"Irra, kamu kan pacarku, Aku juga ingin dong kerja di Bank, kan enak, gaji besar, banyak tunjangan, bonus, dan yang paling penting derajat-ku bisa naik kalo Aku kerja di Bank juga."
"derajat apa sih Irwan?, kamu nih aneh-aneh aja, ngomongin derajat masa dengan patokan pekerjaan sih."
"itu buktinya kamu, sekarang semakin di hargai banyak orang."
"tapi Irwan derajat itu bukan hanya di ukur dari pekerjaan, kalo begitu tukang becak kamu anggap gak punya derajat dong?"
"ya bukan begitu maksudku Ra, ya sudah kalau Kamu gak mau bantu, Aku usaha sendiri saja, Aku juga bisa tanpa bantuan Kamu."
"lah ko malah marah-marah sih?"
"ya makanya bantuin dong supaya Aku gak marah lagi,"
"iya Aku bantuin, tapi Aku ajarin aja tes-tes nya biar Kamu tahu, karena Aku kan hanya Frontliner gakan bisa bantuin Kamu masuk, keberhasilan di tentuin sama usaha dan do'a Kamu"
"iya, pacarku yang cerewet" (sambil di cubitnya pipi ini)
***
semua sudah Aku ajarkan dan kerahkan apapun yang Aku ketahui dan Aku bisa
tapi Dia, tidak bisa menghitung, menggambar pun tidak bisa.
Dia hanya bisa mengeluh, dan terus mengeluh.
***
"Irra, hari ini pengumuman lulus seleksi gak nya!" (ujar Irwan dengan begitu antusias di telephone)
"oh, iya semoga sukses ya..."
***
sore hari,
"Irwan gimana? Kamu lulus?"
"Gak!, Kamu gimana sih ngajarinnya gak bener, gara-gara Kamu kan Aku jadi gak lulus."
(ya ampun, itu anak udah di bantuin masih aja nyalahin) gumamku dalam hati.
"ya Kamu yang sabar ya, ayo nanti Kita belajar lagi, Kita review Apa kendalanya"
"Iya."
***
Selang beberapa waktu, adalagi pembukaan Frontliner lagi. Aku inisiatif membuat CV Irwan lalu mengirimnya via e-mail.
maklum segala sesuatu Aku yang mengurus, Irwan hanya terima beres, padahal kita belum menikah saat itu..
***
"alhamdulillah Irwan, Kamu ada panggilan interview, ayo kita latihan lagi biar mantap"
"tenang, Aku udah bisa ko, Aku udah latihan dan banyak liat Trik di Youtube"
"Oh iya bagus kalau begitu,"
"Irra, tapi Aku boleh pinjam uang mu?"
"Kamu gak punya uang? Gaji kemarin sudah habis lagi ?"
"ada, tapi Aku kasih ke Mamah"
"semuanya ?"
"iya, semuanya."
"terus kamu biaya-biaya hidup sehari-hari gimana? bensin, makan, dll?"
"pinjam"
(ya ampun ada laki-laki macam beginian)
"tapi kan pinjam harus di ganti."
"iya lah pasti di ganti, tenang aja. Kamu gak percaya sama Aku?"
"iya Aku percaya"
***
"Horee sayang, Aku keterima kerja"
"alhamdulillah, selamat ya.."
"tuh kan Aku bilang Aku ini hebat."
"hehehe iya sayang"
****
Ke esokan harinya di Tukang Mie ayam..
"Irwan, Bapak ku minta supaya kita cepat menikah."
"apa?!"(tersendak)
"iya menikah, kita kan pacaran sudah lama, dan adikku sudah menikah duluan"
(Adik ku menikah duluan karena Dia tidak mau bekerja selepas lulus SMA, dia hanya mau jadi Ibu rumah tangga)
"tapi Aku belum siap Ra,"
"lalu kapan kamu siap nya Irwan?, setiap kali bertemu orang tua Ku kamu janji kan segala macam, mereka hanya baru menagih janji menikahiku"
"aku belum ada uang Ra, menikah itu gak cukup uang Rp 10.000,-"
"Kamu gak punya tabungan emang?"
"gak ada Ra, ada uang di Mamah sekitar Rp 10.000.000,- tapi mau Aku belikan Ijazah S1"
"astagfirulloh, gak boleh gitu Irwan, lalu buat apa selama ini kamu kuliah?"
"lama Ra, Aku perlu Ijazah yang cepat soalnya di kantor lagi ada program karyawan tetap, nah syaratnya harus sudah S1, orang kantor tahu nya Aku masih kuliah, Aku gak bilang sedang Cuti dan Masih di Smester 4"
"jadi itu pilihan kamu, ya sudah nanti Aku bilang ke Bapak ku, lebih baik kita akhiri saja sampai disini."
