Dua minggu sebelumnya di sebuah kamar hotel Daren bersama dengan wanita yang sedang ia kencani Emily Esme, Daren merasa tertipu, dia tidak mengetahui jika Emily sudah memiliki seorang suami karena pengakuan dari Emily bahwa dirinya masih sendiri dan tidak memiliki hubungan dengan siapapun.
Mengetahui bahwa Emily sudah berkeluarga membuat Daren murka ketika melihat isi pesan yang dikirimkan oleh suami Emily, tertera nama Alvon dari nama pengirim pesan tersebut karena rasa penasarannya akhirnya Daren memberanikan diri untuk melihatnya. Dilihatnya Emily yang kini berada di sampingnya tengah tertidur dengan pulas.
"Kau sedang berada di mana istriku ?" Itulah isi pesan yang tengah di baca Daren dan membuatnya tercengang bukan main, bukankah Emily mengatakan dirinya masih sendiri. Mencoba memastikan Daren melihat penyimpanan foto di ponsel Emily dan melihat sosoknya tengah melangsungkan pernikahan dengan seorang pria.
Alvon ternyata sudah mengetahui keberadaan istrinya dimana dia mendapatkan informasi dari asisten kepercayaannya yang mengatakan bahwa Emily tengah bersama dengan seorang pria yang tak lain adalah Daren berada di kamar hotel. Emosi Alvon semakin memuncak setelah mengetahui perselingkuhan istrinya dan mengutuk pria yang sedang bersama dengan istrinya tersebut.
"Lihat saja kau tidak akan lolos, akan ku bunuh kau !!"
.
.
.
.
.
.
.
Merasa kecewa karena sudah dibohongi di guncangkan tubuh Emily dengan kerasnya memaksanya untuk membuka matanya dan bangun dari tempatnya berbaring kini.
"Bangun kau, hei aku akan bertanya padamu. Apakah kamu punya kekasih lain ? " Mencoba menanyakan kebenaran yang sudah diketahuinya.
"Daren, bagaimana mungkin aku punya kekasih lain." Dengan suara manjanya khas suara orang ketika bangun dari tidurnya.
"Aku hanya milikmu sayang, ayo kita fokus lagi pada urusan kita."
Ketika Emily hendak mencium kembali bibir Daren dihempasnya tubuh tersebut hingga terjerembab di atas kasur nan empuk tersebut, dilemparnya ponsel Emily yang memperlihatkan foto pernikahannya bersama Alvon membuatnya tidak bisa berkata-kata. Daren pun langsung mengambil baju yang tergelatak dilantai dan langsung memakainya kembali dengan perasaan kesal dan ingin rasanya membunuh wanita yang berada di sampingnya.
"Daren dengarkan aku ! " sambil menarik narik tangan Daren yang hendak memakai baju.
"Kamu bilang padaku kalau kamu masih lajang. Apa maksudmu ?" tanya Daren. "Jangan mencoba membohongiku suamimu mengirimi pesan dan menanyakan keberadaan mu."
"Aku akui memang aku punya suami, tapi kami menghadapi banyak masalah dan aku
akan menceraikannya." Emily terus merengek agar Daren tidak meninggalkannya.
"Tetapi kamu masih belum menceraikannya" perkataan Daren langsung tepat sasaran dan membuat Emily tidak bisa berkata kata. " Kamu berbohong kepadaku, kamu menghancurkan kepercayaan ku."
"Daren, aku tidak bermaksud membohongimu ! " Emily mencoba mencari-cari alasan untuk di kemukakannya.
"Mulai sekarang kamu tidak usah mencari ku lagi." Daren menghempaskan tangan Emily dengan kasar melepaskan pegangan tangan Emily bahkan tidak memperdulikan kesakitan yang dirasakan oleh tangan mungil tersebut.
"Dengarkan aku, aku tidak mencintainya ! " Emily terus berusaha agar Daren mempercayainya. "Daren, jangan tinggalkan aku !"
"Berhenti ! " teriak Emily dengan kerasnya.
"Daren berhenti ! aku tidak akan melepaskan mu !"
