Chapter 3

Balqis sedang merias wajahnya di depan sebuah cermin di kamarnya. Malam ini dia berniat untuk menemui Candrakumara karena besok pria itu akan kembali ke tempat asalnya.

Dia segera pergi ke tempat peristirahatan Candrakumara dan menemukan lelaki itu sedang tertidur dengan posisi duduk. Menyadari kedatangan seseorang, Candrakumara langsung membuka matanya dan mendapati Balqis sudah berada dihadapannya.

"Apa gerangan yang membawamu datang kesini malam-malam?" tanya Candrakumara.

"Aku merindukanmu" ucap Balqis dengan suara yang tercekat ditenggorokan dan air mata yang menggenang di pelupuk mata indahnya.

"Balqis, besok aku harus pergi" ucap Candrakumara.

"Apa maksudnya?"

"Mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi" ucap Candrakumara dengan wajah datarnya.

"Kau di dalam hatiku, bagai sebuah doa. Menyebut namamu akan menjadi ibadahku" ucap Balqis sesaat sebelum dirinya berdiri dan pergi dari sana.

Pagi harinya, semua orang melepas kepulangan Candrakumara dengan sangat meriah. Semua rakyat di sekitar istana datang untuk melihat kepergian Candrakumara dan para prajuritnya.

Disisi lain, Balqis hanya berdiam di kamarnya sambil menulis sesuatu. Tidak ada niat sedikitpun baginya untuk melepaskan kepergian Candrakumara.

"Putri, Mahapatih akan berangkat! Semua orang sudah berkumpul untuk melepas kepergiannya, kecuali anda. Mari, Putri!" ucap Khansa; dayang yang paling dekat dengan Balqis seraya berlari menghampiri gadis itu.

Balqis tidak menjawabnya dan masih asyik dengan kegiatannya.

"Keangkuhan semacam itu bukanlah diri anda, Putri" lanjut Khansa.

"Kau salah mengira cinta dengan keangkuhan" ucap Balqis.

"Cinta macam apa itu? Dia akan pergi, tapi anda--"

"Melihatnya pergi akan menjadi kematianku"

"Na'udzubillah! Tapi, pertemuan ini akan menjadi tak sempurna"

"Pertemuan tak sempurna akan menyisakan janji yang lain"

"Dan bagaimana jika takdir tak mengizinkan?"

Balqis tersenyum. "Balqis menulis takdirnya sendiri" ucapnya.

Setelah Candrakumara dan seluruh pasukannya pergi dari tanah Sumatera, Balqis menemui Ayah dan Ibunya untuk memberitahukan suatu hal bahwa dia akan menyusul Candrakumara ke Majapahit.

"Kita memang sangat berhutang budi pada Mahapatih. Tapi tidak akan kuizinkan putriku ke Majapahit sebagai tanda balas budi, Yang Mulia. Aku mengerti kalau pernikahan kita tidak akan pernah diterima masyarakat karena aku Muslim dan kau Hindu" ucap Farida.

"Pergi ke Majapahit adalah keputusanku. Aku sudah dipersatukan dengannya oleh takdir" ucap Balqis.

"Jangan lupa kalau Mahapatih itu Hindu dan kau Muslim" ucap Farida.

"Darah Hindu juga mengalir di diri Balqis, dia menyembah Allah dan Dewa. Kita mengesampingkan perbedaan agama atas nama politik. Balqis sedang melakukan hal serupa, hanya saja atas nama cinta. Biarkan dia pergi" ucap Raja Sanjaya membela putrinya.

"Meskipun begitu, Mahapatih tidak akan menerimanya sebagai istri sahnya" ucap Farida.

"Radha tidak pernah menjadi istri Dewa Krishna tapi nama mereka tidak terpisahkan, bukan?" tanya Balqis.

"Ya, tapi mereka Dewa!" ucap Farida.

"Dan cinta adalah ibadah. Sebuah ibadah tidak membutuhkan izin" ucap Balqis.

Raja Sanjaya tersenyum bangga melihat keteguhan tekad putrinya. Jika sudah seperti ini, dengan sangat terpaksa Farida mengizinkan putrinya untuk pergi ke Majapahit.

"Semoga Tuhan mengabulkan doamu" ucap Farida lalu mencium pucuk kepala putrinya. Sebenarnya berat baginya untuk melepas Balqis pergi ke Majapahit, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika suaminya sudah mengizinkan putrinya untuk pergi.

***

Kerajaan Majapahit menyambut pasukan Candrakumara dengan sambutan yang tak kalah meriahnya dari pelepasannya sewaktu dirinya di Sumatera.

Orang-orang sangat bahagia menyambut Mahapatih mereka yang telah kembali. Tak terkecuali keluarga Candrakumara, dan Ashwina Parameswari yang sebentar lagi akan menikah dengan sang Mahapatih.

Ya, Candrakumara sebenarnya telah dijodohkan dengan seorang wanita cantik yang berasal dari kasta yang sama dengannya dan hari ini pernikahan mereka akan dilangsungkan.

Sebenarnya, berat bagi Candrakumara untuk menikahi Ashwina karena sekarang dia sudah jatuh cinta pada Balqis. Tetapi saat itu, yang namanya perjodohan tidak boleh mengatakan tidak. Mau tidak mau dia harus menikahi Ashwina karena sudah terlanjur dijodohkan dengan gadis itu.

Dengan ini, Candrakumara berusaha untuk mengubur rasa cintanya pada Balqis dalam-dalam.

Pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah, juga dihadiri langsung oleh Raja Jayanagara.

***

Dengan sesegera mungkin Ashwina menarik dan membawa Candrakumara ke kamar baru mereka yang sudah dihias sedemikian rupa oleh Ashwina. Tak lupa juga dia meminta suaminya itu untuk menutup matanya.

"Sebelah sini, Mahapatih" ucapnya seraya terus menarik Candrakumara agar mengikuti langkahnya. Senyum bahagia tidak pernah luntur dari bibirnya semenjak dia melkihat suaminya kembali dengan keadaan sehat.

"Ashwina--"

"Kau sedang memasuki kamar ini untuk pertama kalinya setelah kau pergi. Dan sekarang, setiap kau membuka matamu akan selalu ada diriku di sebelahmu" ucap Ashwina dengan masih menarik tangan Candrakumara.

"Hal ini sungguh kekanak-kanakkan" ucap Candrakumara.

"Kau sudah berjanji padaku. Jadi jangan buka matamu sampai ku suruh!" ucap Ashwina dengan terua menarik tangan Candrakumara hingga sampailah mereka di tengah-tengah kamar.

"Kau tidak mempercaiku?" tanya Candrakumara.

"Mempercayai seorang pejuang? Kau tidak akan pernah tahu kapan dia mungkin menyerang! Sekarang, buka matamu" ucap Ashwina.

Candrakumara hanya mengikuti perintah istrinya dan membuka matanya.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Ashwina saat dilihatnya Candrakumara telah membuka matanya.

"Indah" ucap Candrakumara seraya tersenyum hangat pada Ashwina.

"Katakan, Ashwina. Bagaimana mungkin aku masih melihat itu di matamu?" tanya Candrakumara.

"Apa?"

"Kerinduan"

"Dia yang selalu menemaniku dalam kepergianmu"

Tiba-tiba, Candrakumara teringat dengan Balqis. Dia sangat merindukan wanita itu sekarang.

***

Di sebuah restoran mewah di Jakarta. Zayn sedang membicarakan masalah film dengan Galih. Dia ingin mengajukan sebuah film kolosal yang dia ciptakan sendiri ceritanya untuk di produseri oleh Galih. Entahlah, dia melihat itu seperti sebuah mimpi yang bersambung. Dia tidak mengerti apa maksud dari mimpi itu dan kenapa mimpi itu terasa sangat nyata seakan-akan dia pernah mengalaminya.

"Aku mau buat satu film bertema Kerajaan yang ceritanya aku buat sendiri. Aku harap Om mau memproduseri film itu" ucap Zayn.

"Itu gila! Kamu pasti becanda kan? Zaman sekarang, nggak ada yang mau nonton film kayak gitu" ucap Galih.

"Aku serius, Om. Om tahu, aku dapet tawaran 4 sampai 5 naskah setiap harinya tapi aku tolak semuanya. Tapi, untuk film ini, aku excited banget. Cerita kolosal yang udah aku siapin ini punya emosi, drama, percintaan, action. Dan aku yakin film ini bakalan jadi blockbuster, Om!" jelas Zayn mencoba meyakinkan Galih.

"Tapi, film yang berlatar belakang kisah Kerajaan, siapa yang bakal percaya semua karangan itu di zaman sekarang?" tanya Galih.

Zayn menengguk alkohol yang dituangkannya ke dalam cangkir. "Apa perlunya orang lain percaya atau nggak? Sebagai seorang pencipta karya, kita harus percaya naskahnya, Om" ucapnya.

"Darimana kamu ngambil referensi cerita itu?"

"Dari mimpi yang aku dapet akhir-akhir ini. Mimpi itu selalu berlanjut setiap malamnya"

"Terus gimana kalo kamu berhenti bermimpi itu? Gimana dengan kelanjutan ceritanya?" tanya Galih.

"Kita bisa membuat klimaksnya sendiri kalo aku bener-bener nggak bermimpi itu lagi" ucap Zayn.

"Tapi semuanya nggak semudah itu, Zayn" ucap Galih.

"Om, kalo Om bener-bener pengen bikin film sama aku, film itu harus film ini. Kalo nggak, aku nggak tertarik" ucap Zayn.

"Kamu tahu, kamu itu keras kepala banget, Zayn"

"Iya, bener banget"

"Om suka itu. Om bakal ke Amerika selama satu bulan. Kalo kamu udah ketemu aktris yang pas kita mulai syutingnya!" ucap Galih.

Betapa senangnya Zayn mendengar itu, dirinya sangat antusias untuk film kali ini.

"Om jangan khawatir, pokoknya aku bakal ngurus semuanya buat film ini"

Kemudian mereka bersulang dan meminum wine di cangkir masing-masing.

***

Dari hari pertama sampai hari ke tujuh, mereka belum mendapatkan aktris yang sesuai untuk mendampingi Zayn pada filmnya kali ini dan itu sangat membuat semua orang pusing karena kriterianya harus sesuai dengan yang diinginkan Zayn.

Sampai pada hari ke sembilan, mereka belum juga menemukan seseorang yang tepat. Semua orang sudah bersiap-siap untuk pulang, bahkan semua lampu juga sudah dimatikan.

Zayn mengacak rambutnya karena frustasi. "Gimana ini? Kita udah casting selama sembilan hari tapi nggak ada juga dari mereka yang mirip sama Putri Balqis" ucapnya.

"Bahkan gue sendiri aja nggak tau tuh bentuk Putri Balqis yang ada di mimpi lo itu kayak gimana. Tapi gue yakin, kita pasti bakal nemuin orang yang tepat" ucap Aidan.

"Kita nggak punya banyak waktu, Dan! Gimana caranya kita nemuin dia? Dimana kita bakal nemuin dia?" tanya Zayn ngegas karena keputus asaan.

"Excuse me!" terdengar suara seorang wanita diikuti tangannya yang membuka pintu.

"What?!" tanya Zayn dengan nada tinggi.

"Apa Zayn Mahesa disini?" tanya gadis itu seraya melangkahkan kakinya mendekati dua orang yang tengah membelakanginya.

"Nggak ada, Zayn Mahesa nggak ada disini!" teriak Zayn.

"Silahkan pergi! Audisinya udah selesai sekarang. Kamu dateng casting besok aja!" ucap Aidan.

"Besok? Tapi satpam bilang castingnya masih berlangsung dan Garalt Zayn Mahesa ada disini. Lihat, aku dateng jauh-jauh dari Kalimantan buat ikut casting. Aku mohon, kasih aku kesempatan! Ngomong-ngomong, kenalin aku Zoya, lengkapnya Aneska Zoya Raveena. Aku ngefans banget sama Zayn" ucapnya seraya terus melangkahkan kakinya dan menatap punggung dua pria itu hingga kakinya tersandung sebuah kardus berisi air minum dan membuatnya terjatuh.

"Apa?!" tanya Zayn seraya membalikkan badannya ke arah seorang wanita dengan tubuh proporsional yang sedang mengambil tasnya yang terjatuh.

Betapa terkejutnya Zayn ketika melihat wajah gadis itu saat dia mengangkat kepalanya dan berdiri.

Gimana mungkin ini terjadi? Cewek ini... Kenapa mukanya mirip sama cewek yang ada di mimpi gue?, batin Zayn.

Tanpa Zayn sadari, kakinya ringan berjalan ke arah wanita itu seraya terus memandangi wajahnya yang sangat cantik dan anggun. Dan ekspresi gadis itu tak kalah terkejutnya dengan Zayn saat dia melihat siapa yang sedang berjalan ke arahnya dan sekarang sudah berdiri tepat di hadapannya, matanya bahkan tidak bisa berkedip melihat ciptaan Tuhan yang sangat indah tengah berdiri di depannya.

Cukup lama mereka berdua berpandangan akhirnya Zayn memberanikan diri untuk membelai wajah cantik dan mulus milik Zoya yang membuat gadis itu langsung terjatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Dengan sigap, Zayn menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai.

Betapa bahagianya Zayn saat bertemu dengan gadis itu. Fiks, gadis ini yang akan memulai debutnya dengan menjadi lawan main Zayn pada film kali ini, dan akan dijadikannya seorang bintang yang bahkan lebih bersinar dari dirinya sendiri.

***

Bersambung...

Zayn mulai ketemu nih sama ciwinya.

Menurut kalian ceritanya gimana? Anehkah?

Comment yaw

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!