Peter dan Kevin dalam perjalanan pulang, sekaligus perjalanan berangkat menuju caffe tempat mereka bekerja. Namun, saat melawati jalan kecil, perjalanan mereka harus terganggu karena ada 2 preman menghalangi perjalanan mereka.
Peter dan Kevin berwaspada, karena ada 2 orang berpakaian ala preman yang menghalangi jalan mereka. Disini Peter dan Kevin terkejut, karena tak biasanya ada preman ada di jalan ini, karena juga setiap pulang sekolah mereka sudah sering melewatinya.
"Kalian mau lewat ya ?" tanya salah satu dari mereka.
Peter diam saja, sedangkan Kevin mengangguk kepalanya, lalu melangkah maju, dengan sopan itu berkata. "Tentu saja kami mau lewat. Bisakah beri kami jalan ?"
Kedua preman itu terkekeh, lalu salah satu dari mereka mendekat. Setelah berdiri dihadapan kevin, dia memegang salah satu pundak Kevin. "Asal kalian berdua, beri kami yang uang kalian, kami akan memberi jalan untuk kalian berdua."
Kevin terbelalak mendengarnya. Lalu ia dengan sopan berkata. "Maaf, kami tak punya apapun. Lagi pula, ini adalah jalan yang biasanya kita lewati, jadi..."
BUGH...!!
Perut Kevin tiba-tiba mendapatkan pukulan dari preman itu. Seketika Kevin berlutut dan memegang perutnya sakit. Ia meringis kesakitan. Preman yang memukulnya berkata. "Aku tau kalian berdua selalu lewat sini. Kalian akan bekerja bukan ?"
Kedua preman itu tertawa. Lalu yang telah memukul Kevin memandang Peter. "Kalau kamu tak ingin bernasib seperti temanmu, lebih baik serahkan semua uangmu."
Peter tak menjawab, ia memandang datar ke arah prema itu. Lalu ia mengarahkan tangan kananya dengan telapak yang terbuka. Sang preman memandang remeh, lalu berkata. "Kamu kira ini Dunia game ? Yang bisa menyerang dari jarak jauh."
Wusss.....!!!
Preman itu tiba-tiba terdorong kebelakang setelah menerima hantaman angin. Preman itu terjatuh. Peter sendiri tak percaya apa yang ia lakukan. "Barusan aku menggunakan Sihir Angin ?"
Preman satunya membeku memandang Peter karena bisa melakukan hal yang di luar nalar. Peter memandang preman satunya, bersamaan, ia menutup telapak tangannya dan mengepal tangan kanannya.
Seketika angin datang dari belakang preman itu dan mendorongnya untuk maju ke arah Peter. Saat akan mendekat, Peter sedikit melompat maju.
BUGH...!!
Preman itu mendapat pukulan di wajahnya, dan terjatuh. Kedua preman itu tergeletak. Mereka berdua merayap, lalu akan bangun. Mereka memilih untuk pergi dari tempat itu.
Tapi sebelum itu, Peter sudah berpindah dihadapan mereka. "Kalian ingin kabur ?"
Kedua preman itu membeku. Namun salah satunya berdiri, bersamaan dia mengeluarkan pisau lipat dari balik bajunya dan langsung menyerang Peter.
Peter yang lebih dulu menyadari itu, ia sedikit mundur untuk menghindar. Serangan preman itu tak mengenainya, Peter kembali maju dan langsung melayangkan pukulannya ke arah perut preman itu.
BUGH...!!
Pukulannya membuat preman itu terdorong kebelakang beberapa meter, dan jatuh. Preman yang satunya lagi berdiri, Peter menatapnya dengan tatapan dingin.
"Kau ingin maju ?" tanya Peter sambil memperlihatkan tangan kanannya yang sudah mengepal.
Wuss...!!
Tiba-tiba muncullah Api yang menyelimuti tangan kanannya. Tentu saja itu membuat preman itu terbelalak tak percaya. Peter bersuara. "Aku bisa saja membunuh kalian berdua, tapi aku urungkan karena aku tak siap menjadi incaran hukum negara ini."
Lalu ia menambahkan. "Pergilah !! Bawa temanmu itu !! Jangan sampai aku melihat kalian lagi. Dan jangan sampai aku melihat kalian lagi, atau kalian membawa banyak orang datang padaku, saat itu juga aku tak segan-segan membakar kalian semua."
