"Sakit sekali.."Ringisnya.
Luna merasa dunia berputar saat tubuhnya jatuh ke bawah dengan keras, rasa sakit menusuk-nusuk menerobos setiap serat ototnya. Namun, dalam keadaan terjatuh itu, dia tidak sadar akan kehadiran pria tampan yang duduk dengan anggun di dekatnya.
Dengan meringis kesakitan, Luna mencoba mengatasi sensasi menyakitkan yang memenuhi tubuhnya. Namun, ketika dia berusaha bangkit, dia merasa sesuatu yang aneh. Tatapan kosongnya menatap ke arah tempat paman James seharusnya berdiri, namun kini sudah kosong.
"Kemana paman pergi? Sial sekali.."
Keheranan menyelubungi pikiran Luna saat dia menyadari bahwa paman James telah menghilang. Kemana dia pergi? Apakah dia menyelinap pergi tanpa jejak?
Dalam kebingungan dan ketidakpastian, Luna mengangkat dirinya dari lantai, membiarkan rasa sakit di tubuhnya menjadi peringatan yang berdenting-denting dalam kepalanya. Namun, kepergiannya paman James meninggalkan pertanyaan besar yang tidak terjawab di benaknya.
Terlebih tatapan sinis dari orang-orang di sekelilingnya menusuk hati Luna saat dia berdiri dengan rasa malu yang mendalam. Aura penilaian dan ejekan dari kerumunan membuatnya merasa seperti terpapar di bawah sorotan yang tidak menyenangkan.
Mungkin karena ia sudah membuat keributan diklub ini."Maafkan saya, saya tidak bermaksud membuat keributan," ujarnya dengan suara yang lembut, tetapi tetap tegar, berusaha menjaga harga dirinya di tengah situasi yang memalukan itu.
Saat ia melangkah pergi, lengannya dicengkeram seseorang.Sentuhan itu membuat Luna terkejut, dan dia berbalik dengan cepat, matanya penuh dengan kecurigaan dan kebingungan.
"Siapa kau?"Tanya Luna kebingungan.
Mata pria itu tegas menatap Luna."Aku tidak suka sifat cerobohmu!"
Luna mengerutkan kening keheranan, apa apaan pria ini tiba-tiba mengatakan hal seperti itu.
"Apa maksudmu? Maaf aku tidak punya urusan denganmu!"Jawabnya dan berusaha melangkah pergi lagi,tetapi cengkeraman pria itu masih terasa kuat di lengannya, menghalangi langkahnya.
"Aku mungkin bisa membantumu!"
Pernyataan itu mengejutkan Luna, menambahkan lapisan kebingungan yang semakin dalam. Bagaimana pria ini bisa tahu bahwa Luna sedang mencari seseorang?
Mendengar janji bantuan yang tak terduga, Luna merasa dicampur adukkan antara keraguan dan harapan.Dia bertanya-tanya, apakah pria ini benar-benar memiliki informasi yang bisa membantu menemukan apa yang dia cari?
"Membantuku? Jangan bercanda, memangnya kamu tahu apa tentangku?"Desis Luna meremehkannya,tetapi di balik ketidakyakinannya, ada keinginan yang tak terungkap untuk menerima bantuan.
Pria itu menatap Luna dengan tajam, tanpa terpengaruh oleh sikapnya."Kau mencari anak perempuan kan? Sepertinya aku tahu dia ada dimana."jawabnya dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.
Luna terdiam sejenak, mata dan pikirannya terpana oleh pengakuan mendadak pria tersebut. Apa yang membuat dirinya yakin bahwa pria ini memiliki informasi yang tepat? Apakah ia harus mempercayainya? Apakah dia bisa mengambil risiko dan mempercayai seseorang yang begitu tiba-tiba muncul dalam hidupnya? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di dalam benaknya, menciptakan pusaran kebingungan yang semakin dalam.
Tidak langsung percaya, Luna menarik napas dalam-dalam, memperkuat keputusannya untuk tidak terjebak dalam janji-janji kosong. "Kalau begitu, buktikan ucapmu," ujarnya dengan suara yang tetap tenang namun tegas.
Pria itu mengangguk, mengerti ketidakpercayaan Luna. "Aku akan membuktikannya padamu. Namun, kita harus berbicara di tempat yang lebih tenang," katanya, suaranya memperlihatkan keseriusan.
Dengan hati-hati, Luna memperhatikan setiap gerak dan kata pria itu, mencoba mencerna maksud di balik tindakannya. Baginya, langkah berikutnya harus dipertimbangkan secara hati-hati, karena dia tidak bisa membiarkan dirinya terjebak dalam jaringan rahasia yang tidak diketahuinya.
"Ikut aku!"
Pria itu membawa Luna keluar dari klub, melewati pintu-pintu yang dipenuhi dengan gemerlap lampu neon dan kerumunan. Mereka menuju ke mobil mewah yang terparkir di tepi jalan, cahaya lampu jalanan yang redup menyinari tubuh mereka.