"Ra, ko kamu begitu sih Ra?"
"Aku sudah tidak bisa menunggu kamu lagi Irwan, Aku malu, terlalu banyak kamu janjiin ini itu tanpa ada pembuktiannya"
"okey, okey kita beneran akan menikah, tapi kasih aku waktu untuk bicara dengan orang tua ku dulu"
***
"Irra, aku sudah bicara dengan kedua orang tua ku, mereka memasrahkan semuanya kepadaku, dan aku bingung"
"bingung kenapa?"
"Aku gak ada uang,"
"lalu gimana?"
"aku mau cari pinjaman, pinjaman online"
"jangan! kalo pakai pinjaman online nanti pas gak kebayar nya bisa ngelilit, sama kayak pinjam ke reinternir"
"terus Aku harus gimana?, Kamu maksa minta nikah terus, Aku bilang ke Orang tua mereka malah masrahin lagi ke Aku, Aku ini gak ada support dari mana-mana Ra, di sisi lain Aku juga gak mau kehilang Kamu dan putus sama Kamu"
" itu kan ada uang yang Rp 10.000.000,- kenapa gak pakai yang itu saja, buat Ijazah S1 kan nanti bisa ngumpulin lagi uang nya, kalau di hitung dari penghasilan kita ber dua itu sudah lebih dari cukup, bahkan uang segitu bisa aku dapetin dari gaji ku selama 2 bulan"
(Irwan berdiam, Aku tidak tahu apa yang sedang Dia pikirkan)
"okey kita menikah di bulan April"
***
Ke esokan harinya,
"Ra, kita nikah nya gak perlu undang-undang ya?"
"kenapa begitu Irwan?"
"Aku kan baru masuk dan memang gak boleh menikah dulu, jadi sembunyi-sembunyi aja, buat menekan budget juga gimana, Kamu setuju kan?"
"hem, Aku sih bingung, nanti aku konsultasi dulu ke Mamah sama ke Bapak"
"udah ketebak ko Ra, mereka pasti masrahin lagi ke anaknya"
"iya tetap saja, nanti Aku bilang dulu"
****
drrrt drrrrt drrrt (bunyi silent telephone)
"hallo"
"hallo Ra, sudah tidur belum?"
"belum sih, ada apa Irwan ?"
"Ra, ternyata Mamah ku perlu uang, tapi Dia bilang Dia gakan minta ke Aku, cuman Dia bilang Dia mau jual kasur,"
"jual kasur?"
"untuk apa?"
"untuk bayar cicilan ke Bank Emok"
"Bank Emok itu apa? maksudnya gimana?"
"itu jadi Mamah Aku tuh di kasih uang sama pihak bank, lalu Mamah Aku harus bayar tiap 2 minggu sekali"
"Bank Emok itu reinternir lagi ?"
"Bukan lah Ra, beda."
"terus apa? sama aja kali"
"beda pokok nya!"
"hem ngomong-ngomong kamu bilang begitu ke Aku buat apa? dan Irwan kenapa sepertinya sekarang semakin banyak hal yang baru Aku ketahui?
"gini Ra, kan menikah itu perlu kejujuran, ya Aku hanya mencoba untuk jujur saja. maaf kalo salah"
"Aku menghargai kejujuran Kamu Irwan, makasih sudah jujur"
"oya kamu ada uang ?"
"apa, uang?"
"iya uang, aku mau pinjam 3 juta"
"astagfirulloh, buat apa uang sebanyak itu Irwan?"
"buat lunasin bank Emok Mamah, daripada pakai uang buat nikah kita lebih baik Aku pinjam saja ke Kamu, kan nanti Kamu jadi isteri Aku, gaji ku pun pasti Kamu yang pegang"
"aku ada tapi gak bisa kasih,"
"loh ko gitu?"
"iya Aku juga kan perlu buat belanja ini itu, lagian Mamah Aku bentaran lagi juga pasti datang ke Bandung"
"nanti kan kamu gajian lagi, ada lagi uang nya, gak apa dong kalau kamu bantuin aku, kan ini untuk kita juga, kalau aku gak pinjam dari Kamu, Mamah Aku kapan beresnya"
"yaudah nanti aku transfer" (lagian siapa suruh ikutan yang begituan)
"makasih sayang, memang kamu terbaik, sudah dulu nelephone nya ya sayang, kamu istrahat saja, dah sayang."
"iya dah".
***
hem entah ini hanya pemikiranku saja atau memang yang sebenernya terjadi, Aku rasa Irwan begitu egois..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Muhammad Arsha
semangat terus ka
2022-08-20
2
Miracle Tree
Semangat kaka.
ditunggu feedback-nya
2021-11-25
2
mawar bodas
thor ada ada saja sampe kenal sm bank emok..😁
2021-08-17
2