Mega merah mulai mencabik-cabik langit biru. Karin masih tertidur lelap di rumah barunya, ia memeluk erat guling di sampingnya, sekedar mencari kenyamanan.
Tok tok tok...
Terdengar seseorang mengetuk pintu kontrakannya, " bu Aminah ya " pikirnya karena belum ada yang tahu kalau ia telah pindah ke kontrakan sederhana itu.
Ia membuka pintu kontrakannya, ternyata tebakannya salah. Ia tak mendapati bu Aminah di depannya, malah ia mendapati seorang laki-laki ber jas hitam tengah berdiri tegak di depan kontrakannya.
" Maaf, dengan siapa ya? " Tanya Karin.
" Saya Reihan, tuan saya ingin bertemu dengan nona malam ini.... " Jawab Reihan.
Karin masih terdiam, pandangannya menyapu di halaman kontrakannya yang terparkir mobil mewah dengan dua orang bertubuh kekar yang sedang berdiri di sampingnya.
" Mmmm, saya tidak kenal dengan anda. Maaf..."
Karin menutup paksa pintu kontrakannya, merasa curiga dengan kedatangan ketiga orang yang dianggapnya aneh itu.
Tapi usahanya gagal, ketika tangan Reihan dengan sigap menahan pintu itu hingga tak bisa tertutup sempurna.
" Saya minta waktunya sebentar nona, tolong ikut saya sebentar...." Pinta Reihan dengan tangan yang masih menahan pintu agar tak tertutup rapat.
Karin masih berusaha menekan pintu itu agar tertutup, kemudian berbicara pada Reihan tanpa mengeluarkan wajahnya yang ia sembunyikan di balik pintu. " Maaf, sebaiknya anda pergi.... "
Melihat Reihan yang sedang kewalahan menangani Karin, dua bodyguard itu pun menyusul Reihan untuk membantu menyelesaikannya.
" Tuan, apa perlu kita memaksanya...? " Tanya salah satu bodyguard.
" Tidak, aku akan mencobanya dulu " Jawab Reihan.
" Nona, apa anda mendengar itu? Ikutlah dengan saya jika tidak ingin ada keributan. Kami bisa melakukan apapun, termasuk menghancurkan bangunan ini."
Mendengar ancaman itu, membuat Karin gemetar ketakutan. Tak ada jalan lain selain mengiyakan apa yang di perintahkan.
" Baik lah.... "
Karin pun dipersilahkan memasuki mobil mewah itu, duduk di bangku belakang berjejer dengan Reihan yang sibuk dengan ponselnya. Sedang dua bodyguard itu, berada di bangku depan.
____________
Setelah perjalanan yang membutuhkan waktu setengah jam itu, akhirnya mereka sampai disebuah mansion mewah dikawasan elit.
Mata Karin di buat takjub dengan bangunan megah itu, namun juga berderik ketakutan ketika matanya mendapati banyaknya bodyguard yang berdiri tegap disetiap sudut rumah. Meskipun dia dari kalangan cukup berada, tapi rumahnya tak bisa sedikitpun bila dibandingkan dengan mansion mewah itu.
Reihan keluar dari mobilnya, sedang Karin masih terdiam mematung. Reihan berjalan memutari mobilnya, membukakan pintu untuk Karin dan mempersilahkannya segera keluar dari mobil itu.
" Mari nona.... "
Reihan memimpin jalan masuk menuju mansion dan Karin hanya membuntutinya dari belakang. Mengetahui kedatangan Reihan, pak Li sebagai kepala pelayan dengan sigap menyambut kedatangannya.
"Selamat malam tuan, Tuan Marcel menunggu anda di ruang kerjanya. " Pak Li membungkukkan badannya memberi hormat, menyampaikan titah Marcel untuk membawa Reihan ke ruang kerjanya segera.
" Nona tunggulah disini, saya akan menemui tuan Marcel... "
Sesampainya di sebuah ruangan, Reihan meninggalkan Karin seorang diri dan berlalu menaiki tangga.
Tak lama berselang, derap langkah itu menggema. karin pikir itu adalah Reihan, namun ternyata dugaannya salah besar.
Laki-laki itu... .
Tiba-tiba dadanya sesak saat menatap pada sosok itu. Pada sosok yang tak pernah ingin ia lihat lagi, Sosok laki-laki yang telah memaksakan kehendaknya malam itu.
Dengan isak yang tak sengaja tumpah, perempuan itu akhirnya bangkit dari duduknya, ingin rasanya segera enyah dari laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya.
" Tunggu nona, Tuan Marcel ingin berbicara dengan anda, sebentar " Cegah Reihan.
" Saya ingin pulang hiks hiks... " Karin menyeka air matanya yang tak henti keluar dari matanya.
" Tolong duduk sebentar nona, maka semua akan baik-baik saja "Bujuknya. Namun karin tetap bersikukuh. " Saya mau pulang, hiks hiks... "
Tangis Karin semakin menggema, sedang Reihan sudah kehabisan akal untuk menenangkannya. Membuat sosok itu akhirnya tersulut. tak sabar.
" Duduk !!! " Gertak Marcel dengan nada dinginnya, mulai muak dengan drama didepannya.
" Menurutlah nona.... '' Reihan menganggukkan kepalanya, meyakinkan perempuan itu untuk mendengarkannya.
_____________
Hi readers....
Jangan lupa terus dukung author yah, dukungan readers sangat berarti untuk author loh...
Jangan lupa like dan komennya yah
Happy reading💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kezie fitri
bagus thor,,
tapi cba penulisan nya jangan kbnyakan nya 🙏🙏🙏
2024-07-03
0
Ida Lailamajenun
dih dipikir karinnya pura" nangis kali
2023-06-07
0
Reza Indra
dredeg nichh.. 😢😢😘😘
2022-12-30
0