Sambil menunggu jam istirahat sekolah, Peter tetap berada di belakang gedung sekolah. Mau kembali ke ruang kelasnya, jelas mana mungkin pak Guru Andi mengizinkan dia masuk, secara beliau salah satu Guru yang tegas dan tak menarik kata-katanya.
Peter terdiam, ia memilih untuk duduk kembali. Ia ingin melihat mengingat-ngingat tentang ingatan dirinya yang lain. "Namaku Peter, dan nama diriku yang lain juga sama."
"Hanya saja nama belakangku dan nama belakangnya yang berbeda. Nama belakangku Hardian, dan nama belakang dia Rodriguez."
"Dan lagi, kenapa umurnya sudah 20 tahun, dan umurku 16 tahun ?" lagi-lagi Peter mempermasalahkan tentang umurnya dan umur dirinya yang lain. Padahal beberapa yang lalu ia sudah menepis hal itu.
Peter pun teringat kata-kata Pria Tua yang datang dalam pikirannya. "Banyak sekali kehidupan-kehidupan yang unik di dalamnya. Jadi setiap dunia-dunia yang ia lihat, memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya mahluk hidupnya di dalamnya." itulah kata-katanya.
"Apa mungkin diriku yang berasal dari Dunia Lain, lahir lebih dulu ?" kata Peter bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Lalu Peter mengingat-ingat lagi tentang dirinya yang lain. Ia ingin mengetahui apa yang pernah dialamani oleh dirinya yang lain. Beberapa lama kemudian, ia menyudahinya.
Sekarang ia paham, meski tak sepenuhnya. Tiba-tiba terdengar suara bel sekolah, yang bertanda jam istirahat kedua telah tiba. Ya.., saat ini Peter masih berstatus pelajaran kelas 1 SMA.
SMA-nya adalah sekolah Negeri di kota J. Nama sekolahnya SMA Negeri 2 Kota J. Salah satu sekolah terfavorit di Negaranya. Peter segera beranjak dari tempatnya. Ia berjalan ke arah kelasnya.
Banyak sekali murid-murid perempuan yang memperhatikannya. Memang banyak yang akui kalau dirinya termasuk urutan murid tertampan disekolahnya.
Meski tampan, tinggi badannya tidaklah tinggi, hanya165 cm, bentuk tubuhnya biasa-biasa saja. Bisa dikatakan, dia layaknya seperti murid SMA pada umumnya.
Disisi ketampanannya, ia dikenal pendiam, dan datar. Apa dia memiliki teman di sekolahnya ? Jawabannya ada. Ia hanya memiliki 1 teman saja yang bernama Kevin, dia pelajar berkacamata.
Kevin berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Ia berasal dari Kota B. Ia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Kota J. Karena ia ingin belajar mandiri.
Sejak awal masuk di SMA, ia memilih sendiri karena ia sadar diri karena ia hanyalah siswa biasa-biasa. Ia bisa bersekolah disini karena prestasinya dan mendapat beasiswa.
Begitu juga dengan Kevin, yang juga mendapat beasiswa. Ia dan Kevin juga kerja setelah pulang sekolah, di 1 tempat yang sama. Ia juga berkerja sebagai pelayan.
Hanya saja Peter dan Kevin 1 satu kamar kos, kamar mereka berdua bersebelahan. Bahkan di kelas, ia dan Kevin duduk satu meja. Kevin juga tak kalah tampannya meski masih kalah dengan Peter.
Sebenarnya Kevin sudah membangunkannya ketika Peter tertidur di kelas. Tetapi entah kenapa tadi Peter sulit dibangunkan. Hingga akhirnya ketahuan oleh pak Guru Andi.
Peter dan Kevin selau berangkat bersama, pulang bersama, belajar bersama, kerja pun juga bersama. Tapi jangan salah paham, mereka berdua sama-sama normal. Mereka bersama karena mereka adalah sahabat.
Peter berjalan, ia memasang wajah datarnya. Saat sedang berjalan di lorong sekolah, tiba-tiba dari belakang ada 3 siswa melewatinya, dan salah satu dari mereka dengan menyenggol pundaknya.
Peter menatap tajam ke arah siswa itu yang melewatinya begitu saja. Ia yakin, siswa itu sengata menyenggolnya. Dengan dingin "Bisakah kamu berjalan dengan benar ?"
Seketika siswa itu menghentikan langkah kakinya, dan berbalik ke arah Peter. Kedua temannya juga mengikuti siswa itu. Name tag siswa itu bernama Niko.
