Kita Dan Masa Lalu
Kisah ini berada dalam era sejarah, di saat Raja Jayanagara memegang kendali Kerajaan Majapahit dan Menteri Besarnya adalah Candrakumara Dewananda.
Sebuah pedang secepat kilat cahaya, sebuah keinginan sekokoh Himalaya. Cahaya suku di wajahnya dan hanya satu impian di matanya. Yaitu melihat bendera Majapahit menghiasi langit di Pulau Jawa, dipadu dengan kemenangan.
"Kita akan penuhi impian Raja Jayanagara yaitu mengalahkan Kerajaan-Kerajaan yang menentang. Tidak seperti harta dan simpanan musuh, modal kita adalah kaya dengan darah yang siap dikorbankan. Kita baktikan setiap hembusan napas kita untuk Kerajaan Majapahit. Kita adalah guntur di hadapan badai apapun. Dan kita adalah lautan api di hadapan guntur!" ucap sang Mahapatih dengan penuh kelantangan seakan menginginkan seluruh nusantara mendengar ucapannya.
Peperangan kembali dimenangkan oleh Mahapatih Candrakumara untuk kesekian kalinya. Setelah perang berakhir, dia dan pasukannya beristirahat di tenda yang sudah dipersiapkan oleh prajuritnya.
"Tuan, ada seorang Putri yang datang dari Sumatera. Dia membawa pesan dari Raja Sanjaya. Putri itu ingin menemuimu," ucap seorang prajurit seraya menyodorkan surat yang diterimanya dari sang Putri.
"Apakah sang Raja ingin menawarkan putrinya padaku?" tanya Candrakumara.
Prajurit itu pun kemudian membaca isi surat yang ada di tangannya.
"Dia mengatakan, pasukan Amir Ghazali telah mengepung benteng pertahanannya dan dia butuh bantuan kita."
"Arya, haruskah kita memperjuangkan milik kita ataukah membantu Raja itu? Kita harus segera menuju Jawa Timur. Suruh Putri itu pergi," ucap Dananjaya.
"Tapi Tuan, Putri itu tetap bersikeras bertemu Mahapatih."
"Arya, pergilah!" perintah Dananjaya.
"Baik."
Meskipun sudah dilarang, sang Putri tetap memaksa untuk masuk hingga beberapa prajurit menodongkan pedang mereka ke arahnya tetapi dia tidak menghiraukannya. Hingga saat seorang prajurit hampir menebas kepalanya, Candrakumara menghentikannya.
"Dananjaya, tolong antar dia pulang secara terhormat," ucap Candrakumara.
Sang Putri tetap melanjutkan jalannya dan mendekati Mahapatih.
"Pulau Sumatera sedang dalam bahaya. Kami butuh pertolonganmu," ucap sang Putri.
"Saat Sumatera punya senjata sepertimu, bantuan apa yang perlu kuberikan? Sekarang aku tidak bisa membantumu, kumohon pergilah. Kau mungkin kehilangan nyawamu karena ini," ucap Candrakumara.
"Itu bukan persoalan. Saat aku meninggalkan Kerajaan Citrapsada, aku sudah berjanji bahwa aku akan kembali hanya bersama Mahapatih Candrakumara, atau tidak sama sekali. Selama ini aku mempercayaimu seperti Dewa, tapi kau bahkan bukan manusia," ucap sang Putri seraya menatap mata Candrakumara dengan tatapan tajamnya.
"Siapa namamu?" tanya Candrakumara.
"Balqis."
"Aku suka keberanianmu. Bergegaslah Dananjaya, kita akan segera menuju Sumatera!"
"Tapi Tuan, kita akan bilang apa pada Yang Mulia?" tanya Dananjaya.
"Yang Mulia pasti senang mengetahui hal ini. Seorang Raja Hindu sedang membantu Raja lainnya. Seberapa jauh Sumatera dar sini?" tanya Candrakumara.
"Perjalanan 5 hari."
"Kita akan tiba dalam 2 hari."
"Itu mustahil."
"Biarkan musuh yang berpikir demikian. Kepopuleran Candrakumara berkat kecepatannya, Balqis. Ayo!"
