Selama beberapa hari selanjutnya, Santika selalu mengamati sayap barat istana Kerajaan Ustmaniyah dari kejauhan. Dia rutin menyuruh para pelayan untuk mengantarkan makanan bergizi kepada Pangeran kedua.
Saat ini Santika sedang mengamati daerah sekitarnya, dia ingin berkunjung menemui Pangeran kedua kembali. Kali ini Santika bersama jin pendampingnya yang membawakan makanan untuk Pangeran kedua.
Jin pendamping Santika berubah menjadi prajurit istana Kerajaan Ustmaniyah yang mengawal Santika agar tidak ada yang mencurigai Santika untuk bertemu Pangeran kedua. Drago berubah menjadi sosok yang gagah besar dan berotot, ketika Pangeran kedua melihat Drago, Pangeran kedua ketakutan akibat trauma yang mendalam.
“Mari kita makan bersama”, ucap Santika dengan tersenyum manis.
Santika tersenyum antusias dengan penuh harap agar Pangeran kedua membalas senyumnya. Santika, Pangeran kedua dan Drago duduk bersama di atas tumpukan pakaian di sudut ruangan. Santika melihat pakaian bersih yang dia berikan ditinggalkan ditumpukan kain usang dan berkata, “Pakaian itu untukmu, sengaja aku berikan kepadamu, jadi pakailah”, ucap Santika sambil mengunyah makanan.
Saat mereka duduk bertiga bersama, Pangeran kedua menunjukkan ekspresi wajah ketakutan dan sedikit menjauh dari Santika. Dia bahkan menolak makan bersama dengan Santika walaupun perutnya berbunyi keroncongan.
“Hm... Apakah dia ketakutan melihat Drago?”, ucap Santika di dalam hatinya.
Santika memberikan isyarat dengan mengibaskan tangannya kepada Drago agar dia pergi dari hadapan Pangeran kedua, dan sesegera Drago menyadari maksud Santika kemudian pergi keluar untuk mengawasi dari kejauhan sebagai jin pendamping.
Santika mencoba berbicara dengan nada lembut untuk menenangkan Pangeran kedua dan berkata, “Namanya Drago, dia adalah jin pendampingku dan hanya mematuhi perintah dariku saja. Dia tidak menakutkan dan kejam seperti yang kamu lihat, sebenarnya dia jenaka dan juga pintar”, ucap Santika lalu terdiam sejenak, “kecuali kamu akan menyakitiku, Drago akan tanpa belas kasihan membunuhmu jika dia tidak aku tahan” pangkas Santika.
Pangeran kedua tidak mengerti apa yang diucapkan Santika dan masih menolak tawaran untuk makan bersama, jadi Santika mengangkat bahunya dan memulai makan dulu. Santika membawa banyak sekali makanan lezat yang membuat Pangeran kedua meneteskan air liurnya.
Pangeran kedua seolah-olah tidak percaya bahwa ada gadis yang sangat perhatian kepadanya. Dia mengingat waktu malam saat para pelayan membawakannya hidangan lezat, setiap gigitan memenuhi lidahnya dengan kegembiraan dan dia melebarkan pupil matanya melihat betapa lezatnya makanan itu.
Akhirnya Pangeran kedua makan bersama dengan Santika dengan cepat seperti langsung menelan makanan tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Santika mengulurkan tangannya untuk menghentikannya, Pangeran kedua tersentak kaget dan berusaha untuk menarik tangannya dengan kasar. Tapi apa daya, dia terlalu lemah untuk melepaskan genggaman tangan Santika yang memegangnya dengan erat.
“Makanya pelan-pelan saja, kunyah makanannya terlebih dahulu nanti kamu tersedak”, ucap Santika dengan tersenyum manis sambil memiringkan kepalanya.
Amanda menunjuk ke arah salah satu makanan dan memberikan isyarat cara makan makanan dengan benar agar Pangeran kedua mengikutinya dan merubah cara makannya yang terlihat seperti gelandangan. Saat Pangeran kedua mengikuti gerakan yang diisyaratkan oleh Santika, dia menyadari rasa makanan lebih lezat dan menghargai makanan yang diberikan Santika.
Dia mendapati rasa puas menikmati makanan dan sekarang perutnya tidak merasakan rasa sakit lagi. Setelah selesai makan, Santika berniat untuk membersihkan seluruh tubuh Pangeran kedua. Santika memperlakukan Pangeran kedua seperti adiknya sendiri.
“Bagaimana, lezat bukan makanannya? Sekarang waktunya kamu membersihkan diri”, ucap Santika kepada Pangeran kedua.