Dalam hati Luna, ada rasa takut, meskipun ia enggan mengakui keberadaannya. Perasaan itu tercampur dengan ketertarikan yang tak terelakkan pada pria tampan ini, menciptakan kekacauan emosional yang rumit di dalam dirinya.
Luna merenung sejenak saat ia menaiki mobil, menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak biasa ini. Ketegangan dan ketidakpastian terasa di udara, tetapi ada juga rasa penasaran yang tidak bisa dia hindari.
Saat mobil melaju dengan tenang di jalanan yang sunyi, Luna mencoba mengatasi kecemasannya."Jadi, apa yang sebenarnya kamu ketahui tentang anak perempuan yang aku cari?"
Pria itu tetap diam sejenak, seolah mempertimbangkan jawabannya dengan hati-hati. Aura misteriusnya semakin menguat, membuat Luna semakin penasaran.
"Nama anak perempuan itu Freya. Aku sempat melihat pria itu membawa seorang anak perempuan yang cocok dengan deskripsi yang kamu berikan. Mereka terlihat bergegas. Aku tidak tahu pasti apa hubungan mereka, tetapi aku yakin aku bisa membantumu menemukan jawaban."
"Pamanku menjual adikku.."Luna terdiam sesaat setelah mengucapkan kata-kata yang mengandung beban emosional yang begitu besar baginya. Suaranya gemetar.
Pria itu menatap Luna dengan ekspresi simpati yang dalam, merasakan betapa beratnya beban yang sedang dipikul oleh gadis di sisinya.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia adalah satu-satunya keluargaku. Aku harus menemukannya."Ia menghembuskan nafas berat."Kau bilang kau tahu dimana dia? Cepat katakan, aku mohon..." Luna memohon dengan suara yang penuh keputusasaan namun penuh harapan. Matanya mencari jawaban di dalam mata pria itu, mencari kepastian di tengah kegelapan yang menyelimuti pikirannya.
"Shadow yang melakukannya," jawab pria itu singkat, menyiratkan kejelasan yang menggetarkan Luna.
Kata-kata itu membuat Luna terkejut. "Siapa Shadow? Aku tidak mengerti..." desaknya, matanya mencari penjelasan dalam tatapan pria misterius itu.
"Itu adalah organisasi yang menjual dan memperdagangkan anak-anak," jelas pria itu dengan suara yang keras namun penuh kebencian.
Luna merasa dunianya berputar. Bagaimana mungkin ada organisasi yang begitu jahat dan keji? Pikirannya berkecamuk dengan rasa marah, sedih, dan keinginan untuk bertindak. Dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir, dan dia bersumpah untuk menghadapi Shadow dan membawa mereka ke pengadilan.
Dalam kesunyian yang mengejutkan, mereka berdua menyadari bahwa misinya telah berubah. Tidak hanya tentang menemukan Freya, tetapi juga tentang memberantas kejahatan dan kegelapan yang mengancam kehidupan anak-anak yang tidak bersalah.
"Kita harus melaporkannya ke polisi," desak Luna, suaranya penuh dengan keputusasaan namun juga keinginan untuk membawa keadilan bagi Freya dan korban lainnya.
Pria itu tersenyum tipis, wajahnya mengungkapkan ekspresi yang rumit. "Tidak bisa," jawabnya dengan nada yang rendah.
Luna terdiam, kebingungannya semakin memuncak. "Kenapa tidak? Polisi harus tahu tentang keberadaan Shadow dan apa yang mereka lakukan!"
Pria itu menggeleng perlahan, menunjukkan bahwa tidak semuanya begitu sederhana. "Polisi tidak bisa dipercaya. Terkadang, mereka juga terlibat dalam hal ini. Shadow memiliki kekuatan yang kuat, dan mereka melindungi diri mereka sendiri."
Kata-kata itu membuat Luna terguncang. Dunianya terasa hancur di hadapannya. Bagaimana mungkin kejahatan sebesar itu bisa dilindungi dan terus berlangsung?
Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah mansion yang megah. Seseorang dengan setelan sudah menunggu di depan pintu, menyambut pria itu dengan hormat. Saat akan keluar, Luna menghentikan dan menggenggam lengan pria itu dengan tegang.
"Kemana kau membawaku?" tanyanya, suaranya penuh dengan kebingungan dan kekhawatiran.
"Percayalah padaku," kata pria itu dengan nada yang meyakinkan, meskipun sorot matanya menyiratkan ketegangan. "Turun saja."
"Tuan Luca, Selamat datang." sambut pria yang menunggu dengan hormat, memberikan salam yang sopan kepada pria itu.
Luna merasa kebingungan melanda, namun juga terkagum-kagum dengan kemegahan mansion tersebut. Bangunan itu terlihat seperti istana dari dongeng, dengan tiang-tiang marmer yang megah dan taman yang indah menghiasi halamannya.
Namun, di balik keindahan fisiknya, Luna merasakan aura ketegangan dan misteri yang menyelimuti tempat tersebut. Hatinya berdebar kencang, menyadari bahwa mereka telah memasuki dunia yang penuh dengan rahasia lebih rumit dari yang pernah dia bayangkan sebelumnya.
"Ayo masuk!"Ajaknya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments