Bab 3 Perpisahan

Meskipun mereka sangat ingin bertemu dengan Pangeran kedua, Raja Osman I dengan tegas melarang mereka untuk bertemu. Pangeran kedua dikurung dan diisolasi secara ketat di dalam kamarnya sendiri, dan rencana Santika untuk bertemu dan berteman dengan Pangeran kedua ditunda.

Waktu terus berjalan dengan cepat dan saat ini Santika berumur sembilan tahun. Santika dan Lance melanjutkan pendidikannya dan beradaptasi dengan budaya di lingkungan Kerajaan Ustmaniyah dengan baik.

Kebanyakan wanita disini dipandang rendah, yang terkadang mendapatkan kekerasan fisik, sungguh beruntung sekali Santika diperlakukan sangat baik karena dia adalah calon tunangan Pangeran Lance.

Meskipun seorang perempuan dilarang melanjut pendidikan tinggi di Kerajaan Ustmaniyah, tapi Santika mendapatkan pendidikan tinggi dengan bantuan Raja Osman I. Santika sangat senang menghabiskan waktunya bersama Pangeran Lance dan duduk bersama di dalam sebuah kelas di Kerajaan Ustmaniyah.

...****************...

“Drago!”

Santika menangis meneteskan air mata sebelum dengan cepat meredam suaranya sendiri, kemudian melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang yang datang untuk menghampirinya. Ketika dia memastikan kalau tidak ada satu pun orang yang mau menghampirinya, dia menatap pria muda di hadapannya. Pria itu bertubuh tinggi dan berotot dengan kulit coklat kehitaman yang pekat yang membuatnya tampak seperti sangat mengintimidasi. Dia mengangkat kedua tangannya ke udara kemudian menekuknya sekuat tenaga sambil mendengus seperti orang tidak waras.

“Jangan main-main dengan Ikan Koi ini”, ucap jin pendamping Santika.

“Sempurna, Ha... Ha... Ha...”, Santika tertawa, “Hm... Sekarang dia terlihat seperti prajurit Kerajaan Ustmaniyah pada umumnya,”

Pria itu bertubuh tinggi dan berotot dengan kulit coklat kehitaman yang pekat itu adalah jelmaan jin pendamping Santika. Sebenarnya jin pendamping ikan Koi Emas milik Santika adalah jin pendamping tingkat tinggi dan raja dari semua jin pendamping di dunia yang dapat berubah menjadi Naga Emas kuat perkasa melalui ketekunan dan tekad yang sangat kuat dan murni. Warna emas ikan Koi melambangkan kekayaan, kejayaan dan kemakmuran.

Santika tahu bahwa jin pendampingnya dapat berubah-ubah menjadi makhluk yang sangat kuat jika tuannya merasa terancam keselamatannya, tapi dalam mode santai, jin pendamping Santika hanyalah seekor Ikan Koi Emas yang tidak berdaya. Santika menamai jin pendampingnya dengan nama Drago.

Santika merasa beruntung memiliki Drago, Drago memiliki sifat jenaka dan juga pintar. Drago semakin kuat dari hari ke hari dan mereka selalu berlatih bersama setiap malam untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan unik mereka.

“Drago!”

“Ada apa Tuanku?”, ucap jin pendamping Santika dalam kondisi Ikan Koi Emas.

“Jika kita sering berlatih seperti ini kita akan semakin kuat”

“Benar sekali Tuanku, sekarang aku dapat berubah-ubah menjadi makhluk yang sangat kuat karena kita sering berlatih”, ucap jin pendamping Santika, “Dahulu aku adalah seorang Raja dari semua jin pendamping di dunia dalam wujud Naga Emas kuat perkasa, tetapi kekuatanku disegel hingga menjadi Ikan Koi Emas yang tidak berdaya oleh seorang Raja yang bernama Sulaiman akibat keangkuhanku. Menurut Raja Sulaiman aku bisa berubah kembali ke wujud asalku dengan menjaga keturunannya hingga mendapatkan tekad yang sangat kuat dan murni.”

Santika merasa yakin bahwa Drago pasti akan sangat berguna dan membantunya di masa depan ketika dia menghadapi masalah. Santika masih memikirkan cara mendapat properti dan memproduksi barang senjata di dunia ini.

Perlu waktu yang sangat lama untuk mengetahui cara memproduksi barang lalu dijual untuk menghasilkan uang. Dia membutuhkan harta benda untuk berjaga-jaga jikalau Pangeran Lance meninggalkannya.

Santika dan Lance menjadi tidak terpisahkan selama bertahun-tahun. Meskipun Lance seterang matahari dan sekuat singa, dia tidak lagi terlihat manis dan polos. Santika datang untuk menyaksikan kekejaman dan harapan yang tidak masuk akal diberikan sang Raja kepada putranya.

Segera setelah Lance mengalami kepayahan yang tidak ada habisnya untuk menjadi seorang ahli pedang saat usianya sembilan tahun, dia dikirim dalam misi khusus untuk membunuh seseorang.

Korbannya adalah sebuah keluarga yang berisi laki-laki, perempuan dan anak-anak kecil. Akibat Pangeran Lance berpartisipasi dalam peperangan dan upaya pemberantasan yang tidak berakhir, cahaya tenang dan mudanya perlahan menghilang.

Sang Raja perlahan-lahan sangat membanggakan Pangeran Lance dan membentuknya menjadi seorang bangsawan yang sempurna. Santika hanya bisa melihatnya dengan ketakutan. Satu-satunya bukti kepribadian Pangeran Lance yang sebelumnya ceria adalah senyuman halus yang dia berikan kepada Santika secara pribadi dan tatapan matanya yang hangat setiap kali

Santika berpapasan dengan Pangeran Lance. Kapan pun Lance tidak sibuk, Santika akan selalu bermain bersama dan menghiburnya.

Tiba-tiba saja datang seorang pelayan dan memanggil Santika, “Santika, izinkan aku mengantar ke paviliun untuk bertemu dengan Pangeran Lance”

Jin pendamping Santika dengan cepat berubah kembali menjadi bayangan kecil saat pelayan istana masuk untuk menjemput Santika. Akhir-akhir ini pertemuan antara Pangeran Lance dengan Santika tidak bisa spontan dan lebih formal. Akibatnya mereka jarang sekali bertemu, tetapi Santika tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dia lebih suka berlatih dengan jin pendampingnya.

Santika pun mengganti pakaiannya, dia dengan anggun berjalan menuju jembatan dan duduk di bawah pohon yang rindang di sebelah Pangeran Lance. Meskipun usia Pangeran Lance lebih tua satu tahun, dia tampak seperti sudah merasakan dunia luar dan memiliki postur tubuh yang ideal memancarkan karisma.

“Bagaimana mana mungkin anak berumur sepuluh tahun bisa terlihat gagah seperti itu”, ucap Santika di dalam hatinya dengan kagum.

Pangeran Lance memberikan senyuman kecil dan meletakkan kepalanya di bahu Santika, kemudian tertidur. Santika membiarkan Pangeran Lance tidur di bahunya dan duduk diam sambil mengeluskan tangan ke kepala Pangeran Lance, dia mengerti bahwa Pangeran Lance pasti mengalami hari-hari yang sangat melelahkan.

Disaat seperti ini Lance seperti anak normal dan Santika sangat ingin membantu meringankan bebannya. Lance dihadapkan dengan kenyataan yang cukup pahit, bahkan lebih buruk dari Santika.

Meskipun masa depan Pangeran Lance sangat cerah, tetapi masa kecilnya sekarang sangat menyakitkan. Santika ingin dikenang sebagai wanita cantik, lembut dan manis yang selalu membantu Pangeran Lance. Saat ini dia menyaksikan angin sepoi-sepoi mengacak-acak rambut hitam halusnya berkibar dengan lembut.

Pepohonan di paviliun istana menciptakan bayangan kecil diwajahnya dan satu demi satu dedaunan jatuh berguguran mengenai rambut halusnya. Setelah beberapa lama mengawasi, tubuh kecil Santika tidak bisa menahan dirinya dan akhirnya ikut tertidur.

Setelah beberapa lama angin menerpa pepohonan dan menjatuhkan dedaunan mengenai mata Pangeran Lance, kemudian Pangeran Lance terbangun. Dia mendapati dirinya tertidur dalam sandaran bahu Santika yang tertidur di bawah pepohonan rindang.

Entah mengapa, Pangeran Lance merasa sangat bahagia dan melupakan semua kejadian buruk yang menimpanya. Pangeran Lance merasa perhatian Santika meresap ke dalam hatinya, dan Santika adalah satu-satunya sumber cahaya dari kegelapan.

Santika perlahan-lahan membuka matanya dan sedikit memberi jarak dengan Pangeran Lance. Lance menatap sepasang mata Santika yang unik, mengingatkannya kepada indahnya malam hari yang di penuhi bintang-bintang bersinar dan warna hijau pada mata kanan Santika memberikan gambaran indahnya alam.

Tiba-tiba Pangeran Lance berdiri dengan cepat yang mengisyaratkan waktu bersantainya akan segera berakhir. Kemudian Lance menyampaikan kabar buruk kepada Santika, “Aku akan pergi. Ayahku mengirimkan aku untuk pergi berperang bersama prajurit Kerajaan Ustmaniyah. Kamu bisa menjaga dirimu sendiri, kan?”

“Apa? Apakah aku tidak salah mendengar berita ini?”, ucap Santika dengan kaget sambil mebelalakkan matanya seolah tak percaya dengan yang diucapkan Lance, “Kamu hanya seorang anak kecil yang berusia sepuluh tahun! Aku tidak rela melepaskanmu. Meskipun ayahmu seorang Raja, bukankah ini sangat keterlaluan. Kamu ini pewaris tahta Kerajaan Ustmaniyah, Bagaimana jika kamu gugur dalam peperangan?”, Santika sangat takut kehilangan Pangeran Lance.

“Adikku seorang Pangeran kedua akan menggantikanku jika aku gugur dalam peperangan. Perintah Raja adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.”

Pangeran Lance memberikan penekanan yang tegas diakhir ucapannya dan segera menutup mulutnya karena menyadari semua yang dia ucapkan dapat membuat hati Santika menjadi sedih. Pangeran Lance tidak ingin mengkhianati Raja, tetapi sang Raja terlalu kejam memberikan misi ini kepadanya.

Meskipun Santika sangat tahu kalau Pangeran Lance ahli pedang, dia tetap khawatir dan cemas. Dia takut kehilangan Pangeran Lance saat berperang karena Pangeran Lance terlalu dini untuk bergabung dengan prajurit di medan perang.

Dia sudah membayangkan jarak mental di antara mereka semakin menjauh dan rasa keputusasaan serta kesepian akan menghampirinya.

“Berapa lama kamu akan pergi berperang?”, tanya Santika dengan berbisik.

“Paling cepat aku akan kembali lima tahun kemudian, Spanyol sangatlah jauh dan ayah ingin aku mengunjungi negeri lain setelah berperang dan berkeliling wilayah kekuasaan di Kerajaan Ustmaniyah.”

Santika tahu bahwa Spanyol berada di Eropa. Dia melihat dari buku sejarah bahwa warga Spanyol memiliki rambut ikal berwarna putih dengan warna pupil berwarna biru muda. Dia juga tahu seberapa besar Kerajaan di daerah Spanyol.

Akankah Pangeran Lance membutuhkan waktu lima tahun untuk menaklukkan suatu negeri lalu berkeliling di sekitar wilayah kekuasaan Kerajaan Ustmaniyah?

“Aku akan kembali untukmu, Santika. Tolong tunggu aku dan ingatlah diriku selalu”, ucap Pangeran Lance dengan lembut sambil mengusapkan tangannya kepada kepala Santika dengan perasaan yang seolah-olah saat ini adalah terakhir dia melakukannya.

“Kembalilah padaku secepatnya.... Tanpamu, aku tidak punya teman curhat dan bermain disini, ingatlah jangan bermain hati dengan wanita lain diluar sana ya...”

Lance tertawa cerah mendengar ucapan Santika dan menatap dengan tatapan heran lalu berkata, “Orang bodoh mana yang bermain hati dengan wanita lain, ketika dia memiliki wanita tercantik di dunia ada di rumahnya?”

Firasat Santika merasakan ini terakhir kalinya dia melihat senyuman Lance, mungkin nanti senyuman itu bukan ditujukan untuk dirinya lagi. Bagaimana jika Pangeran Lance bertemu dengan Zaza selama perjalanannya? Sekali lagi ingatan sebagai Amanda mulai muncul kembali. Hatinya terasa seperti tercekik, dia sangat cemas akan masa depannya.

Tiba-tiba saja Santika memeluk Pangeran Lance dari belakang dengan melingkarkan tangan mungilnya di pinggang Pangeran Lance. Mereka berpelukan dalam diam dan setelah beberapa saat Santika menarik diri karena waktu mereka bersama akan segera berakhir.

“Aku sangat mencintaimu, Santika. Saat aku kembali, kita akan bertunangan lalu menikah dan hidup bahagia. Jangan bersedih, aku pasti akan kembali sebagai pria gagah berani yang selalu melindungimu”, ucap Pangeran Lance dengan berbisik kepada Santika yang memejamkan matanya untuk mendengar setiap kata.

Amanda membuka matanya dan mereka berdua tersenyum hingga pipi mereka memerah hingga ke telinga.

Saat Pangeran Lance kembali ke istana utama, dia tidak menyadari senyuman Santika yang menghilang seperti topeng. Ekspresinya berubah menjadi muram, seolah-olah Santika sudah tahu kebenaran bahwa Pangeran Lance akan bertemu dengan Zaza.

...****************...

Pada suatu hari yang berawan tebal, ibu kota Kerajaan Ustmaniyah dipenuhi tangisan saat kerajaannya mengirim pasukan prajuritnya.

Sebelum Pangeran Lance menaiki kudanya, Santika berbisik di telinganya, “Bawakan aku hadiah jika kamu kembali ya...”

Pangeran Lance menganggukan kepala dan mencium pipi Santika. Santika melambaikan tangannya melihat Pangeran Lance pergi berperang. Air mata yang tak terbendung jatuh di pipinya yang imut dan cantik saat dia menyaksikan Pangeran Lance menjauh darinya. Santika sangat sedih atas hubungan mereka, karena dia memiliki firasat bahwa ini adalah akhir dari kenangan terindah mereka bersama.

“Tolong  jangan lupakan aku dan cintailah aku selalu dimana pun kamu berada”, teriak Santika kepada Pangeran Lance.

Pangeran Lance memberikan isyarat dengan menganggukan kepala dan melambaikan tangannya kepada Santika.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bonar

Bonar

Aku yakin yang namanya laki-laki pasti tidak setia.

2024-03-11

0

Bonar

Bonar

Jangan terlalu berharap, Santika.
Pasti dia lupa, aku yakin itu.

2024-03-11

0

Tesis

Tesis

Siapa Zaza, tokoh barukah.

2024-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Reinkarnasi
2 Bab 2 Sekarang Amanda adalah Santika
3 Bab 3 Perpisahan
4 Bab 4 Bertemu Pangeran Kedua
5 Bab 5 Berkenalan Lebih Jauh Bersama Pangeran Kedua
6 Bab 6 Penyelamatan Pangeran Ryuu
7 Bab 7 Mengobati Luka
8 Bab 8 Menceritakan Isi Hati
9 Bab 9 Berbisnis
10 Bab 10 Janji Pangeran Ryuu
11 Bab 11 Bisnis Sukses Besar
12 Bab 12 Pangeran Ryuu Jatuh Cinta
13 Bab 13 Pangeran Ryuu Jatuh Sakit dan Para Petinggi Kerajaan berkhianat.
14 Bab 14 Berdansa
15 Bab 15 Festival Pertunjukan Jin
16 Bab 16 Berduaan
17 Bab 17 Apakah Pangeran Lance Telah Kembali?
18 Bab 18 Kenyataan Pahit yang Dialami Santika
19 Bab 19 Santika Frustrasi
20 Bab 20 Memperbaiki Kesehatan Mental Santika
21 Bab 21 Kembalinya Pangeran Lance
22 Bab 22 Pesta Penyambutan Pangeran Lance
23 Bab 23 Akankah Keserakahan Sang Raja Diturunkan Kepada Pangeran Lance
24 Bab 24 Kedatangan Zaza di Pesta Penyambutan Pangeran Lance
25 Bab 25 Rencana Pergi Dari Pesta
26 Bab 26 Berdiskusi Bersama Pangeran Ryuu
27 Bab 27 Curahan Hati Nona Yasha
28 Bab 28 Acara Berdoa Bersama
29 Bab 29 Politik dan Bisnis Santika
30 Bab 30 Kilas Balik Kelahiran Santika
31 Bab 31 Pertarungan Drago Dengan Jendral Perang Ali
32 Bab 32 Konflik Batin Yang Terjadi Pada Santika
33 Bab 33 Resesi Ekonomi dan Pandemi Menyerang Kerajaan Ustmaniyah
34 Bab 34 Melihat Penderitaan Rakyat
35 Bab 35 Menyadarkan Pangeran Lance
36 Bab 36 Balasan Atas Sikap Kasar dan Dingin Pangeran Lance
37 Bab 37 Bermain Bersama Anak-anak Kecil
38 Bab 38 Santika Merasa Cemburu
39 Bab 39 Rencana Pembalasan Kepada Sang Raja
40 Bab 40 Balas Dendam yang Sukses
41 Bab 41 Pangeran Ryuu Masuk ke Dunia Politik
42 Bab 42 Santika dan Yasha Saling Mencurahkan Isi Hatinya
43 Bab 43 Istana Kerajaan Ustmaniyah Diserang
44 Bab 44 Mengobati Santika
45 Bab 45 Sudut Pandang Pangeran Lance
46 Bab 46 Kelicikan Zaza
47 Bab 47 Pikiran Pangeran Lance Dikendalikan Zaza
48 Bab 48 Santika Ragu Menerima Cinta Pangeran Ryuu
49 Bab 49 Pangeran Ryuu Depresi dan Terkena Sihir Pelupa Ingatan
50 Bab 50 Takdir Yang Berubah
51 Bab 51 Awal Dari Kehidupan Santika yang Baru [Musim Ke-2]
52 Bab 52 Pangeran Ryuu Adalah Reinkarnasi Raiden
53 Bab 53 Raiden Menolak Perjodohannya
54 Bab 54 Aroma Parfum yang Mengingatkan Raiden Tentang Santika
55 Bab 55 Kilas Balik Pangeran Ryuu Sebelum Menjadi Raiden
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Reinkarnasi
2
Bab 2 Sekarang Amanda adalah Santika
3
Bab 3 Perpisahan
4
Bab 4 Bertemu Pangeran Kedua
5
Bab 5 Berkenalan Lebih Jauh Bersama Pangeran Kedua
6
Bab 6 Penyelamatan Pangeran Ryuu
7
Bab 7 Mengobati Luka
8
Bab 8 Menceritakan Isi Hati
9
Bab 9 Berbisnis
10
Bab 10 Janji Pangeran Ryuu
11
Bab 11 Bisnis Sukses Besar
12
Bab 12 Pangeran Ryuu Jatuh Cinta
13
Bab 13 Pangeran Ryuu Jatuh Sakit dan Para Petinggi Kerajaan berkhianat.
14
Bab 14 Berdansa
15
Bab 15 Festival Pertunjukan Jin
16
Bab 16 Berduaan
17
Bab 17 Apakah Pangeran Lance Telah Kembali?
18
Bab 18 Kenyataan Pahit yang Dialami Santika
19
Bab 19 Santika Frustrasi
20
Bab 20 Memperbaiki Kesehatan Mental Santika
21
Bab 21 Kembalinya Pangeran Lance
22
Bab 22 Pesta Penyambutan Pangeran Lance
23
Bab 23 Akankah Keserakahan Sang Raja Diturunkan Kepada Pangeran Lance
24
Bab 24 Kedatangan Zaza di Pesta Penyambutan Pangeran Lance
25
Bab 25 Rencana Pergi Dari Pesta
26
Bab 26 Berdiskusi Bersama Pangeran Ryuu
27
Bab 27 Curahan Hati Nona Yasha
28
Bab 28 Acara Berdoa Bersama
29
Bab 29 Politik dan Bisnis Santika
30
Bab 30 Kilas Balik Kelahiran Santika
31
Bab 31 Pertarungan Drago Dengan Jendral Perang Ali
32
Bab 32 Konflik Batin Yang Terjadi Pada Santika
33
Bab 33 Resesi Ekonomi dan Pandemi Menyerang Kerajaan Ustmaniyah
34
Bab 34 Melihat Penderitaan Rakyat
35
Bab 35 Menyadarkan Pangeran Lance
36
Bab 36 Balasan Atas Sikap Kasar dan Dingin Pangeran Lance
37
Bab 37 Bermain Bersama Anak-anak Kecil
38
Bab 38 Santika Merasa Cemburu
39
Bab 39 Rencana Pembalasan Kepada Sang Raja
40
Bab 40 Balas Dendam yang Sukses
41
Bab 41 Pangeran Ryuu Masuk ke Dunia Politik
42
Bab 42 Santika dan Yasha Saling Mencurahkan Isi Hatinya
43
Bab 43 Istana Kerajaan Ustmaniyah Diserang
44
Bab 44 Mengobati Santika
45
Bab 45 Sudut Pandang Pangeran Lance
46
Bab 46 Kelicikan Zaza
47
Bab 47 Pikiran Pangeran Lance Dikendalikan Zaza
48
Bab 48 Santika Ragu Menerima Cinta Pangeran Ryuu
49
Bab 49 Pangeran Ryuu Depresi dan Terkena Sihir Pelupa Ingatan
50
Bab 50 Takdir Yang Berubah
51
Bab 51 Awal Dari Kehidupan Santika yang Baru [Musim Ke-2]
52
Bab 52 Pangeran Ryuu Adalah Reinkarnasi Raiden
53
Bab 53 Raiden Menolak Perjodohannya
54
Bab 54 Aroma Parfum yang Mengingatkan Raiden Tentang Santika
55
Bab 55 Kilas Balik Pangeran Ryuu Sebelum Menjadi Raiden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!