Mereka semua kemudian bergegas menuju Sumatera dengan membawa pasukan yang cukup banyak. Balqis juga sudah siap untuk menunggangi kuda miliknya agar bisa mempersingkat waktu karena mereka sudah tidak punya banyak waktu lagi.
Mahapatih mulai menyusun strateginya. Dia mengirimkan ribuan kuda yang dipasangi obor di kepalanya untuk mengelabui lawan.
"Kita berhasil menipu mereka! Meriam mereka sudah dialihkan. Balqis, masuklah ke dalam benteng melalui terowongan rahasia dan beri isyarat padaku saat di dalam. Kami akan siap menyerang," ucap Candrakumara.
Balqis melaksanakan perintah Candrakumara dan pergi menuju istana dengan membawa beberapa pasukan.
Saat sampai di istana, dia bertemu dengan ayahnya.
"Balqis," panggil Raja Sanjaya.
"Pasukan Majapahit sudah datang, Ayah," ucap Balqis.
"Pulau Sumatera selamanya berhutang budi padamu," ucap Raja Sanjaya.
"Tidak ada hutang budi dalam tugas, Ayah. Pergilah dan umumkan perang. Aku akan beri isyarat pada Mahapatih," ucapnya kemudian pergi ke tempat penyimpanan senjata. Dia mengambil beberapa senjata yang dibutuhkannya. Mereka semua kemudian melemparkan hujan panah kepada musuh dan itu sekaligus menjadi pertanda untuk pasukan Candrakumara bahwa perang telah dimulai.
Perang yang begitu sengit kemudian terjadi. Mahapatih Candrakumara dengan kharismanya memimpin perang. Balqis dengan jiwa pemberaninya ikut berperang.
Peperangan diakhiri dengan kemenangan Balqis bersama pasukan Majapahit. Mereka kemudian pergi ke Istana Citrapsada.
***
Banyak orang dan wartawan tengah berkumpul di depan sebuah rumah mewah. Beberapa dari mereka membawa banner yang bertuliskan Happy Birthday Zayn, Selamat Ulang Tahun Zayn, dan kata-kata lainnya yang serupa. Mereka semua tengah menunggu sang idola keluar dan berdiri di balkonnya untuk menyapa mereka semua.
"Hari ini adalah hari ulang tahun anak dari superstar David Mahesa yaitu superstar Garalt Zayn Mahesa. Dan semua fansnya kemari untuk mendoakannya!" ucap sang wartawan dengan semangat di hadapan kamera. Dia kemudian menyodorkan microphonenya kepada para penggemar Zayn yang berdiri di belakangnya.
"Happy birthday, Zayn!" teriak mereka semua dengan penuh antusias.
Di sisi lain, di dalam kamar yang sangat mewah, sang superstar masih meringkuk di tempat tidurnya yang berukuran king size. Dia terbangun saat para pelayannya membuka jendela kamarnya.
Sebelum kakinya menyentuh lantai yang halus, seorang pelayan menyelipkan sandal tepat di kakinya. Ketika Zayn berjalan keluar, pelayan yang lain berdiri disana dan melayaninya dengan memberikannya jus buah segar.
Zayn berjalan menuju balkon dan mendapati para fansnya sedang berdiri di luar pagar. Saat melihat sang idola berdiri di balkon, para fans itu berteriak semakin histeris dan menggebu-gebu. Dia melambaikan tangannya seraya tersenyum hangat pada orang-orang yang berada disana.
"Superstar Garalt Zayn Mahesa, yang lebih dikenal dengan panggilan Zayn, sedang berada di balkonnya sekarang!" ucap sang wartawan.
"I love you, guys!" teriak Zayn dari balkonnya.
Tak lama kemudian, David datang dan langsung memeluk putra semata wayangnya itu. "Selamat ulang tahun, Nak."
"Makasih, Pa."
Mereka berdua kemudian kembali menyapa para fans Zayn yang disambut teriakan histeris dari mereka.
***
"Lihat, akhirnya dia dateng juga," ucap salah seorang kru.
Orang-orang yang ada di lokasi syuting itu berlarian mengikuti arah mobil Zayn saat dia sampai disana. Dia turun dari mobil itu dengan penuh pesona dan membuat para wanita yang ada disana menjadi hampir gila.
"Dia udah telat 4 jam," ucap kru yang lain.
Semua orang yang ada di dalam ruangan untuk melakukan syuting itu menunggu kedatangan Zayn dengan jengah bahkan sang sutradara sudah tertidur dengan nyenyaknya.
"Ayo-ayo semuanya! Bangun!" teriak Aidan; manajer Zayn.
"Papa, dia udah dateng!" ucap Jordi; anak dari sutradara kondang itu seraya mengguncangkan tubuh ayahnya agar bangun dari tidurnya.
"Ok, Zayn. Lo udah siap?" tanya Jordi pada Zayn.
"Lo sutradaranya?" tanya Zayn.
"Iya, Zayn. Gue ngebantu Papa gue buat nyutradarain film ini."
"Kasih tahu gue scenenya."
"Zayn, seperti yang lo lihat, ini adalah puncak scenenya. Dimana sang aktris Abila bakal menikah sama Abinaya Alexi. Tokoh Danish yang lo peranin hatinya lagi hancur. Dia pengen bilang sama si aktris Abila bahwa 'Abila, aku cinta sama kamu!' Tapi dia nggak bisa bilang itu!"
"Kenapa? Apa gue bisu?" tanya Zayn.
"Bener banget! Lo ingat scene nyokap lo meninggal?" tanya Jordi.
"Sekarang ada nyokap juga?"
"Zayn, di scene nyokap lo meninggal, lo teriak kenceng banget sampai-sampai lo kehilangan suara lo. Sekarang, buat terakhir kalinya lo mau ngeliat Abila tapi Zayn, lo bahkan nggak bisa ngelakuin itu!" ucap Jordi.
"Kenapa?"
"Karena lo juga buta, Zayn!"
"Oh gue juga buta. Gue tahu," ucap Zayn seraya merapihkan rambutnya di depan sebuah kaca.
"Nggak Zayn, lo nggak tahu. Kemudian lo pergi, Abila berbalik ngeliat lo dan--"
"Wait. Abila ngeliat gue, tapi Abila buta! Iyakan?" tanya Zayn.
"Nggak Zayn, lo yang buta," ucap Jordi.
"Tapi gue bisu!"
"Zayn, lo bisu dan buta. Waktu Abila manggil lo dan bilang 'Jangan pergi, Danish!' Lo jangan berhenti karena di film ini lo juga tuli. Jadi, di film ini cuma ada lo dan suara hati lo."
"Apa-apan ini?! Gue udah bisu dan buta, masa iya gue mesti tuli juga? Sebentar! Gue kesel banget sekarang, sumpah! Biarin gue baca dialognya dulu," ucap Zayn seraya mengambil buku naskah dari tangan Jordi.
"Abila, aku cuma mau bilang kalo aku mau membawa kamu pergi jauh dari tempat ini tapi aku nggak berdaya, aku berada di atas kursi roda dan aku udah kehilangan kedua tanganku?!" ucap Zayn membaca dialognya.
"Kepotong, Zayn! Abis."
"Gue nggak punya tangan lagi? Apa-apaan ini?! Di film ini apa bintangnya nggak punya bagian tubuh yang bisa berfungsi dengan baik?" protes Zayn.
"Tentu ada dong. Kayak yang lo liat, hatinya yang sakit."
"Nggak bakal ada sakit hati tapi penonton bakal bener-bener sakit kepala dan bahkan bisa jadi gila! Menurut lo film ini bakal dapet pujian dan penghargaan tapi biarin gue ngasih tau lo satu hal, film ini flop!" ucap Zayn.
"Flop?!"
Setelah perdebatan yang tidak berfaedah itu, akhirnya syuting dimulai karena sudah banyak sekali waktu yang terbuang sia-sia.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
AngghyShifah_chy
gila,gila,gila bwanget udah bisu,buta tuli pula,dibayar berapa itu artis ngetopnya hahahah😅😅😅😅😂😂😂😂
2020-12-21
1
cucu kakek
mulai mmampir
2020-12-18
1
Little Peony
Halooo thor
2020-12-16
1