3 Benih Dalam 1 Rahim
Suasana rumah menjadi begitu tegang, tak kala Barong datang untuk menagih angsuran milik Rudi. Barong yang diperintahkan oleh bosnya yang bernama Sadikin. Terlihat begitu kasar dalam meminta uang angsuran dari Rudi yang sudah jatuh tempo.
"Beri saya kesempatan, saya janji akan melunasi semua hutang saya," pinta Rudi sembari memohon.
Dian yang merupakan istri dari Rudi, terlihat begitu ketakutan melihat Barong yang tidak henti menggertak suaminya. Dian khawatir, suatu hal buruk akan dilakukan oleh Barong pada Rudi. Mengingat Barong yang sudah begitu emosi pada Rudi. Sudah tiga kali ia datang ke rumah, tetapi Rudi tidak juga membayar angsuran yang sudah di sepakati.
"Saya sudah cukup sabar, ini sudah kali ketiga saya datang ke rumah ini. Tetapi uang kalian tidak ada juga. Saya benar-benar kecewa pada kalian berdua, terutama kamu Rudi. Kamu hanya bisa berjanji, tetapi tidak pernah mau menepati janji kamu!" tegas Barong dengan mata melotot.
Linda anak sulung dari Rudi dan Dian, terlihat tidak kuasa melihat ayah dan ibunya yang dimaki oleh Barong. Tetapi Linda tidak bisa melakukan apapun, dia hanya bisa menangis melihat kedua orangtuanya dalam ancaman Barong.
Tidak ubahnya dengan Linda, Sintia yang merupakan adik dari Linda. Juga merasakan kesedihan yang sama dengan Linda. Dia pun terus menangis di dekat Linda. Bahkan Sintia merasakan firasat buruk akan Rudi. Mengingat Barong yang juga membawa sebilah senjata tajam di belakang celana jeans-nya. Jelas itu cukup menakutkan bagi Sintia, mengingat Barong yang memang di kenal sebagai seorang penagih hutang yang kejam.
"Aku khawatir Ayah akan dibunuh oleh Om Barong. Sepertinya Om Barong benar-benar marah pada Ayah. Aku tidak ingin hal itu terjadi Kak. Ayo lakukan sesuatu," ucap Sintia sembari menangis.
Linda semakin erat memeluk Sintia. Dia berdoa, semoga hal buruk tidak akan terjadi pada kedua orangtuanya. Mengingat Barong yang di kenal sebagai seorang yang temperamental.
Mendengar isak tangis dari Linda dan Sintia di pojokan rumah Rudi. Barong seketika tertarik akan kecantikan dari Linda. Mata Barong pun mulai tertarik melirik keberadaan dari Linda yang terlihat begitu manis di pojokan rumah.
Linda yang mulai tidak nyaman dengan tatapan dari Barong. Segera pergi menuju kamar. Tetapi Barong berusaha mengejar Linda yang hendak kabur. Dia tertarik untuk berkenalan dengan Linda.
Sial bagi Linda, baru beberapa langkah. Kakinya tersandung, hingga ia pun langsung terjatuh. Dengan posisi yang ada, Barong semakin tertarik akan Linda yang di kenal sebagai kembang desa tersebut.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Linda dengan tegasnya.
"Jangan galak-galak dong manis. Om hanya ingin berkenalan saja dengan kamu. Siapa tahu, kamu mau jadi istri kedua Om," jawab Barong dengan begitu genitnya.
Rudi dan Dian pun langsung melindungi Linda dari Barong. Mereka meminta Barong tidak mendekati putri mereka. Sebab Linda bukan seorang yang suka dengan pria beristri seperti Barong.
"Saya mohon, jangan ganggu anak saya. Saya janji, saya akan melunasi semua hutang saya secepatnya," ucap Rudi kembali memohon.
"Saya tidak percaya! Ingat Rudi, seminggu yang lalu. Kamu berkata hal yang sama. Mana janji kamu itu? Kamu bohong, kamu tidak menepati janji kamu. Jadi jangan pernah berani bilang hal yang sama lagi. Saya tidak akan pernah percaya dengan mulut manis kamu lagi!" ucap Barong dengan tegasnya.
Barong pun semakin agresif mendekati Linda. Dia semakin mendekat ke arah Linda yang ketakutan akan sikap genit yang di tunjukkan oleh Barong. Linda benar-benar merasa gelisah dengan apa yang di lakukan oleh Barong pada dirinya. Sehingga Linda harus berlindung di tubuh ibunya. Dia khawatir, Barong akan melakukan tindakan yang tidak senonoh pada dirinya.
Untung di waktu yang tepat, Deni datang dengan amplop berisi uang. Deni sepertinya berhadapan menjual motor miliknya. Deni sudah berjanji pada Linda untuk menjual motor miliknya tersebut. Sehingga Deni punya uang untuk melunasi semua hutang dari keluarga Linda.
"Jangan pernah kamu bersikap kurang ajar pada pacar saya!" tegas Deni.
Barong yang sudah hampir menyentuh tubuh Linda. Seketika mengurungkan niat. Dia membalikkan tubuhnya ke arah Deni. Melihat wajah Deni yang terlihat begitu percaya diri dengan uang yang ada di dalam amplop.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Barong pada Deni.
Deni berjalan mendekat ke arah Barong. Dia segera membuka amplop berisi uang. Sebelum langsung menaruh amplop itu tepat di dada Barong, seraya berkata. "Bawa uang ini, dan segera pergi. Sebelum aku melakukan tindakan yang kasar padamu!"
Barong tidak langsung pergi dari hadapan Deni. Dia menghitung nominal uang yang ada di dalam amplop. Saat nominal uang itu sudah sesuai kesepakatan. Barong pun segera pergi dari hadapan Deni dan yang lainnya. Tetapi Barong kembali mengingatkan pada Rudi, jika dia tidak boleh telat untuk membayar uang angsuran bulan berikutnya. Jika telat, hal yang sama akan di lakukan oleh Barong pada keluarga Rudi.
Linda pun langsung memeluk Deni. Dia mengatakan banyak terima kasih pada Deni yang sudah mau membayar angsuran dari Rudi. Linda tidak tahu lagi, jika Deni tidak datang saat ini. Mungkin saja dirinya akan mendapatkan pelecehan dari Barong.
Deni pun mencoba menenangkan Linda. Di mana Deni akan selalu berusaha untuk melindungi Linda dan keluarganya. Deni berjanji akan selalu menolong keluarga Linda dari segala malapetaka yang datang. Sehingga Linda tidak harus merasa takut dengan apa yang terjadi.
Tidak hanya Linda yang berterima kasih pada Deni. Kedua orangtuanya pun melakukan hal yang sama. Rudi memuji Deni yang berani mengambil resiko. Dia merasa Deni memang pantas untuk menjadi calon menantunya. Seorang pria penuh rasa tanggung jawab.
"Terima kasih Den. Bapak tidak tahu lagi, jika tidak ada kamu saat ini. Mungkin Barong akan melakukan tindakan yang kurang ajar pada Linda. Untung kamu datang ke sini di waktu yang tepat," puji Rudi.
"Sama-sama Pak, Deni juga senang bisa menolong Bapak dan Ibu. Lagipula itu adalah kewajiban bagi Deni juga. Jadi sudah seharusnya Deni melakukan hal itu untuk menyelamatkan Linda dari godaan pria genit tersebut," balas Deni dengan wajah santai.
"Ibu juga mau mengucapkan terima kasih pada Deni. Ibu khawatir dengan Linda, jadi Ibu benar-benar merasa beruntung dengan kedatangan dari Deni di waktu yang tepat ini. Ibu merasa Deni adalah seorang yang luar biasa. Terima kasih Den sudah menolong keluarga kami," ucap Dian penuh semangat.
"Sama-sama Bu. Deni melakukan itu dengan dasar ketulusan dan cinta Deni pada Linda. Jadi Deni akan melakukan apapun untuk
membuat Linda bisa terlindungi," tutup Deni dengan bijak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments