Sekalipun masih merasa kesal dengan keputusan yang di ambil oleh Linda. Deni harus tetap mencari kontrakan untuk tempat tinggal Linda. Deni ingin Linda tinggal di kontrakan yang aman dan nyaman. Sehingga Linda bisa merasa seperti berada di rumahnya sendiri.
Pagi-pagi Deni sudah datang ke rumah Linda dengan motor butut milik pamannya. Motor Deni yang sudah di jual untuk melunasi hutang Rudi. Sehingga kini Deni menggunakan motor butut pamannya untuk berpergian ke manapun.
Linda sudah terlihat begitu cantik dengan kaos pendek yang di kenakan. Deni yang tidak ingin Linda masuk angin. Meminta Linda untuk menggunakan jaket. Sehingga resiko masuk angin pada Linda akan berkurang dengan menggunakan jaket.
Linda sebenarnya malas untuk mengenakan jaket. Tetapi demi menuruti permintaan dari Deni. Linda segera kembali ke dalam rumahnya. Dia mengambil jaket yang diminta oleh Deni.
Baru Deni menyalakan motornya saat sudah melihat Linda dengan jaket tebal yang membungkus tubuhnya. Deni pun langsung meminta Linda untuk segera menaiki motor. Sebab mereka akan segera melakukan perjalanan ke sekitar area tempat Linda akan bekerja. Mungkin saja ada kontrakan kosong yang bisa di isi oleh Linda. Sehingga Linda tidak perlu bolak-balik Jakarta-Puncak.
Sepanjang perjalanan, Linda merasa bahagia. Sebab akhirnya dia bisa bekerja seperti yang di harapkan oleh dirinya selama ini. Apalagi Linda memiliki misi yang cukup mulia. Dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Sudah pasti, misi itu akan menjadi misi yang penuh tantangan. Tetapi Linda siap melakukan yang terbaik. Sehingga dia akan bekerja dengan baik.
"Aku hanya berpesan saja padamu. Jika bekerja nanti, kamu harus berhati-hati bergaul. Apalagi kamu bekerja di kota. Tentu saja ada banyak hal baru yang akan kamu ketemui. Jadi kamu harus berhati-hati lagi," ucap Deni.
"Iya Sayang. Aku pasti berhati-hati lagi. Aku juga akan selalu menjaga hatiku buat kamu. Tidak akan pernah membuka hati ini untuk orang lain. Aku janji akan hal itu," balas Linda.
Tiba di perkampungan yang tidak jauh dari tempat Linda akan bekerja. Deni dan Linda mulai berinteraksi dengan penduduk lokal. Deni menghentikan motornya tepat di sebuah warung yang di penuhi oleh ibu-ibu yang sedang bergosip.
Sembari membeli dua botol minuman kemasan. Deni mulai mencari informasi perihal kontrakan kosong yang ada di kampung. Sehingga itu akan memudahkan Deni dalam mencari kontrakan yang baik untuk Linda.
"Kalau boleh tahu, di sini lokasi kontrakan sebelah mana yah Bu?" tanya Deni pada penjaga warung.
"Ada Mas. Kontrakan saya masih ada yang kosong satu. Kalau Mas mau, saya bisa antar," jawab salah seorang warga.
Deni dan Linda pun langsung tersenyum mendengar jawaban dari seorang warga tersebut. Mereka merasa beruntung, bisa dengan mudah mendapatkan informasi kontrakan yang memang di butuhkan. Tetapi Deni harus melihat terlebih dahulu, lokasi kontrakan tersebut. Juga melihat keseluruhan dari kontrakan yang akan di tempati oleh Linda.
6 petak kontrakan, dengan sebuah gerbang berwarna hitam. Sepertinya tempat ini jauh lebih aman, dari beberapa kontrakan yang sudah Deni lihat sebelumnya. Halaman yang luas dan bersih, serta bangunan yang masih baru. Semakin menambah kesan baik di mata Deni. Dia semakin yakin, jika kontrakan ini adalah tempat yang cocok untuk di tempati oleh Linda.
