Pagi itu, jam menunjukkan pukul 09.00 pagi. Seorang manajer mendatangi Jaane yang sedang istirahat. "Nona, ada telepon dari nona Lea." ucapnya. Jaane langsung menjawab telepon itu. Dia juga terhubung dengan kedua sahabat lainnya, yaitu Rae dan Jasmine. Mereka berempat melakukan video call.
"Halo Jaane, Jasmine, Rae!" sapa Lea.
"Halo Lea!" jawab mereka bertiga.
"Apa kabar? Aku sangat merindukan kalian," ucap Lea.
"Aku baik, aku pun sangat merindukanmu," jawab Jaane.
Tidak lama manajer Jaane datang dan memintanya untuk mengambil beberapa foto lagi untuk majalah barunya. Jaane harus pergi dan menutup teleponnya. Sementara itu, ketiga sahabatnya yang lain masih berbincang di telepon. Waktu sudah berlalu selama lima tahun. Mereka semua berhasil melewati masa-masa sulitnya dalam menjalani kehidupan. Semua karena Lea hadir di tengah-tengah mereka. Dia hadir dan membawa perubahan besar pada ketiga sahabatnya itu. Ketika Jaane, Jasmine dan Rae berada di masa sulit, tuhan mengirim Lea pada mereka. Lea saat itu hanya memiliki rumah peninggalan pamannya. Di rumah itulah ia menampung Jaane, Jasmine dan Rae. Lea memberikan harapan pada mereka untuk bertahan hidup. Hari demi hari mereka jalani. Manis pahitnya hidup, tawa dan air mata mereka rasakan bersama. Susah senang mereka tanggung bersama. Mereka bukan hanya sebatas sahabat yang saling melengkapi, bahkan mereka sekarang sudah menjadi saudara yang saling menguatkan satu sama lain. Pekerjaan kecil mereka tekuni sampai akhirnya mereka sukses seperti sekarang ini. Sudah satu tahun ini keempat sahabat itu tinggal terpisah.
Jaane Eshal, yang kerap dipanggil Jaane itu, sekarang ini sedang berada di Paris. Dia sudah menjadi seorang model terkenal. Seringkali ia mengikuti acara-acara fashion show yang diadakan di sana. Ia juga sering dipanggil ke acara-acara televisi internasional. Jadwalnya pun sangat padat. Dia memiliki manajernya sendiri. Bahkan ada beberapa bodyguard yang selalu mengawalnya kemanapun ia pergi.
Sementara itu, Jasmine Alula sedang berada di Korea. Dia seorang aktris yang banyak membintangi sebuah film. Bisa dibilang ini adalah film ke lima belas yang ia bintangi. Ia sedang menyelesaikan kontrak filmnya. Seharusnya Minggu ini sudah selesai, tapi belum ada kabar lagi darinya. Aktingnya sangat keren, bahkan kemarin dia memenangkan kategori aktris terfavorit yang membintangi serial film.
Di satu sisi, Raelynn Grace adalah seorang pemilik restoran mewah yang ia bangun sendiri di Melbourne, Australia. Dia giat belajar untuk menjadi seorang chef di restorannya sendiri. Sekarang ini dia sedang mencoba hal-hal baru untuk restorannya. Akan terasa sangat membosankan jika menu di sana sama saja hari demi harinya. Rae ingin sesuatu yang berbeda. Bahkan setiap pergantian musim, ia mengganti dekor restoran itu sesuai dengan musim di sana. Restorannya itu menyajikan makanan khas daerah Asia, Eropa, Amerika, Australia sampai Timur Tengah. Ia mencoba semua masakan itu di restorannya dan ternyata satu tahun ini restorannya melaju pesat. Banyak pengunjung yang datang dari berbagai negara. Selain itu, Rae juga mendalami hobinya sebagai seorang penyanyi. Dia sering diundang ke acara-acara penting kenegaraan.
Untuk Leadhra Barbara sendiri, dia seorang brand ambassador dari sebuah produk ternama dunia.
***
Sore itu, Lea pergi mengunjungi rumah seseorang. Tiba di sana, sang pemilik rumah langsung menyambutnya.
"Silahkan masuk, nona!" ucap pria itu. Tidak lama seorang perempuan keluar dari kamarnya. Sang suami meminta istrinya untuk membuatkan teh.
"Tidak perlu repot-repot, aku datang hanya untuk menepati janjiku." ucap Lea.
Dari dalam dapur, istri pria itu mengintip. Lea memberikannya sebuah cek dengan nominal yang sangat besar. "Terima kasih banyak nona, aku pikir kau lupa." ucap pria itu.
"Aku akan ingat dengan janjiku. Selama kau bersedia bekerja untukku, aku akan cukupi semua kebutuhanmu dan keluargamu." ucap Lea.
Lea langsung bergegas pergi. Tidak lama istri dari pria itu keluar. "Pekerjaan apa yang gadis itu maksud, pak? Jangan bilang kau melakukan hal kotor untuk mendapatkan cek sebanyak ini?"
"Tentu saja tidak, Bu. Kau tenang saja. Bapak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak. Kita dan anak-anak bisa makan enak setiap hari. Besok pagi ibu pergilah ke sekolah dan lunasi semua biaya sekolah Zahra dan Putra. Kita bisa membeli apapun dengan cek ini," ucap suami pada istrinya.
"Baik, pak."
****
Malam sudah tiba. Lea mendapat kabar bahagia dari ketiga sahabatnya. Mereka secara bersamaan akan kembali ke New York setelah sekian lama. Mereka memutuskan untuk menetap di sana. Lea meminta semua pelayan menyiapkan kamar untuk mereka bertiga. Rumah Lea sangatlah mewah. Karena tau ketiga sahabatnya akan menetap di sana, Lea memanggil lebih banyak pelayan untuk melayani mereka. Saat tengah malam, Lea pergi ke luar dengan mengendarai mobil sendiri. Dia pergi ke sebuah gedung tua yang sudah tidak terpakai. Di sana dia bertemu dengan anak buahnya.
"Kau disini, nona?"
"Apa dia mau bicara?"
"Dia tetap bungkam."
"Benarkah?"
"Ya."
"Habisi dia sekarang juga!" suruh Lea pada anak buahnya. "Setelah itu, kau tahu apa yang harus dilakukan, bukan?"
"Tentu saja, nona."
"Jangan sampai meninggalkan bekas sedikitpun!" ucap Lea langsung pergi meninggalkan tempat itu.
***
Pagi-pagi sekali, Lea sudah berangkat ke bandara untuk menjemput kepulangan ketiga sahabatnya. Dia juga membawa banyak bodyguard untuk memastikan keamanannya. Kurang lebih dua puluh menit, akhirnya mereka terlihat berjalan keluar. Benar saja banyak kerumunan orang yang menunggu kedatangan mereka bahkan media pun ikut memotret. Banyak orang yang menunggu kedatangan mereka, terutama untuk Jaane dan Jasmine. Mereka adalah model dan aktris terkenal. Tidak heran jika banyak orang yang mengidolakannya. Di antara fans, banyak yang memberinya surat dan hadiah. Para bodyguard sigap menjaga mereka. Sementara itu, Rae mencoba keluar dari kerumunan. Dia melihat Lea yang melambaikan tangannya. Dia berlari ke arahnya. Rae memeluknya erat.
"Aku merindukanmu," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tidak akan pergi lagi, aku akan terus bersamamu." ucapnya mengelap air mata yang menetes.
"Jangan menangis seperti itu, nanti aku pun akan ikut menangis." ucap Lea.
Tidak lama Jaane dan Jasmine tiba. Mereka memeluk Lea bergantian.
"Aku senang akhirnya kalian kembali." ucap Lea.
"Kami janji akan selalu bersama. Tidak akan terpisahkan lagi," ucap Jasmine. Keempat sahabat itu saling berpelukan.
Sesampainya di rumah, sudah ada beberapa pelayan yang akan melayani mereka. Satu pelayan untuk satu orang. Pelayan membantu mereka membawakan kopernya ke kamar. Pelayan yang lain mempersilahkan mereka menuju meja makan karena sarapan sudah siap.
"Aku sangat lapar," ucap Jaane.
"Bukankah tadi kau makan banyak di pesawat?" ucap Rae.
"Tetap saja masih lapar," ucap Jaane.
"Baiklah, ayo kita makan! Kalian bisa makan sepuasnya." ucap Lea.
Saat sedang makan, Jasmine mendapat pesan dari ponselnya. Ia sempat mengabaikannya karena masih lahap makan. Ia baru membukanya sehabis makan. Dia menutup mulutnya tidak percaya.
"Ada apa?" tanya Rae.
Jasmine menunjukkan foto yang ada di ponselnya.
"Wajahnya tidak asing bagiku, tapi aku lupa siapa dia." ucap Rae.
"Bukankah dia Kim Jong-un? Seorang pengawal yang sering terlihat bersama ketua NYPD?" ucap Jaane.
"Kau benar. Aku baru mengingatnya. Dia baru saja ditemukan di sebuah gedung tua dengan baku tembak di kepalanya." ucap Jasmine.
Semua terkejut mendengar kebenarannya. Sementara Lea, dia terlihat biasa saja. Bagaimana tidak, dia sendiri yang menyuruh orang untuk melenyapkannya. Ketiga sahabat itu secara bersamaan menatap ke arah Lea. Mereka curiga jika Lea yang ada dibalik semua ini. Sejak tadi dia tidak bereaksi apapun.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Lea sambil meneruskan makannya.
Jaane melihat wajah Lea dari dekat. Dia terus memperhatikannya. "Benar! Kau yang ada di balik semua ini!" ucap Jaane.
"Dia sudah membunuh mata-mataku, jadi wajar saja jika aku balas membunuhnya. Nyawa dibayar dengan nyawa. Baru itu namanya adil." ucap Lea.
Semua terdiam mendengar penjelasan Lea. Tidak ada yang berani menghentikannya. Bisa dibilang Lea adalah gadis paling pemberani dan tidak kenal takut diantara mereka berempat.
"Aku hanya takut jika polisi menemukan bukti akan dirimu." ucap Jasmine mengkhawatirkan Lea.
"Kalian tenang saja, jika pun polisi menemukannya aku tidak akan menyeret kalian dalam masalah ini." ucap Lea.
"Jangan bicara seperti itu. Kami ini kan sudah seperti saudara, masalahmu adalah masalah kami juga. Jangan pernah berpikir untuk menyelesaikannya sendiri. Kami ada di sini untukmu." ucap Jaane.
"Terima kasih," ucap Lea terharu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments