Sesampainya di kantor, ketua NYPD tidak bisa bekerja sendirian. Dia membutuhkan orang untuk mengungkap kasus pembunuhan pengawalnya itu. Bukan hanya itu, belakangan ini sering terjadi aksi-aksi yang sangat sulit digali informasinya. Sepertinya dalang di balik kejahatan itu bukanlah orang biasa. Dia tidak meninggalkan jejak apapun. Ketua sudah menyuruh anggota kepercayaannya untuk menangani kasus seperti itu, tapi mereka tidak menemukan bukti apapun. Bahkan kasus yang sudah dua Minggu terjadi belum selesai dituntaskan. Ketua benar-benar membutuhkan anggota baru untuk membantunya memecahkan kasus besar ini. Tidak lama seorang anggota datang menemuinya. Dia menyarankan Brandon untuk merekrut polisi terbaik Korea. Dari data yang didapat, mereka sangat cepat menangani berbagai kasus yang terjadi di negaranya.
"Aku membutuhkan tiga orang saja." ucap ketua.
"Mereka beranggotakan tujuh orang, ketua. Mereka sudah menjadi paket lengkap. Kita tidak bisa memilih tiga orang diantaranya."
"Baiklah, datangkan mereka secepatnya padaku." pinta ketua.
"Baik."
****
Saat tiba di rumah, anak buah Lea datang menemuinya.
"Ada apa?" tanya Lea.
"Maaf nona, kematian pengawal ketua NYPD itu bukanlah olehku, tetapi oleh tangan orang lain."
"Apa maksudmu?"
"Saat aku akan menembaknya, seseorang datang ke tempat itu. Aku langsung bersembunyi. Dia seorang pria dalam keadaan mabuk. Tidak sengaja menginjak pistol dan mengarahkannya pada pengawal itu."
"Baguslah, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Kerja bagus. Kau bisa pergi sekarang!"
"Permisi nona!"
Malam sudah tiba. Selesai makan malam, keempat gadis itu pergi ke alamat yang sudah Lea buat untuk bertemu pria yang bekerja di perusahaan mobil tadi. Sebuah tempat yang sangat sepi. Tiba di sana, pria itu merasa ada yang tidak beres. Tidak mungkin Jasmine mengajaknya berkencan di tempat seperti itu. Dia mencoba untuk menunggunya. Kurang lebih sepuluh menit, akhirnya pria itu melihat kedatangan Jasmine dengan yang lainnya.
"Aku pikir kau datang sendiri," ucap pria itu.
"Aku ingin bertanya padamu." ucap Jasmine.
"Katakan saja!"
"Kenapa saat ketua NYPD datang, kau terlihat sangat khawatir? Apa kau sudah melakukan kesalahan?" Pria itu terlihat sangat gugup.
"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
"Apa cuaca malam ini sangat panas? Sampai membuat keningnya berkeringat seperti itu," ucap Rae pada pria itu.
Lea menunjukkan sebuah pistol yang digunakan pria itu untuk menembak pengawal ketua. Pria itu heran kenapa pistol itu ada bersamanya. Dia mencoba menyangkalnya tapi sikapnya itu sudah jelas jika ia sangat ketakutan.
"Semua itu hanya ketidaksengajaan. Aku mabuk malam itu, dan menemukan sebuah pistol yang tergeletak. Aku mengambil pistol itu, tidak lama terdengar teriakan seseorang. Aku sangat terkejut dan tidak sengaja mengarahkannya pada pengawal ketua." ucapnya menjelaskan.
"Kami bisa saja memberikan pistol ini pada ketua, dan memberitahu semuanya. Setelah itu kau akan dipenjara dalam waktu yang sangat lama." ucap Jaane.
Pria itu berlutut dan memohon supaya Jasmine tidak mengatakan apapun pada ketua. Dia berjanji akan melakukan apapun sebagai gantinya. Jasmine menatap Lea. Sepertinya mereka sudah punya rencana untuk itu.
"Baiklah, mulai besok kau akan keluar dari perusahaan itu," ucap Jasmine.
"Tapi nona, jika aku berhenti dari mana lagi aku mendapatkan uang untuk membiayai hidupku?"
"Kau akan bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Cameron." ucap Jasmine.
"Sopir pribadi?"
"Ya. Bukan hanya itu, kau juga harus menjadi mata-mata kami untuk memberitahu setiap gerak gerik mereka." sambung Rae.
"Bagaimana bisa aku masuk kesana?" tanya pria itu.
"Semua sudah kami urus. Kau ikuti saja permainannya. Jangan pernah melakukan apapun tanpa kami suruh. Semua yang kau butuhkan ada di dalam kantong ini. Seragam, tanda pengenal, dan data lain yang dibutuhkan." ucap Jasmine. "Kau akan bekerja mulai besok."
"Bagaimana jika aku gagal?"
"Itu berarti kau sudah siap untuk menghabiskan sisa waktumu di penjara." timbal Jaane.
"Baiklah, aku akan melakukannya dengan hati-hati. Tolong tepati janji kalian juga! Jangan berikan keterangan apapun pada ketua tentang penembakan itu."
"Kami akan memegang janji, asal kau juga setia bekerja untuk kami." ucap Lea.
"Baik."
Sesampainya di rumah, mereka langsung pergi ke kamarnya masing-masing. Di kamar, Jasmine terlihat sedang memasang foto-foto di balik dinding kamarnya. Ada beberapa foto yang ia pasang di sana.
"Goresan luka, penderitaan, air mata, pengkhianatan, akan aku pastikan kalian semua merasakan hal yang sama." ucapnya penuh amarah. Lea memandang foto ibunya. "Kau ternyata sudah melupakan wajah putrimu sendiri, ibu. Kau merasa sangat berkuasa karena menikahi seorang pria kaya raya. Tidak akan aku biarkan hidupmu tenang-tenang saja. Kau harus bertanggung jawab dengan semua hal pahit yang dunia beri padaku. Semua berawal darimu."
Sementara itu, di kamarnya Rae sangat merindukan masa-masa kuliahnya dulu. Dia harus putus kuliah karena keputusannya meninggalkan rumah membuat orang tuanya tidak lagi membiayai pendidikan kuliahnya. Tidak satupun kerabat orang tuanya yang mau membantunya. Dulu, dia pernah bekerja untuk membayar biaya kuliahnya tapi biaya itu terlalu mahal untuk seorang pegawai kafe. Mau tidak mau Rae berhenti dari pendidikannya itu. Rae mengambil ponsel untuk melihat-lihat universitas terbaik di New York. Dia sangat ingin kuliah kembali.
"Jika saja dulu aku menyelesaikan kuliahku, mungkin aku sudah mendapat gelar sekarang ini," ucapnya.
Lea mendengar perkataan Rae di luar pintu kamar. Dia juga melihat apa yang dilakukan Jasmine di kamarnya sejak tadi. Lea kembali ke kamarnya untuk melakukan sesuatu. Setelah dipikir-pikir, Lea dan ketiga sahabatnya itu akan menetap di New York. Jaane sudah tidak lagi menjadi model majalah, Rae sudah mempercayakan restorannya pada seseorang, begitupun Jasmine dia tidak akan menerima kontrak lagi sebagai bintang film. Mereka meninggalkan semua itu hanya untuk tujuan yang besar yaitu membalas dendam pada orang-orang yang sudah menyakitinya di masa lalu. Akan sangat baik jika mereka memiliki aktivitas baru untuk mengisi kekosongannya.
Pagi itu, saat akan sarapan Lea membuat sedikit kejutan. Di sana sudah ada kertas formulir yang harus di isi. Ketiga sahabat itu tiba di meja makan.
"Apa ini?" tanya Jaane.
"Bacalah dulu!" jawab Lea.
"Formulir pendaftaran mahasiswi baru?" ucap Rae tidak percaya.
"Aku menyarankan agar kita kuliah saja untuk mengisi waktu," ucap Lea.
"Bagaimana dengan tujuan utama kita?" tanya Jasmine.
"Itu akan tetap berjalan, di samping itu kita membutuhkan ini juga." jawab Lea.
"Jika kalian mau, langsung saja isi formulirnya. Tapi jika tidak mau, itu hak kalian. Aku tidak bisa memaksanya." ucap Lea.
Jaane dan Rae langsung mengisi formulirnya. Jasmine terlihat masih bingung. Dia belum pernah merasakan seperti apa itu kuliah. Dia langsung terjun ke dunia perfilman ketika kesempatan itu datang menghampirinya. Tidak pernah terpikirkan untuk kuliah atau semacamnya. Lea yakin jika Jasmine akan menyetujuinya.
"Jika kalian semua daftar, kenapa aku harus menolaknya? Dimana pulpennya? Aku akan mengisi daftar formulirnya." ucap Jasmine.
"Ini dia!" ucap Lea sambil memberikan sebuah pulpen. Setelah selesai, mereka menikmati sarapannya bersama.
****
Pagi itu, kepolisian terbaik Korea sudah tiba di New York. Seseorang membawa mereka bertemu ketua. Brandon menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Dia mulai membuka perbincangan dengan mereka. Kepolisian itu beranggotakan tujuh orang. Dimana ketuanya adalah Ji-Hoon, sementara anggotanya terdiri dari Nam-Seon, Seojun, Jong Dae, Jae Sung, Tae Yeong, dan Jun Myeon. Brandon memberikan fasilitas lengkap pada mereka. Mulai dari rumah, kendaraan, dan yang lainnya. Selaku ketua, Ji-Hoon akan tetap bekerja di bawah pengawasan Brandon.
"Ini hal yang baru untuk kita, ketua." ucap Jong Dae.
"Suatu kebanggaan bisa bekerja sama dengan badan NYPD ini," sambung Jun Myeon.
"Kau benar, karena itu kita harus melakukan yang terbaik. Setelah ketua NYPD itu mempercayakan semua tanggung jawabnya pada kita dalam menangani sebuah kasus, kita tidak boleh mengecewakannya." ucap Ji-Hoon.
"Siap ketua!" jawab anggotanya serempak.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments