4. DiBully

Persiapan ulangan hari ini begitu membuat Aluna harus bisa lebih fokus karena takutnya nanti berpengaruh dengan ulangannya dan yang paling penting itu adalah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang agar bisa mendapatkan hal yang terbaik.

"Ya Allah ya Robbi mudah-mudahan aja ulangan besok bisa menjadi pertanda baik dan mudah-mudahan nanti berjalan dengan sangat lancar, hamba bener-bener nantinya merasa kecewa banget kalau misalkan tidak sesuai dengan ekspektasi apalagi nanti bakalan mengecewakan kedua orang tua jadi nggak mau kalau misalkan kayak begitu!"

Padahal beberapa hari ini rasanya galau banget dan males banget dan ia pun benar-benar merasa deg-degan kenapa bisa-bisanya seperti ini sih. "Em kayaknya dimulai dari yang ini dulu aja deh nggak usah yang terlalu gimana-gimana banget supaya bisa mengerjakan soalnya dengan sangat baik."

Setelah 1 jam kemudian belajar rasanya nggak ada sedikit pelajaran masuk di kepalanya, lantasnya bingung banget kok susah banget yang ngerjain kayak begini?

***

Aluna ngerasa deg-degan banget karena hari ini itu hari di mana ulangan pertama lagi pula tadi malam tuh belajarnya nggak fokus banget.

"Luna, kamu kenapa gak fokus banget, kamu kepikiran sesuatu ya?"

"Ah enggak kok, gak sama sekali emang kenapa?"

"Kamu kayak kepikiran sesuatu gitu deh apa yang kamu pikirkan, seharusnya kamu nggak boleh kayak begitu yang paling penting itu adalah kamu ngerjain soalnya dengan sangat baik nggak usah mikirin sesuatu hal yang nggak penting kalau mikirin sesuatu hal yang nggak penting nggak akan pernah ada habisnya."

"Iya aku nggak kenapa-napa kok lagi pulang ngapain juga aku pikirin sesuatu hal yang nggak-nggak."

"Ya ampun ngapain sih kasih tahu orang cupu kayak si Aluna, udah jelas-jelas dia tuh nggak bakalan dapetin nilai yang baik."

"Hei, apa maksudnya tiba-tiba aja ngomong kayak begitu? Aluna itu pasti dapetin nilai yang bagus ya jangan macam-macam ya, lo sendiri tuh belajar atau enggak!"

"Udah, nggak usah dipeduliin orang kayak begitu lagi pulang ngapain sih kamu ngedengerin dia, sampai kapanpun dia itu bakalan tetap benci sama aku jadi aku harap kamu nggak usah terlalu gimana sama dia!"

"Kamu tau nggak sih aku tuh merasa kesel banget sama dia gara-gara dia tuh nggak pernah mengerti apa yang kita lakukan selama ini, kita tuh berjuang untuk dapatkan nilai yang bagus eh malah dia ngata-ngatain mentang-mentang dia itu anak orang kaya semena-mena padahal mah yang kaya itu bukan dia melainkan orang tuanya dia."

Seketika Reva langsung berdiri dan ia pun merasa nggak suka banget dengan apa yang diucapkan oleh Nabila dan ia pun seketika langsung gebrak meja lalu mengatakan sampai kapanpun nggak akan ada orang yang bisa mengalahkannya di sini.

Bahkan orang-orang yang ada di sini pun merasa aneh banget tiba-tiba aja kayak begitu kenapa seharusnya santai aja dan nggak usah diman-gimana banget.

"Lo ngapain sih bikin gaduh segala, lebih baik kamu mikirin diri lo sendiri aja mentang-mentang lo ditolak sama Bara kok malah kayak begitu? Lo sadar dong berarti lo itu bukan orang yang baik makanya darah itu enggak suka sama lo."

"Apa maksud lo tiba-tiba aja ngomong kayak begitu sama gue? Gue nggak ada urusannya sama lo jangan sok-sokan jadi pahlawan gue sama sekali nggak suka kalau misalkan jadi pahlawan."

"Apaan sih, gue nggak pernah jadi pahlawan dia selama ini cuma pengen kasih tahu lagi sama semua orang kalau misalkan lu itu cuma manusia biasa doang dan lo bukan dari kalangan gimana-gimana banget jadi gue harap loh nggak usah sok soalnya gimana-gimana di sekolah ini."

Reva mendorong hingga membuat Nabila hampir aja terjadi untungnya ada bangku yang bisa menahannya Aluna pun mencoba untuk berdiri mengatakan kepada Reva, gak usah ikut campur tentang permasalahannya.

"Aku harap kamu nggak usah ikut campur tentang permasalahan hidup aku, aku selama ini nggak pernah kok mencampuri hidup kamu. Kamu atur aja hidup kamu sendiri."

"Sekarang lo berani banget ya sebagai seorang manusia siapa sih yang kasih tahu?"

"Gak ada sedikitpun yang kasih tahu cuman kan kita harus bisa belajar dalam hal yang baik itu seperti apa, jadi aku harap kamu tuh nggak usah ikut campur tentang masalah hidup aku kamu atur aja hidup kamu!"

"Gue dari dulu sampai sekarang nggak pernah suka sama lo dan dari dulu sampai sekarang dia tuh paling aneh banget kenapa ya Bara itu sama lo itu awet banget, padahal jelas-jelas orang tuanya Bara enggak suka sama lo dan gue kasih tahu sama jangan pernah merasa kalau misalkan lo itu adalah segalanya yang paling penting lo sadar diri aja sebelum semuanya terlambat dan gue juga pengen kasih tahu sih sama lo sebagai seorang sahabat kasih tahu kalau misalkan sahabat lainnya nggak pantas untuk ngedeketin Bara."

Reva segera berdiri meninggalkan mereka berdua, Aluna merasa benar banget dengan apa yang diucapkan oleh Reva. "Udah kamu nggak usah peduliin apa yang dikatain oleh Reva itu sama dia bukan orang yang milik malah dia ngomong kayak begitu. Aku dari dulu sampai sekarang udah kesel banget sama dia dan terus-terusan diinjak-injak harga dirinya sama dia makanya aku memberanikan diri untuk melawan dia, bukannya kita selama ini tinggal berani tapi kita malas saja untuk menghadapi orang yang kayak gitu nggak akan pernah ada habisnya kalau kita tanggung jawab begitu sakit hati doang nanti kita yang dapatnya."

"Iya lain kali kamu nggak usah kayak begitu lagi ya aku nggak enak deh sama kamu nanti kalau misalkan kamu tiba-tiba aja dipanggil ke BK gimana, yang paling penting selama orang itu nggak nyentuh badan kita kita bakalan melakukan yang terbaik."

Mereka segeralah menuju ke arah kelas kami sebentar lagi bel bakalan berbunyi. "Oh iya selama Bara itu masih baik sama kamu. Kamu nggak usah terprovokasi sama orang-orang yang ada di luaran sana apalagi sama ucapan Reva yang kayak begitu kamu tahu sendiri kan dia itu emang gak suka dari dulu sama kamu, dia itu bukan orang yang penting."

"Iya makasih banyak ya kamu udah menjadi sahabat yang terbaik buat aku dari dulu sampai sekarang aku mohon makasih banyak atas semuanya aku belum bisa membalas apapun kamu mudah-mudahan kita semua selalu diberikan kesehatan."