Saat melihat penghuni kontrakan lain, tidak ada sosok pria yang mendiami kontrakan. Semuanya hampir di isi oleh perempuan. Deni yang sedikit cemburuan, tidak ingin ada lelaki lain yang akan mendekati Linda. Bukan tidak percaya akan cinta dari Linda, tetapi Deni hanya berjaga-jaga saja.
Kontrakan kosong itu berada di paling pojok. Di mana lokasi kontrakan itu berada di dekat mesin air. Tidak ada masalah bagi Deni, terpenting kontrakan itu bersih dan nyaman. Sudah lebih dari cukup untuknya.
Linda yang mengikuti semua saran dari Deni. Menerima apapun yang Deni katakan. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Semuanya di kuasai oleh Deni, ia hanya menuruti apa yang Deni katakan. Tidak mau beradu argumentasi. Mengingat uang bulanan pertama Linda mengontrak, tentu akan di bayar oleh Deni. Sehingga Linda tidak bisa berkomentar apapun. Selain mengiyakan setiap yang Deni katakan.
Begitu masuk ke dalam kontrakan. Deni semakin merasa cocok dengan kontrakan tersebut. Tidak ada keraguan dari dalam dirinya. Ia pun segera menjabat tangan dari pemilik kontrakan. Di mana Deni bersedia untuk menyewa kontrakan tersebut.
"Saya mau Bu. Sepertinya tempatnya cukup enak dan bersih. Jadi saya mau ambil kontrakan ini," ucap Deni dengan penuh senyuman.
"Baik kalau Mas mau mengambil kontrakan ini. Biaya perbulannya sejuta. Bisa bayar setengah dulu, sisanya kalau Mas memang mau pindah ke kontrakan ini," ucap pemilik kontrakan.
Deni segera merogoh saku celananya. Mengambil beberapa lembar uang yang ada di dompet. Tidak ada keraguan, Deni langsung membayar penuh biaya sewa kontrakan. Deni membayar sejuta untuk kontrakan yang akan di tempati oleh Linda.
Pemilik kontrakan itu pun langsung memberikan kunci kontrakan pada Deni, saat sudah menerima uang pembayaran. Dia merasa senang, sebab Deni langsung membayar penuh yang kontrakan. Beberapa orang hanya membayar uang DP. Mereka seperti tidak serius untuk membayar kontrakan.
Begitu pemilik kontrakan itu telah pergi. Linda langsung mengambil kunci kontrakan dari tangan Deni. Dia segera mengunci pintu kontrakan dari dalam. Menutup rapat jendela kontrakan dengan gorden berwarna hitam. Sebelum berpose dengan tubuh yang menggoda di hadapan Deni.
"Apa kamu tidak mau melewatkan kesempatan ini?" tanya Linda dengan pose yang semakin menggoda iman Deni.
"Melewatkan dalam hal apa?" tanya balik Deni dengan wajah bingung.
Linda segera menghampiri Deni dengan langkah penuh keyakinan. Menaruh kedua tangannya melingkar di leher Deni. Sebelum mengatakan kata-kata seksi di telinga Deni. Kata Seksi yang langsung merangsang Deni. Deni pun langsung menggendong tubuh Linda menuju kamar di kontrakan tersebut. Kebetulan di kamar itu sendiri sudah ada kasur. Sehingga aktivitas cocok tanam yang diharapkan oleh Linda dan Deni akan berjalan sesuai dengan harapan keduanya.
Namun baru akan memulai dengan saling membuat tato di bagian leher masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kontrakan. Sepertinya pemilik kontrakan kembali datang. Hingga Deni pun langsung segera berinisiatif untuk membuka kembali pintu kontrakan. Dia kembali mengenakan pakaian yang sudah di lepaskannya tersebut.
"Ada apa Bu?" tanya Deni membuka pintu kontrakan.
"Tidak ada. Hanya saja, saya ingin mengambil kasur yang ada di dalam kontrakan. Pemilik kasur ingin mengambil kasur itu hari ini," jawab pemilik kontrakan.
Mendengar kasur itu akan segera diambil oleh pemiliknya. Linda yang berada di atas kasur, segera bergegas. Dia menghampi
ri Deni dan pemilik kontrakan tepat di depan kontrakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments