapapun nggak merusak hubungan kita tapi sampai kapanpun aku akan tetap memilih kamu!"

"Aku sama sekali tidak merasa sedih kok, jadi aku harap kamu jangan berpikiran yang macam-macam ya. Aku sebenarnya udah tahu juga kalau misalkan orang-orang yang di sekitar kamu tuh tidak merestui hubungan kita berdua aku tahu aku ini bukan dari kalangan orang kaya makanya sampai kapanpun gak pernah direstui sama orang tua kamu dan keluarga kamu."

"Hei, kenapa kamu berpikiran seperti itu sih, kamu nggak usah gimana-gimana aku tuh tahu banget kehidupan aku tuh seperti apa jadi kamu nggak usah berpikiran kalau misalkan aku bakal ninggalin kamu juga."

"Aku nggak kenapa-napa aku nggak pernah kepikiran apa-apa aku cuma ngomong yang sesuai fakta aja jadi aku harap kalau misalkan mau dipisahkan sama aku nggak masalah juga sih."

"Hem, aku jadi males kalau misalkan nyatanya kayak begini aku males untuk menceritakan semuanya."

"Gak papa ngapain juga kamu ngerasa males kok yang paling penting itu kan kita saling tahu satu sama lain kalau misalkan orang tua kamu nggak setuju sama hubungan ini aku tidak mempermasalahkan jadi santai aja."

"Kamu jangan salah paham dong aku ngomong kayak begini pengen kasih tahu doang, kalau misalkan kita berdua tuh harus berjuang ya ampun sebentar lagi kan kita bakalan ujian masa kamu kayak begitu sih dalam bersikap? Emang kamu ada laki-laki lain ya selain aku? Aku nggak mau ah kalau misalkan ada laki-laki lain kalau misalkan kamu kayak gitu siapa laki-laki lain yang pengen deketin kamu!"

"Kamu ngomong apaan sih kok tiba-tiba aja kayak begitu kok nggak ada laki-laki yang ngedeketin aku, aku ini bukan perempuan yang mahal jadi aku harap kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh!"

Tak berapa lama lonceng pun berbunyi segeralah mereka masuk ke dalam kelas mereka masing-masing, Aluna benar-benar merasa nggak enak banget dengan keadaan seperti ini andai saja ia terlahir dari kalangan orang kaya pasti nggak akan pernah terhalang oleh restu oleh orang tuanya Bara.

Tapi di sisi lain Aluna harus bisa bersyukur karena apapun yang terjadi orang tuanya masih utuh sedangkan ada beberapa teman yang ada di kelas nggak utuh pun mereka merasa senang masa diberikan cobaan kayak begini malah menyerah begitu aja sih?

Mereka pun siap untuk memulai pembelajaran pertama dan rasanya nggak mood banget.

"Udah, kamu nggak usah ngerasa gimana-gimana banget kalau misalkan kamu lagi galau kamu cerita aja ya sama aku."

Dia adalah Nabila sahabat Aluna yang dari awal ketemu dan dari awal kenal selalu aja baik nggak akan pernah berubah sampai kapanpun, bahkan Nabila pun sangat cantik sekali sesuai dengan namanya.

Episodes
1 1. Membicarakan
2 2. Curhat
3 3. Diuji
4 4. DiBully
5 5. Gak Terima
6 6. Datang Ke Rumah
7 7. Ruang BK
8 8. DiBully
9 9. Restu
10 10. Peringatan
11 11. Keyakinan
12 12. Minta Tolong
13 13. Pertemuan Pertama
14 14. Cemburu
15 15. Kok
16 16. Jalan Beli Sesuatu
17 17. Universitas
18 18. Ditolak
19 19. Ujian
20 20. Bumbu
21 21. Pengaruh
22 22. Fitnah
23 23. Sabar Saja
24 24. Semangat
25 25. Jalan
26 26. Ancaman
27 27. Bareng
28 28. Kejutan
29 29. Bertiga
30 30. Cemburu
31 31. Gak Suka
32 32. Berusaha
33 33. PDKT
34 34. Galau
35 35. Mau Tau
36 36. Kenapa Ini?
37 37. Berusaha Bareng
38 38. Takluk
39 39. Salah Paham Di Antara Mereka
40 40. Hei
41 41. Tak Terima
42 42. Sedih
43 43. Galau
44 44. Kenapa Begitu?
45 45. Pengen Dekat
46 46. Perjodohan
47 47. Hem
48 48. Begini
49 49. Putus
50 50. Yes
51 51. Direstui
52 52. Senang
53 53. Cerita
54 54. Iya
55 55. Pacaran
56 56. Deket Banget
57 57. Bahagia Banget
58 58. Datangnya Seseorang
59 59. Gagal
60 60. Minta Tolong
61 61. Pertemuan
62 62. Ya
63 63. Malu
64 64. Pertunangan
65 65. Resmi
66 66. Datang
67 67. Ke RS
68 68. Ya, Semakin Dekat
69 69. Akad
70 70. Gitu
71 71. Batin
72 72. Orang Baru
73 73. Bara
74 74. Sepi
75 75. Kenapa Gini?
76 76. Jenguk
77 77. Mantan Hadir Lagi
78 78. Rumit
79 79. Jalan Bareng
80 80. Rencana
81 81. Rencana Baru
82 82. Sabar
83 83. Duh
84 84. Iya
85 85. Menerima
86 86. Berusaha Untuk
87 87. Dewasa
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Membicarakan
2
2. Curhat
3
3. Diuji
4
4. DiBully
5
5. Gak Terima
6
6. Datang Ke Rumah
7
7. Ruang BK
8
8. DiBully
9
9. Restu
10
10. Peringatan
11
11. Keyakinan
12
12. Minta Tolong
13
13. Pertemuan Pertama
14
14. Cemburu
15
15. Kok
16
16. Jalan Beli Sesuatu
17
17. Universitas
18
18. Ditolak
19
19. Ujian
20
20. Bumbu
21
21. Pengaruh
22
22. Fitnah
23
23. Sabar Saja
24
24. Semangat
25
25. Jalan
26
26. Ancaman
27
27. Bareng
28
28. Kejutan
29
29. Bertiga
30
30. Cemburu
31
31. Gak Suka
32
32. Berusaha
33
33. PDKT
34
34. Galau
35
35. Mau Tau
36
36. Kenapa Ini?
37
37. Berusaha Bareng
38
38. Takluk
39
39. Salah Paham Di Antara Mereka
40
40. Hei
41
41. Tak Terima
42
42. Sedih
43
43. Galau
44
44. Kenapa Begitu?
45
45. Pengen Dekat
46
46. Perjodohan
47
47. Hem
48
48. Begini
49
49. Putus
50
50. Yes
51
51. Direstui
52
52. Senang
53
53. Cerita
54
54. Iya
55
55. Pacaran
56
56. Deket Banget
57
57. Bahagia Banget
58
58. Datangnya Seseorang
59
59. Gagal
60
60. Minta Tolong
61
61. Pertemuan
62
62. Ya
63
63. Malu
64
64. Pertunangan
65
65. Resmi
66
66. Datang
67
67. Ke RS
68
68. Ya, Semakin Dekat
69
69. Akad
70
70. Gitu
71
71. Batin
72
72. Orang Baru
73
73. Bara
74
74. Sepi
75
75. Kenapa Gini?
76
76. Jenguk
77
77. Mantan Hadir Lagi
78
78. Rumit
79
79. Jalan Bareng
80
80. Rencana
81
81. Rencana Baru
82
82. Sabar
83
83. Duh
84
84. Iya
85
85. Menerima
86
86. Berusaha Untuk
87
87. Dewasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!