Malam begitu sunyi, Santika sudah tidak sanggup lagi duduk dalam kesedihan. Dia menggunakan pakaian hitam gelap dan menggunakan penutup di wajahnya dengan kain sutera yang halus untuk menutupi semuanya kecuali mata. Santika langsung menuju ke sayap barat kompleks istana Kerajaan Ustmaniyah untuk bertemu Pangeran kedua.
Pada malam hari, semua kubah-kubah yang berada di istana Kerajaan Ustmaniyah tampak bercahaya memantulkan cahaya bulan purnama yang sangat indah. Santika berusaha menyelinap dengan kemampuan sembunyi-sembunyi dan kecepatan tak bersuara yang diperoleh dari jin pendampingnya, kaki Santika seringan bulu angsa dan tidak ada yang bisa mendeteksi keberadaannya sekarang.
Ketika Santika sampai di sayap barat istana Kerajaan Ustmaniyah, dia tidak menemukan tanda-tanda pelayan atau penjaga yang sedang bertugas di daerah ini. Jika Santika tidak mengetahui bahwa Pangeran kedua tinggal di sini, dia berasumsi bahwa tempat ini adalah tempat yang sengaja dikosongkan.
Tiba-tiba Drago merasakan ancaman datang kepada mereka, dia dengan cepat berubah menjadi bentuk manusia dan menarik Santika menjauh dari aula sisi sayap barat istana Kerajaan Ustmaniyah. Mereka bersembunyi di balik pilar besar ketika melihat ada dua pria berpakaian hitam seperti ninja berlari menuju arah tertentu tanpa mengeluarkan suara.
“Siapa mereka, Drago? Apakah kamu mengenalinya?”
“Aku tidak mengenalinya, tapi aku merasakan jika mereka akan berbuat kerusakan disini”
“Pembunuhan?”
“Mungkin saja, Tuanku”
Santika menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap pembunuhan manusia dan tidak ingin terjadi peperangan di sekitar area istana Kerajaan Ustmaniyah. Dia menyuruh Drago untuk menyeret dua ninja itu menjauh dari istana Kerajaan Ustmaniyah dan memastikan mereka tidak pernah kembali lagi.
Dengan cepat Drago menuruti Santika, Drago berubah menjadi seekor burung Rajawali yang besar lalu terbang menuju kedua ninja itu. Dia mencengkeram kepala kedua ninja dan terbang jauh dengan cepat sebelum kedua ninja tersebut teriak kesakitan.
Santika melanjutkan pencarian untuk bertemu Pangeran kedua dan dengan cepat menemukan ruangan itu. Tanpa pikir panjang Santika masuk ke dalam ruangan itu. Bau busuk menyambut hidupnya yang tak tertahankan, saking baunya sampai-sampai Santika ingin mengurungkan niatnya mencari Pangeran kedua. Ruangan itu cukup kecil dan tidak layak disebut ruangan penyimpanan.
Banyak sekali benda-benda berserakan di dalam ruangan ini, Santika melihat di salah satu sudut ruangan ada setumpuk pakaian dan seorang anak laki-laki berpakaian lusuh bertelanjang dada dan kekurangan gizi menatap dirinya lalu sedikit menjauh. Sungguh sangat memprihatinkan punggungnya dipenuhi luka cambuk yang merah dan terlihat sekali tulang rusuk yang menonjol karena laki-laki tersebut terlalu kurus.
“Apa yang sedang kamu lakukan disini? Apakah kamu ingin membunuhku?”, ucap Anak laki-laki itu dengan ketakutan.
“Aku sedang mencari Pangeran kedua, apakah kamu tahu?”
“Bunuh aku kalau begitu, aku sudah tak tahan lagi dengan penderitaan ini”
Saat Santika perlahan membalikkan badannya, laki-laki itu melemparkan pisau sekuat tenaga ke arah Santika. karena dia sangat lemah, Santika dengan mudah menghindari serangan mendadak itu. Santika menghampirinya dan membuka penutup rambut dan wajahnya, lalu mendongak dan melihat anak laki-laki itu dengan mendekatkan mukanya lalu melebar pupil matanya dengan ekspresi kasih sayang.
Anak laki-laki itu terkesima dengan kecantikan Santika, dia belum pernah melihat wajah cantik seperti itu sepanjang hidupnya dan mengira bahwa Santika adalah malaikat yang akan membantunya. Anak laki-laki itu sangat bahagia sampai-sampai dia melupakan semua penderitaan yang pernah dia lalui.
“Aku sedang mencari mu, Pangeran kedua”, ucap Santika kepada anak laki-laki itu.
Santika dengan percaya diri mendekati anak laki-laki itu, ketika dia menyadari bahwa anak laki-laki itu adalah Pangeran kedua. Anak laki-laki itu memiliki mata biru muda laut seperti Pangeran Lance, Santika pun seperti bernostalgia ketika melihatnya.