Santika memberikan isyarat kepada Drago untuk masuk dan membawa tembikar besar yang berisi air bersih dan hangat. Drago kemudian pergi kembali untuk mengambil pakaian layak untuk Pangeran kedua. Santika bingung sekali, dia tidak tahu caranya untuk meminta Pangeran kedua agar masuk ke dalam tembikar besar untuk membersihkan seluruh tubuhnya.
Pangeran kedua kemungkinan besar akan melakukan protes dan menolak untuk mandi. Tapi baunya sangat menyengat sampai-sampai Santika tidak tahan lagi.
Pangeran kedua mengumpat kepada Santika yang secara tidak langsung mengundang amarah jin pendampingnya, namun Santika menahan amarah Drago agar dia tidak melakukan apa-apa. Pangeran kedua menyadari kesalahannya dan langsung terdiam.
Santika meraih tangan Pangeran kedua secara tiba-tiba dan meminta maaf atas kejadian ini. Akhirnya Pangeran kedua bersedia untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Pangeran kedua menundukan pandangannya dari tatapan intimidasi Drago.
Kini setelah matahari bersinar yang menembus jendela, Santika melihat bagaimana warna pupil biru muda laut adalah ciri-ciri yang bisa dia lihat sangat jelas ketika Pangeran kedua ditutupi kotoran dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
“Tadi kamu mengumpat diriku menggunakan bahasa Spanyol ya... Tolong hati-hati, aku tidak ingin Drago menyakiti dirimu”, ucap Santika sambil menyiramkan air ke kepala Pangeran kedua dengan penuh kasih sayang.
Pangeran kedua tidak bisa berkata-kata lagi, dia merasakan kasih sayang yang diberikan oleh Santika. Ini pertama kalinya dia mendapatkan perhatian dari seseorang. Sekarang Santika tahu persis kalau ibunya warga Kerajaan Spanyol telah dibunuh secara brutal di istana ini untuk menutupi kejahatan sang Raja.
Meskipun Santika telah mempelajari sedikit bahasa Spanyol untuk masa depannya, dia tidak menyangka ilmunya berguna saat ini. Semua kerja kerasnya terbayarkan ketika dia tahu apa yang diucapkan Pangeran kedua.
“Apakah kamu mengerti apa yang aku ucapkan tadi?”, ucap Pangeran kedua untuk memastikan.
“Ya”, jawab Santika dengan menganggukan kepalanya, “Aku bisa berbicara bahasa Spanyol jika kamu mau.”
“Maafkan aku yang telah menghinamu”, ucap Pangeran kedua meminta maaf dengan menundukkan kepalanya.
Pangeran kedua tersentak kaget ketika dia tahu bahwa Santika bisa berbahasa Spanyol. Santika pun meminta izin untuk membersihkan seluruh tubuh Pangeran kedua dan berkata, “Izinkan aku membersihkan seluruh tubuhmu, nanti kita mengobrol setelah ini”, ucap Santika sambil mengulurkan tangannya untuk membersihkan tubuh Pangeran kedua yang sulit dijangkau.
“Berhenti... Kamu seorang gadis ingin membersihkan tubuhku. Ini adalah hal yang tabu”
“Ini tidak tabu menurutku, Aku berusia sembilan tahun dan kamu baru berusia tujuh tahun. Aku khawatir kamu mati karena terlalu kotor, coba lihat diriku, semerbak harum bunga, kan? Ini bedanya ketika seseorang sering membersihkan diri dengan yang tidak. Ini hanya seperti bermain air bersama jika ada yang melihatnya, percayalah padaku”, ucap Santika untuk meyakinkan Pangeran kedua dengan menunjukkan dirinya yang harum.
Kali ini dengan senang hati Pangeran kedua mempersilakan Santika untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Pangeran kedua masuk ke dalam tembikar besar berisi air untuk membersihkan seluruh tubuhnya dan dibantu oleh Santika dengan menggosok area yang sulit dijangkau. Baru kali ini dia merasakan kesegaran air yang mengenai tubuh dan bertanya kepada gadis perhatian itu untuk menanyakan namanya.
“Kamu perhatikan sekali denganku, siapa namamu?”, tanya Pangeran kedua dengan penasaran.
“Perkenalkan namaku Santika, aku putri dari panglima perang Kerajaan Ustmaniyah yang telah gugur. Lalu siapa namamu, Pangeran kedua?”
“Namaku Ryuu Affandi, kamu bisa memanggilku Ryuu”
“Namamu bagus sekali, Pangeran Ryuu”, ucap Santika berbisik di telinga Pangeran Ryuu dengan penuh perhatian yang membuat Pangeran Ryuu malu.
“Mengapa kamu membantuku?”
Santika mengangkat alis Pangeran Ryuu dan mencuci rambutnya dan berkata, “sesama manusia harus saling membantu”, ucap Santika dengan tersenyum.
Pangeran Ryuu akhirnya berhenti bertanya dan memerhatikan Santika dengan penuh perhatian, Santika menggosok tubuh Pangeran Ryuu dengan penuh kasih sayang. Pangeran Ryuu masih sedikit takut kepada Santika, Namun pada akhirnya telah terbiasa dengan perasaan ini dan mulai mengendurkan tubuhnya yang tegang dan mengucapkan terima kasih kepada Santika.
Sementara itu, Santika seperti meneteskan air matanya karena merasa kasihan kepada Pangeran Ryuu yang dilupakan oleh keluarga kerajaan. Santika melihat badan Pangeran Ryuu yang sangat kurus tampak cekungan di pipinya. Keadaan yang sangat menyedihkan ini membuat Santika termotivasi untuk membantunya untuk keluar dari kondisi memprihatinkan ini. Dia memberikan pijatan kepada Pangeran Ryuu dan menggosokan giginya yang kuning tidak terurus.
Dari luar Drago melihat Santika yang masih berusia sembilan tahun seperti memandikan adik laki-laki dengan penuh kasih sayang. Penggambaran yang manis dan menawan sekali untuk dilihat. Tidak ada yang menduga bahwa Santika adalah reinkarnasi yang memiliki pemikiran seorang gadis modern dan Pangeran kedua adalah bangsawan Kerajaan Ustmaniyah dengan keturunan bangsa Spanyol.
Beberapa saat kemudian, Santika segera mengerikan tubuh dan rambut Pangeran Ryuu dengan kain kering. Pangeran Ryuu merasa segar dan nyaman setelah mandi. Pangeran tersenyum ketika melihat Rambut Santika yang acak-acakan tertiup angin sepoi-sepoi. Santika membalas senyumnya Pangeran Ryuu dan kemudian mengikat rambutnya yang panjang.
“Aku akan kembali membersihkan tubuhmu hingga kamu bisa mandi sendiri secara mandiri. Aku akan menyuruh Drago untuk mengajarimu cara membersihkan diri dan berbahasa yang baik di kerajaan ini. Kami akan mendidikmu dengan baik”, ucap Santika dengan penuh perhatian.
Saat Drago sedang bersih-bersih, Drago memberi nasihat kepada Pangeran Ryuu dan berkata, “Dengarkan baik-baik, aku akan mengajarimu, jadilah penurut, maka aku akan memberikan pengetahuanku dan pastikan orang lain yang melihatmu tidak curiga akan kecerdasanmu. Jadilah seperti sebuah padi, semakin berisi semakin menunduk.”
Pangeran Ryuu menganggukan kepalanya dan kembali ke sudut dan kembali ke kamarnya. Santika dan Drago pun pergi meninggalkan Pangeran kedua, namun Pangeran kedua tidak menginginkan mereka pergi, tapi apa daya dia terlalu malu untuk mengatakannya.
...****************...
Satu bulan berlalu dengan cepat.
Kesehatan Pangeran Ryuu meningkatkan secara signifikan. Tulang rusuk yang menonjol sudah tidak terlihat lagi, walaupun pipi masih terlihat cekung. Dia masih kurus saat ini, mungkin karena metabolisme di tubuhnya sangat cepat. Sekarang dia sudah bisa membersihkan tubuhnya sendiri dan dia mengerti jika dia tidak mandi walau satu hari saja. Drago yang telah mengajari semua hal ini.
Meskipun Pangeran Ryuu tidak bisa membersihkan ruangannya untuk menghindari kecurigaan para pelayan dan prajurit istana, dia tetap membersihkan kasurnya untuk tidur istirahat. Pangeran Ryuu sangat tersentuh dengan yang dilakukan Santika dan Drago kepadanya. Dia tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih kepada mereka karena dia seorang pemalu.
Santika selalu mengawasi pendidikan yang diberikan Drago kepada Pangeran Ryuu dan memastikan agar Pangeran Ryuu mendapatkan informasi yang sama seperti Pangeran Lance. Meskipun Drago selalu mengajari Pangeran Ryuu tentang sejarah dunia, strategi perang dan politik. Santika justru mengajari Pangeran Ryuu dengan menggunakan perspektif dan nilai-nilai hak asasi manusia yang dia dapatkan dari kehidupan masa lalunya.
Tetap saja, Santika ingin mengajarkan kepada Pangeran Ryuu untuk memiliki karakter yang bijaksana dan berhati baik serta membiarkannya memutuskan sendiri. Pangeran Ryuu sangat antusias dengan pelajaran yang diberikan Santika dan Drago, dia menyerap informasi yang diberikan dengan mudah. Pangeran Ryuu mulai terbiasa dengan kehadiran Santika dan Drago, kali ini dia menjadi seorang yang cerdik dan penuh hormat. Pangeran Ryuu berterima kasih kepada Santika dan Drago karena telah mengajarinya banyak hal yang dia tidak ketahui.
Mereka menghabiskan waktu bersama dan mereka terlihat seperti kakak dan adik menikmati waktu bersama satu sama lain. Mereka berdua seorang pendiam, Ryuu tidak suka banyak bicara dan diam saja ketika Santika dan Drago menjelaskan, sedangkan Santika tidak mau memaksa Ryuu untuk berbicara. Keheningan pun terjadi, Namun, saat mereka duduk bersebelahan di atas kasur akhirnya Ryuu memulai pembicaraan mereka.
“Apakah kamu punya jin pendamping?”
“Ya... Aku punya, aku beri nama dia Drago.”
“Jadi orang yang terlihat menakutkan itu jin pendampingmu?”
“Betul sekali”, ucap Santika dengan menganggukan kepalanya, “Sebenarnya dia berwujud Ikan Koi Emas yang tidak berdaya, tapi karena latihanku yang keras akhirnya dia bisa berubah-ubah menjadi makhluk yang sangat kuat, apapun itu. Menurut Drago, dia bisa berubah menjadi Naga Emas kuat perkasa melalui ketekunan dan tekad yang sangat kuat dan murni”, jawab Santika sedikit ragu Pangeran Ryuu mempercayainya.
Seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan Santika, Pangeran Ryuu meremehkannya. Melihat hal ini Drago terpancing emosi dan menunjukkan kemampuan uniknya. Drago berubah menjadi seekor Ikan Koi Emas yang tidak berdaya, manusia hingga hewan buas untuk menakuti Pangeran Ryuu.
“Maaf aku, Drago. Aku tak bermaksud menantangmu”
“Ehm... Aku maafkan”
“Tadi kamu bilang Drago adalah seekor naga?”, ucap Ryuu, “Jin pendampingku adalah seekor naga juga dan dia bilang dialah jin pendamping yang paling kuat. Menurut Raja Osman I jika kamu memiliki jin pendamping seekor naga atau jin pendamping kuat lainnya, maka kamu akan menjadi orang terkuat di Kerajaan Ustmaniyah”
“Benar, aku sudah menjadi wanita tercantik di dunia, jika saja sang Raja tahu jin pendampingku seekor naga dia akan menjadikanku sebagai orang terkuat dan tidak akan bertemu dirimu, bukan?”
Santika malu-malu melihat Pangeran Ryuu, dia mencoba mengingat cerita novel yang pernah dia baca ketika masih menjadi Amanda. Di dalam cerita novel yang dia ingat Santika dibunuh oleh Pangeran Lance karena Santika menimbulkan kerusakan di Kerajaan Grapena dan Pangeran Lance bunuh diri karena cintanya ditolak oleh Zaza dan Zaza menikah dengan Pangeran Ryuu hidup bahagia, menurutnya Pangeran Ryuu yang paling kuat berdasarkan ingatan Amanda di masa lalunya.
Kembali ke kehidupan sekarang, Santika dengan hati-hati bertanya tentang jin pendamping yang dimiliki oleh Pangeran Ryuu dan berkata, “Bolehkah aku melihat wujud jin pendampingmu?”
Pangeran Ryuu menganggukan kepalanya, dan memanggil sesosok makhluk kecil muncul dibalik bayangannya. Jin pendamping Pangeran Ryuu muncul dihadapan Santika dan Drago, jin pendamping milik Ryuu berbentuk naga dengan sisik berwarna merah indah berbentuk seperti kadal namun dikelilingi aura api.
Naga itu menyeret ekornya ke kanan dan ke kiri serta mengepakkan sayap yang lebar seperti kelalawar. Matanya berwarna biru laut sama seperti mata Pangeran Ryuu.
“Aku memberinya nama Drake yang berarti naga”
Naga itu terbang menuju Drago dan mereka saling mengendus sepertinya saling mengenal satu sama lain. Pangeran Ryuu dan Santika hanya bisa terdiam mengamati jin pendamping mereka berinteraksi, secara mengejutkan jin pendamping milik Ryuu yang berbentuk naga memberi penghormatan kepada Drago.
“Ya Mulia, sudah lama kita tidak berjumpa”, ucap jin pendamping Pangeran Ryuu kepada Drago.
Ternyata jin pendamping milik Pangeran Ryuu adalah bawahannya Drago ketika Drago menjadi seorang Raja jin pendamping di seluruh dunia. Setelah itu jin pendamping mereka menjadi sahabat dan bahkan berlatih bersama untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian unik mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
☆White Cygnus☆
lanjut mampir.
2024-03-15
0
Bonar
Iya, Santika. Si Ryuu masih ketakutan, terutama ketika dia melihat penjaga.
2024-03-11
0
Tesis
Pangeran kedua juga punya jin pendamping yang bernama Drake.
2024-02-16
0