Dia juga termasuk urutan murid tertampan. Tetapi dibalik ketampanannya, ia memiliki sifat yang buruk. Karena ia anak dari keluarga kaya di Kota J.
Niko berjalan mendekati Peter yang berdiri dan menatapnya. Tentu saja, itu menjadi perhatian semua murid-murid disana. Mereka saling berbisik dan menebak-nebak apakah akan terjadi keributan atau tidak ?
"Kenapa ? Kamu masalah dengan hal itu ?" tanya Niko dengan senyuman mengejek.
Niko dan Peter berdiri saling berhadapan. Peter sendiri, dan Niko bersama kedua temannya yang berdiri di belakangnya. Nama kedua temannya bernama Denis, dan Ari yang juga tak kalah tampan dari Niko.
Meskipun begitu, Peter tidak merasa takut. Peter menjawab. "Ya, bagiku sangat masalah, secara kita tidak saling kenal. Dan kamu seharusnya meminta maaf, karena kamu sengaja menyenggolku."
Niko memandang Peter dengan tatapan remeh. "Meminta maaf ? Sorry ya, aku bukanlah orang yang mudah meminta maaf kepada orang lain."
Peter bukanlah tipe orang yang diam begitu saja. Kalau ada yang mencari masalah, tentu saja ia takkan diam saja, ia akan memberitahu orang itu agar sadar kesalahannya.
Tapi, kalau sudah bertemu orang model kaya Niko, ia harus memberitahunya. Tapi dasarnya Niko orang yang sombong, desus-desus Niko adalah anak orang kaya, jadi ia hanya bisa memberitahu saja.
Peter menghela nafasnya. "Aku menunggu kata maafmu." setelah mengucap itu, ia berbalik dan melangkah menjauhi Niko dan kedua temannya.
Peter memilih pergi, karena ia sadar, karena dia hanya anak biasa-biasa saja. Ia tak ingin menimbulkan masalah. Disisi Niko, ia tersenyum remeh. "Dasar penakut."
Temannya yang bernama Ari bersuara. "Ayo kita ke kantin. Jangan buang-buang waktu disini."
Niko dan Denis mengangguk kepalanya. Mereka bertiga kembali berjalan ke arah kantin. Semua murid sedikit kecewa karena tidak tadi ada pertunjukan. Terutama semua murid perempuan.
Karena mereka penasaran dengan Peter yang terkenal pendiam. Sudah setengah Tahun lebih Peter selalu diam dan tidak menunjukan sisi menariknya. Mereka kini sedikit kecewa dan menganggap Peter hanya bermodal ketampanannya.
.....
Setelah sekian lama, akhirnya jam sekolah telah selesai karena waktu sudah menunjukan jam 1 siang. Peter mengikuti pelajaran dengan baik setelah jam istirahat pertama. Awalnya Kevin khawatir dengan sahabatnya atas kejadian tadi.
Tetapi Peter memberitahunya kalau dirinya baik-baik saja. Peter dan Kevin keluar dari kelas. Disisi lain, Peter menyembunyikan sesuatu pada sahabatnya kali ini.
Soal rahasia tentang dirinya yang lain bereinkarnasi di dalam dirinya. Jika bercerita, jelas tidak mungkin percaya.
Kini mereka berdua udah berjalan menjauhi sekolah. Tujuan mereka kali ini, adalah caffe tempat mereka bekerja. Beruntung caffe itu menerima mereka yang masih berusia 16 tahun dan masih sekolah. Hari libur mereka berdua hanya di hari Minggu saja.
Jarak dari kos-kosan, sekolah, dan caffe sedikit jauh. Paling lama mereka membutuhkan waktu setengah jam jika berjalan kaki setelah pulang sekolah. Sedangakan jarak dari kos-kosan dengan sekolahan, bisa dikatakan cukup dekat.
Jadi setelah pulang dan berangkat ke caffe, otomatis mereka melawati kos-kosan mereka. Mereka memasuk jalan sempit, karena ini adalah jalan pintas agar mereka berdua lebih cepat sampai ke caffe.
__________________________________
Visual Tokoh.
Peter Hardian (Peter Rodriguez).
___________
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
AngGa
Haaah,,Kalo gua jadi MC,senggol dah bacok
2022-02-03
0
hoomano1D
gw tinggalkan jejak komen
2021-11-02
3
Kuro
seru jalan cerita nya
2021-11-01
2