“Berarti Sang Raja bermain hati dengan seorang wanita Kerajaan Spanyol? Lalu apakah berarti selir dari Kerajaan Spanyol yang dibunuh secara brutal disini adalah ibu dari anak laki-laki itu? Aku tak tahu”, ucap Santika di dalam hatinya.
“Kenapa punggungmu dipenuhi dengan luka cambuk?”, tanya Santika kepada anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu hanya menatap Santika tanpa berkata satu kata pun dan memalingkan pandangan untuk tidak menjawab. Santika memperhatikan bekas luka di punggungnya dan teringat dengan bekas luka yang sama saat dia masih kecil sekali.
“Apakah kamu lapar?”, tanya Santika kembali.
Anak laki-laki itu hanya diam tak mengatakan satu kata pun dan menolak untuk menjawab.
“Siapa namamu?, tanya Santika kembali.
Namun anak-anak laki-laki itu tetap tidak merespon apa yang ditanyakan oleh Santika.
“Baiklah kalau kamu hanya diam saja, aku tahu kamu adalah Pangeran kedua, kan. Kamu seharusnya saat ini berusia tujuh tahun, tetapi aku melihatmu seperti anak berumur empat tahun”
Anak laki-laki itu terlihat sangat frustasi hingga belum sepenuhnya percaya kepada orang lain dan pada akhirnya anak laki-laki itu hanya membalas percakapan ini dengan melihat ke atas langit-langit ruangan. Santika merenungkan bahwa anak laki-laki itu mungkin tidak ingin menjawab karena dia tidak memahaminya. Dia sadar, mungkin saja Pangeran kedua diabaikan pendidikannya.
Santika mencoba mengingat cerita novel yang pernah dia baca ketika masih menjadi Amanda, Pangeran kedua ini pasti memiliki sifat yang baik hati. Santika akan selalu memberi perhatian kepada Pangeran kedua, dia memastikan agar Pangeran kedua tidak memiliki sifat yang jahat karena memiliki banyak kebencian dan kekosongan di hatinya, Santika merasa kasihan terhadap Pangeran kedua.
“Maafkan aku...”, ucap Santika dan terdiam sejenak, “Aku akan kembali, aku akan menjagamu sekarang. Aku disini agar kamu tidak kelaparan lagi. Perkenalkan namaku Santika, senang sekali diriku dapat bertemu dengan Pangeran kedua”, ucap Santika kepada Pangeran kedua dengan senyuman manisnya, lalu Santika meninggalkan ruangan Pangeran kedua dengan tergesa-gesa.
...****************...
Sepanjang malam sisa hari itu, anak laki-laki itu terus memikirkan tentang gadis berambut hitam panjang selembut sutera yang secara misterius datang kepadanya untuk berkunjung. Dia tidak bisa memahami setiap kata-katanya dan untuk beberapa alasan dia tidak menjawab. Tapi dia selalu memerhatikan bahwa gadis yang dia jumpai seolah-olah mengenalinya.
Tatapannya penuh kasih sayang, tidak seperti tatapan benci dan buruk orang lain yang selalu mengunjunginya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan wajah cantik gadis itu.
Sebenarnya anak laki-laki itu telah melihat sosoknya dari jauh di paviliun dengan menggunakan gaun indah yang dihadiahkan oleh sang Raja. Dia selalu percaya bahwa gadis yang dia lihat adalah bidadari yang merawat taman ibunya setelah ibunya meninggal.
Tiba-tiba saja anak laki-laki itu menyadari bau harum datang dari pintu. Para pelayan datang membawakan makanan di tengah malam. Dia merasa bingung, kenapa para pelayan istana memberinya makanan sedap di tengah malam. Mungkin ini dari sang gadis itu.
Dia merangkak menuju nampan yang berisi banyak makanan dan menemukan beberapa hidangan lezat yang belum pernah dia rasakan. Anak laki-laki itu langsung saja memakan hidangan itu tanpa pikir panjang karena dia sangat lapar.
Setelah selesai menyantap makanan dengan lahap, dia menyadari ada tumpukan pakaian yang terlihat rapi di samping nampan makanan itu. Dia mengambilnya dan mengusapkan ke wajahnya, dia mengira kain tersebut adalah kain terlembut yang pernah dia sentuh dan sangat harum sekali.
Perut anak laki-laki itu merasa kenyang dan mulai sedikit sakit sehingga dia memegang erat kain bersih itu dan kembali ke sudut ruangan untuk beristirahat. Pada akhirnya anak laki-laki itu tertidur lelap akibat kekenyangan dan memikirkan gadis yang baru saja dia jumpai.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Bonar
Kepikiran kan sama kebaikan Santika.
2024-03-11
0
Tesis
Para ninja itu masih menjadi misteri
2024-02-16
0
Anon
Kasian banget anak laki-laki itu diabaikan sama keluarga kerajaan. /Cry/
2024-02-15
0