Daren pun berlalu dan meninggalkan Emily seorang diri, dia mengendarai mobilnya, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
Daren menghembuskan napasnya dengan kasar dan berjalan menuju ke arah dapur, namun seketika Daren terjatuh karena lantai yang basah dan licin.
"Freyaaaaaaaa !!!!! " teriak Daren murka.
Freya pun berlari dan menghampiri Daren, terkejut melihat Daren yang sudah
duduk di atas lantai karena tergelincir, seolah meminta jawaban dari Freya meminta pertanggung jawabannua Daren bergantian melihat ke arah lantai dan Freya sambil menatapnya tajam.
"Kak Daren.." Freya pun tersenyum dan berlari untuk menghindari Daren.
"Freya, berhenti ! Sudah kubilang jangan seret kantong sampah ke lantai ! " berjalan menghampiri Freya. "Lihatlah lantainya jadi basah dan licin."
"Aku tidak tahu kalau kamu akan pulang lebih awal."
Freya pun berlari ketika Daren mengejarnya, mereka pun berhenti di meja makan, Freya
pun berjongkok bersembunyi dibalik meja dan sesekali melihat ke arah Daren yang
menatapnya tajam diseberang meja, Daren yang pusing akan kelakuan Freya berusaha tidak memperdulikannya dan melempar jasnya di atas meja makan.
"Apakah ada yang bisa dimakan ? " tanya Daren.
Freya pun berdiri sambil tersenyum dan menjelaskan makanan yang sudah dibuatnya
"Ada telur gulung, sosis, dan tahu isi, aku akan menghidangkan nya untukmu."
Daren pun mencuci tangannya dan berjalan duduk ke meja makan, dimakannya makanan tersebut dengan lahap menghabiskan semua makanan yang tersaji, Freya berdiri di samping Daren dan memandangnya sebentar sebelum melanjutkan pekerjaan rumahnya yang belum selesai.
.
.
.
.
.
.
.
Ketika Daren sedang menikmati makanannya, dia terkejut karena Lydia sudah berada di
sampingnya, tentunya Daren pun langsung berdiri karena terkejut.
"Mam, kenapa mami ada disini ? "
"Kenapa mami tidak boleh ada disini ? ini kan rumah mami."
"Kapan mami datang ? " tanya Daren.
"Tadi malam." jawab Freya yang sudah berlari sambil membawa air minum untuk Daren.
Daren pun langsung menatap tajam ke arah Freya karena tidak memberitahu kalau maminya datang ke rumah. Daren memang tidak tinggal dirumah utama ibunya tapi dirumah yang lainnya bersama Freya karena jarak yang memudahkannya untuk bekerja di
kantor.
"Jangan memandanginya seperti itu, bukan dia yang memberitahu mami. Mami yang
tahu sendiri. Apakah kamu melakukan sesuatu yang buruk lagi ? " cecar sang
ibu karena tahu anaknya yang satu ini hanya bisa membuat masalah saja.
"Mam, apakah mami hanya ingat kalau aku pria yang buruk ? " tanya Daren tidak terima.
"Iya."
"Bukankah itu terdengar sangat kasar ? " makin tidak terima akan jawaban sang ibu.
"Tidak sama sekali, memang itu kebenarannya."
"Aku pergi hanya untuk..." belum sempat Daren menjelaskan alasan kepada
ibunya Freya memotong perkataan Daren karena tidak ingin ikut campur kepada
urusan anak dan ibu yang sepertinya tidak ada habisnya.
"Aku akan melanjutkan membereskan rumah." Sambil tersenyum memperlihatkan
deretan giginya dan berlalu pergi.
"Aku akan tidur siang sebentar. Aku sangat mengantuk." Meletakan gelas dan
hendak berlalu pergi.
"Benarkah ? berhenti." Perintah Lydia sambil memegang tangan Daren." Jangan berpikir untuk melarikan diri".
"Kamu tidak peduli dengan keluarga, kamu pergi larut malam dan pulang pagi hari,
jangan mencoba menghindari mami dengan alasan-alasan ini." Cecar Lydia. " Kapan kamu akan berhenti membuat mami khawatir ? Kapan kamu akan menikah seperti kakakmu ? Hubunganmu tidak pernah bertahan lama." Sudah pusing melihat kelakuan anaknya yang bungsu.
"Daren belum menemukan gadis yang cocok mih, lagi pula Daren masih muda baru berusia 26 tahun."
"Masih belum menemukan gadis yang cocok ? " tanya Lydia " Kalau itu alasannya, mami akan menikahkan kamu dengan Freya lagian dia juga sudah dewasa sudah 24 tahun."
"Apa ?" Daren tidak percaya dengan apa yang dia dengar sambil melihat ke arah Freya yang sedang memasukan bahan makanan ke dalam kulkas.
"Iya." jawab Lydia
"Tidak mungkin Daren menikahi Freya." perkataan Daren langsung membuat
Freya sedih mendengarnya.
"Kenapa tidak ?" Tanya Lydia.
"Lihat." sontak Lydia pun melihat ke arah Freya. "Dia seperti anak kecil."
"Apa ? dia punya payudara dan bagian belakang seperti perempuan yang kamu
suka." Perkataan Lydia membuat Freya malu dan langsung memegangi dadanya dan juga bokongnya.
"Mami dia bukan tipeku." Daren beralasan.
"Bukan tipe mu ? hati hati kalau begitu, nenek moyang berkata... semakin kamu membenci seseorang semakin besar kemungkinan kita akan menyukainya." Seketika Daren melihat ke arah Freya dengan tatapan merendahkan. "Jika suatu saat kamu jatuh cinta dengan Freya, hahahaa mami akan tertawa sampai
menangis. Tunggu dan lihat saja."
"Mami tidak akan mempunyai kesempatan untuk itu."
"Kenapa tidak ? " Tanya Lydia
"Karena hari itu tidak akan datang. Karena aku tidak akan pernah menyukainya." Jawab Daren mantap.
"Jangan terlalu yakin, tunggu dan lihat saja." tantang Lydia yang langsung ditinggalkan Daren ke kamarnya.
Freya hanya bisa mematung dan bersedih terlihat dari sorot matanya, dia hanya menatap punggung Daren yang semakin menjauh Setelah Daren pergi ke kamarnya Lydia berpamitan untuk kembali pulang dan diantar keluar rumah oleh Freya.
.
.
.
.
.
.
.
Daren bangun dari tidurnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia melihat jam ditangannya dan bergegas ke kamar mandi dan melempar sembarang kaos yang di pakainya.
Setelah selesai mandi Daren turun kelantai bawah, Daren sudah rapih dengan memakai kaos hitamnya dan celana jeansnya. Daren pun berhenti di teras rumahnya, sambil
menenteng sepatunya dan dia berhenti ketika melihat Freya sedang memandikan kucingnya pretty.
"Freya, aku mau keluar. Tetaplah di rumah bersama kucingmu pretty."
"Kak Daren, kamu mau pergi kemana ?" tanya Freya penasaran.
Tapi bukannya menjawab pertanyaan Freya Daren malah sibuk melihat ponselnya dan
duduk di kursi teras rumahnya sambil memakai sepatu yang di bawanya tadi.
Daren meninggalkan ponselnya dia melupakan ponselnya ketika dia sedang memakai sepatu.
"Hah, kak Daren meninggalkan ponselnya di rumah lagi." Freya mengecek ponsel Daren. "Apakah dia mengajak dua gadis sekaligus ? kalau iya, mereka pasti akan bertemu satu sama lain."
Freya pun terkejut ketika melihat dilayar ponsel Daren ada sebuah pesan masuk dari
nomor asing tapi bukan itu yang membuatnya terkejut tapi isi dari pesan tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa klik favorit, like dan komentar nya ya, dan jangan lupa juga vote novel ini sebanyak banyaknya jangan lupa soalnya suka kelupaan kalo keasikan baca, biar author makin semangat nulisnya terimakasih buat semua pembaca novel Suamiku Sepupuku 😘😘🤗🤗💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sastro Atmojo
bagus kok
2020-10-24
3
Kurnia Novia'via
berasa nonton drama Thailand "My Husband In Law" thor
2020-10-23
4
ainaya...
menarik
2020-10-19
3