Episodes
1 1. Membicarakan
2 2. Curhat
3 3. Diuji
4 4. DiBully
5 5. Gak Terima
6 6. Datang Ke Rumah
7 7. Ruang BK
8 8. DiBully
9 9. Restu
10 10. Peringatan
11 11. Keyakinan
12 12. Minta Tolong
13 13. Pertemuan Pertama
14 14. Cemburu
15 15. Kok
16 16. Jalan Beli Sesuatu
17 17. Universitas
18 18. Ditolak
19 19. Ujian
20 20. Bumbu
21 21. Pengaruh
22 22. Fitnah
23 23. Sabar Saja
24 24. Semangat
25 25. Jalan
26 26. Ancaman
27 27. Bareng
28 28. Kejutan
29 29. Bertiga
30 30. Cemburu
31 31. Gak Suka
32 32. Berusaha
33 33. PDKT
34 34. Galau
35 35. Mau Tau
36 36. Kenapa Ini?
37 37. Berusaha Bareng
38 38. Takluk
39 39. Salah Paham Di Antara Mereka
40 40. Hei
41 41. Tak Terima
42 42. Sedih
43 43. Galau
44 44. Kenapa Begitu?
45 45. Pengen Dekat
46 46. Perjodohan
47 47. Hem
48 48. Begini
49 49. Putus
50 50. Yes
51 51. Direstui
52 52. Senang
53 53. Cerita
54 54. Iya
55 55. Pacaran
56 56. Deket Banget
57 57. Bahagia Banget
58 58. Datangnya Seseorang
59 59. Gagal
60 60. Minta Tolong
61 61. Pertemuan
62 62. Ya
63 63. Malu
64 64. Pertunangan
65 65. Resmi
66 66. Datang
67 67. Ke RS
68 68. Ya, Semakin Dekat
69 69. Akad
70 70. Gitu
71 71. Batin
72 72. Orang Baru
73 73. Bara
74 74. Sepi
75 75. Kenapa Gini?
76 76. Jenguk
77 77. Mantan Hadir Lagi
78 78. Rumit
79 79. Jalan Bareng
80 80. Rencana
81 81. Rencana Baru
82 82. Sabar
83 83. Duh
84 84. Iya
85 85. Menerima
86 86. Berusaha Untuk
87 87. Dewasa
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Membicarakan
2
2. Curhat
3
3. Diuji
4
4. DiBully
5
5. Gak Terima
6
6. Datang Ke Rumah
7
7. Ruang BK
8
8. DiBully
9
9. Restu
10
10. Peringatan
11
11. Keyakinan
12
12. Minta Tolong
13
13. Pertemuan Pertama
14
14. Cemburu
15
15. Kok
16
16. Jalan Beli Sesuatu
17
17. Universitas
18
18. Ditolak
19
19. Ujian
20
20. Bumbu
21
21. Pengaruh
22
22. Fitnah
23
23. Sabar Saja
24
24. Semangat
25
25. Jalan
26
26. Ancaman
27
27. Bareng
28
28. Kejutan
29
29. Bertiga
30
30. Cemburu
31
31. Gak Suka
32
32. Berusaha
33
33. PDKT
34
34. Galau
35
35. Mau Tau
36
36. Kenapa Ini?
37
37. Berusaha Bareng
38
38. Takluk
39
39. Salah Paham Di Antara Mereka
40
40. Hei
41
41. Tak Terima
42
42. Sedih
43
43. Galau
44
44. Kenapa Begitu?
45
45. Pengen Dekat
46
46. Perjodohan
47
47. Hem
48
48. Begini
49
49. Putus
50
50. Yes
51
51. Direstui
52
52. Senang
53
53. Cerita
54
54. Iya
55
55. Pacaran
56
56. Deket Banget
57
57. Bahagia Banget
58
58. Datangnya Seseorang
59
59. Gagal
60
60. Minta Tolong
61
61. Pertemuan
62
62. Ya
63
63. Malu
64
64. Pertunangan
65
65. Resmi
66
66. Datang
67
67. Ke RS
68
68. Ya, Semakin Dekat
69
69. Akad
70
70. Gitu
71
71. Batin
72
72. Orang Baru
73
73. Bara
74
74. Sepi
75
75. Kenapa Gini?
76
76. Jenguk
77
77. Mantan Hadir Lagi
78
78. Rumit
79
79. Jalan Bareng
80
80. Rencana
81
81. Rencana Baru
82
82. Sabar
83
83. Duh
84
84. Iya
85
85. Menerima
86
86. Berusaha Untuk
87
87. Dewasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!