Preman itu mengangguk kepalanya, ia berdiri dan berjalan cepat mendekati temannya dan membantunya berdiri. Mereka berdua segera pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah melihat kedua preman itu pergi, ia menatap temannga yang sudah berdiri memandangnya dengan tatapan tak percaya. Peter segera menghilangkan Api yang menyelimuti tangan kanannya.
Peter berjalan mendekati Kevin. "Kenapa kamu diam saja ? Ayo kita harus pergi !! Waktu kita tidak banyak untuk sampai ke tempat kerja."
Kevin mengangguk kepalanya. Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka. Sambil berjalan, Kevin mengutarakan pertanyaan tentang keanehan yang dimiliki sahabatnya.
"Peter, sebenarnya siapa kamu ? Kenapa kamu bisa mengeluarkan Api ? Dan kamu bisa bela diri. Apa kamu seperti pesulap ?" Kevin melempar banyak pertanyaan kepada sahabatnya.
"Pesulap ? Apa maksudnya ?" Peter berbalik bertanya.
"Tentang yang tadi. Kenapa kamu bisa melakukan hal yang diluar nalar oleh manusia." jawab Kevin.
Dalam batinnya, Peter berkata. "Mungkin aku harus memberitahu kepada Kevin. Karean dia adalah sahabatku satu-satunya."
"Aku akan menceritakan padamu nanti setelah kita pulang kerja. Karena mengingat waktu kita tak banyak. Jadi tak cukup aku menjelaskan pertanyaanmu. Dan aku ingin ku rahasiakan kejadian yang tadi menimpa kita." kata Peter.
Kevilln mengangguk kepalanya. Ia paham, karena memang waktu mereka tak banyak menuju ke caffe untuk bekerja. Jadi ia harus ektra bersabar agar bisa menghilangkan rasa penasarannya.
.....
Mereka berdua pun talah sampai di depan caffe. Ceffe itu cukup besar, karena berlantai dua. Banyak sekali pelanggan yang datang di setiap harinya. Maka dari itu, caffe ini memiliki 16 karyawan, itu pun sudah termasuk Peter dan Kevin.
Pelanggan yang datang, tak hanya kalangan anak-anak muda, orang-orang yang sudah berkeluarga pun juga selalu datang. Dan soal gaji, 2 juta dalam satu bulan, itupun belum termasuk bonus.
Peter dan Kevin segera masuk ke dalam lewat pintu samping bangunan caffe itu yang dikhususkan untuk karyawan. Tak lupa mereka saling menyapa sesama karyawan dengan ramah.
Mereka berdua segera menuju ke ruang ganti karyawan. Tak lupa mereka, mengganti seragam mereka dengan seragam kerja. Mereka pun menjalankan tugas mereka sebagai pelayan caffe.
.....
Hari telah akan malam, dan waktu sudah menunjukan jam 9 malam. Semua karyawan caffe membersihkan semua ruangan sisa-sisa pelanggan, karena sudah waktunya caffe tutup.
Setelah semua selesai, semua karyawan menggantikan seragam mereka, namun ada yang langsung pulang setelah berpamitan, mungkin karena terburu-buru.
Tentu saja, karyawan perempuan tak henti-hentinya memuji Peter dan Kevin. Selain tampan, mandiri, tapi juga rajin dalam bekerja, meskipun mereka masih berstatus pelajar.
Semua karyawan saling berpamitan untuk pulang dengan kendaraan mereka masing-masing. Seperti biasa, Peter dan Kevin pulang bersama, dengan berjalan kaki.
Disini, Kevin yang sudah tak sabar segera melontarkan kata-katanya. "Peter, bisakah kamu jelaskan sekarang !! Semenjak bekerja, isi kepalaku penuh dengan rasa penasaran."
Peter menghela nafasnya.
"Astaga, kamu tidak sabaran sekali."
"Ayolah, jangan membuatku mati penasaran !!" balas Kevin.
Peter menjawab. "Aku akan menjelaskannya. Tapi aku meragukan kalau kamu akan percaya dengan apa yang akan kuceritakan."
"Kenapa ?" tanya Kevin.
Peter menghentikan langkah kakinya, Kevin pun juga sama. Peter menatap Kevin. "Apa kamu percaya tentang Dunia Lain ?"
___________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
AzaZel
mlas baca novel yang MC naif kyak gini
2021-11-25
1
apa bae
dah lah naif
2021-11-04
0
Dicky Ackerman
pfttt di kasih tau rahasia terbesar ny dong sahabat juga bisa nikung :v
2021-11-02
0