4

***

Sepulang sekolah Stella mampir ke restoran yang tidak jauh dari mansionya yang kebetulan jalan pulangnya melewati tempat itu, gadis itu mendadak lapar jadilah ia memarkirkan mobil sport miliknya di sana.

Stella sudah berada di dalam menyantap pesannya, gadis itu benar-benar menikmati karena rasanya enak sesuai ekspektasi nya ditambah ia sedang lapar sekarang menambah kelezatan makannya.

Tidak butuh waktu lama setelah selesai menghabiskan makanannya, ia buru-buru hendak pulang lalu berdiri ingin membayar makannya, namun belum sempat ia menuju kasir gadis itu melihat seorang pria yang tak asing baginya duduk sendiri di salah satu meja. Senyuman terbit di wajah gadis itu, ia beralih mendekati orang itu, ini ada kesempatan bagi Stella.

Dengan tanpa ragu Stella duduk di kursi kosong di sebelahnya, gadis itu menopang dagunya tersenyum manis menatap pria itu sementara pria yang sedari tadi duduk tenang menikmati makan sorenya merasa terganggu dengan kehadiran gadis berseragam itu di sana menatapnya dengan wajah sumringah.

Tidak ingin menghiraukan, ia lanjut menghabiskan makanannya menganggap orang yang ada di hadapannya itu tidak ada sekarang.

"Galen, kau pasti masih mengingatku" ujar Stella.

Pria yang tak lain adalah Galen itu melirik Stella sekilas lalu tak menjawab, ia tidak perduli.

Stella memanyunkan bibirnya "kau kenapa diam saja? Apa kau tidak mendengarku?" Tanya Stella.

"Ehem, biasakan kau pergi, meja di tempat lain masih ada yang kosong" balas Galen melirik Stella dengan wajah datar nya.

Stella menggeleng "aku ingin duduk di sini bersamamu, lanjutkan saja makanmu, aku akan menemanimu" balas Stella tersenyum lebar.

"Aku tidak nyaman."

"Tidak masalah, aku akan diam saja agar kau tetap nyaman" balas Stella tidak ingin beranjak dari sana. Gadis itu beralih diam sekarang dengan tatapan fokus melihat Galen.

Galen juga diam saja tidak ingin berdebat, terserah gadis itu saja. Entahlah, ia tidak mengerti mengapa bisa bertemu lagi dengan gadis aneh itu lagi di sini. Ia harap perkataan konyol gadis itu semalam hanyalah sebuah candaan. Lagian untuk apa seorang gadis remaja yang masih berseragam seperti ini menyukainya? Memangnya tidak ada yang lebih dewasa yang menyukainya? Sungguh aneh-aneh saja orang yang ia temui.

Beberapa menit Galen akhirnya selesai menghabiskan makan sorenya, ia memutuskan untuk kembali ke kantornya sekarang, karena malam ini ia harus lembur menyelesaikan pekerjaannya. Tanpa meninggalkan sepatah katapun Galen beranjak dari mejanya membiarkan Stella di sana. Karena ia juga tidak saling mengenal dengan gadis itu jadi ia tak pernah berbasa-basi. Sementara Stella yang melihat kepergian Galen mengikuti. Pria itu menuju kasir membayar makannya begitupun Stella juga ikut membayar makannya yang belum sempat ia bayar.

Berikutnya Stella mengikuti Galen ke luar, gadis itu menghadang jalan Galen agar berhenti "tunggu dulu sebentar" kata Stella menghentikan langkah Galen.

Galen mengerutkan keningnya "ya?" Tanyanya tidak mengerti apa tujuan gadis itu.

"Bolehkah aku meminta nomormu?" Tanya Stella.

"Menjauhlah, lebih baik sekarang kau pulang pasti orangtuamu sudah menunggu di rumah" balas Galen lalu beralih meningalkan Stella masuk ke dalam mobilnya, ada-ada saja anak sekolah bukannya langsung pulang tetapi malah keluyuran seperti itu pikir Galen.

Sementara Stella memanyunkan bibirnya "mengapa pria itu cuek sekali, padahal aku cantik seharunya ia tidak melewatkan ku begitu saja" kesal Stella melihat kepergian pria itu.

Gadis itu memikirkan sesuatu, bergegas ia masuk ke dalam mobil miliknya, ia mulai mengikuti kemana mobil Galen melaju. Tidak lama ia mengikuti tiba-tiba pria itu membelokkan mobilnya ke sebuah gedung menjulang tinggi memarkirkan mobilnya tepat di lobi. Stella mengerti sekarang, jadi itu adalah gedung perusahaan pria itu. Stella menyungingkan senyumannya. Jangan menganggap Stella gadis lemah yang akan mundur begitu saja saat mendapati respon cuek laki-laki itu.

Stella memutuskan untuk pulang sekarang, sebenarnya ia malas untuk pulang karena orangtuanya sudah berangkat ke Belanda tadi pagi. Tetapi, jika tidak pulang ia kemana lagi? Kerumab temannya? Ah Stella tidak berminat kecuali mereka memang berkumpul bersama makan akan lebih seru untuk mengatai satu sama lain jika hanya bedua-dua saja tidak seru akan membosankan nantinya tidak ada keributan dan perdebatan konyol, Stella lebih memilih jika mereka berkumpul ramai-ramai karena di sana mereka tidak akan berhenti mengoceh melontarkan perkataan-perkataan yang tidak penting mungkin?.

Stella mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia senang sekali jika membawa mobil dengan kecepatan tinggi maka ia akan mendapatkan klakson oleh setiap pengendara lainnya. Tidak bertahan lama ia kembali melanjutkan mobilnya dengan kecepatan sedang usai mendapatkan klakson dari beberapa pengendara di jalanan itu. Stella terkekeh kecil. Seru sekali bermain di jalanan seperti ini.

****

TBC.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!