Samudera pewaris sesungguhnya

Hari terus berganti Anisa kini sedang menjalani sidang skripsinya, walaupun kehamilannya sudah menginjak 3 bulan tapi beruntung bayi yang di kandung nya tidak rewel,Anisa tidak pernah merasakan morning sick,mual,muntah atau semacamnya,dan perutnya pun belum terlihat seperti orang hamil jadi tidak ada seorang pun yang menganggap dirinya hamil,cuma nafsu makan nya terus bertambah semenjak dirinya hamil.

Kini Anisa sedang bersama dengan Gina sang sahabat, mereka sedang makan di kantin kampus mereka,setelah selesai sidang skripsinya Anisa mengajak Gina untuk makan bakso langganan mereka di kantin.

" Nis.. sekarang makan kamu banyak banget perasaan,kamu ga lagi minum obat penggemuk badan kan? ngapain minum obat penggemuk badan orang badan kamu udah proporsional kok." ucap Gina sambil membelah bakso yang ada di mangkuknya,bukan tanpa alasan Gina bertanya seperti itu kepada Anisa karena dia merasa sangat sahabat kini lebih sering jajan di banding biasanya.

" Ga lah Gin..ngapain aku minum obat obat kaya gitu,aku cuma...aku cuma lagi kepengen makan banyak aja." sahut Anisa dengan sedikit gugup.

" Ya..kirain aja kamu pengen punya badan semok gitu kaya si Clara." ucap Gina sambil tertawa menyebut salah satu teman mereka yang memiliki badan semok.

" Kamu ada ada aja Gin.."sahut Anisa lalu ikut tertawa bersama Gina.

Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

*

" Sekarang dia sedang di kantin bos,bersama dengan temannya." ucap pria yang memperhatikan mereka dari kejauhan kepada orang yang menelponnya.

" Sepertinya dia masih mempertahankan kandungan nya bos." ucap pria itu.

" Baik bos."

*

" Ternyata kamu ingin mempertahankan anak haram itu,lihat saja..aku tidak akan pernah membiarkan anak diantara kamu dan mas Adrian lahir ke dunia ini." monolog Cintya sambil tersenyum menyeringai.

Pria yang terus mengintai Anisa itu adalah orang suruhan Cintya,sejak Cintya melabrak Anisa hari itu,Cintya langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk memata matai Anisa,apakah gadis itu menggugurkan kandungannya atau tidak,dan ternyata kekhawatiran Cintya benar adanya Anisa sama sekali tak berniat untuk menggugurkan kandungannya meskipun Adrian tidak mungkin menikahinya.

Bahkan setelah hari itu pun Cintya melarang keras suaminya itu untuk menemui Anisa,bahkan Cintya mengancam Adrian jika sampai ketauan suaminya itu masih menemui Anisa, Cintya akan benar-benar menceraikannya dan tidak akan memberikan sepeserpun harta kekayaan mereka, karena apa yang Adrian miliki saat ini adalah hasil dia bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga Adi jaya.Tentu saja Adrian sangat takut dengan ancaman yang di berikan oleh istrinya itu, sebenarnya dari awal Adrian punya misi terselubung menikahi Cintya, Adrian ingin menguasai segala aset yang di miliki oleh keluarga Adi jaya namun pak Arga Adi jaya selaku mertuanya tidak pernah memberikan kekuasaan penuh atas aset aset perusahaan yang di milikinya, sehingga membuat Adrian susah untuk mengelabui sang mertua,Pak Arga pun tidak pernah memercayakan semua bisnisnya ke tangan Adrian karena dia hanya akan percaya jika bis Bisnis atau perusahaan nya itu di pegang oleh pewaris asli keluarga Adi jaya yaitu Samudera Adi jaya,yang saat ini masih menyelesaikan kuliahnya di universitas ternama yang berada di Inggris.

*

pada malam hari ketika Bu Silvia Adi jaya ibunda dari Cintya sedang bersantai dan bermain dengan cucu tercinta yaitu putri dari pernikahan Cintya dan Adrian yang bernama kanaya.

" Oma..Kanaya kangen deh sama opa sama uncle Sam.Oma bisa telpon mereka sekarang ga? " rengek kanaya yang ingin menelpon pak Arga dan samudera yang kini sedang berada di Inggris, samudera sedang menyelesaikan kuliahnya sedangkan pak Arga sedang bertemu dengan klien besar di negara tersebut.

" Sebentar ya, perbedaan inggris dan indonesia itu 7jam,Disini sekarang pukul 7 malam, berarti disana baru pukul 12 siang,ok, sepertinya bisa mungkin mereka sedang makan siang." ucap Bu Silvia sambil mengelus rambut panjang cucu nya itu.

" Tut...Tut.. Tut.."

" Halo cucu opa yang cantik.Apa kabar sayang." sapa pak Arga di seberang sana,pak Arga dan Kanaya saling melambaikan tangannya karena mereka sedang melakukan video call.

" Kanaya baik,opa disana baik baik aja kan? " tanya Kanaya dengan suara manjanya.

" baik dong sayang,kamu mau di beliin oleh oleh apa nanti sama opa? " tanya sang kakek.

" Apa aja opa,tapi yang banyak ya oleh olehnya." jawab Kanaya sambil tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.

" Pasti sayang.." sahut pak Arga.

" Kok Oma nya ga di tanyain sih mau oleh oleh apa?" ucap Bu Silvia.

" Eh..Oma nya mau juga,ya pasti dong buat Oma nya juga." ucap pak Arga.

" Opa..uncle Sam mana? Kanaya kangen sama uncle Sam." ucap Kanaya kemudian.

" uncle Sam ga sama opa sayang,kamu telpon ke nomornya uncle Sam aja ya."

" Ya udah Pih..mami mau telpon Sam dulu ya,mami juga udah kangen banget sama tuh anak." ucap Bu Silvia.

" Ok..mih..see u."kemudian pak Arga pun memutuskan telponnya.

*

" Tut.. Tut.. Tut.."

" Halo mami yang cantik apa kabar? " sapa samudera ketika mengangkat telpon dari mami tercinta.

" Kamu kemana aja sih Sam,ga pernah telpon mami,mami kan kangen sama kamu,nih..Kanaya aja nanyain kamu kangen katanya." ucap Bu Silvia.

" Halo uncle.." sapa Kanaya sambil melambaikan tangannya.

" Halo princess nya uncle,kangen sama uncle ya." ucap Samudera.

" Iya..uncle kapan pulang ke Indonesia?" tanya Kanaya.

" Sebentar lagi sayang." jawab Samudera.

" Iya Sam,kamu udah mau kelar kan kuliahnya? " tanya Bu Silvia.

" iya mih..paling dua bulanan lagi Sam pulang kok." jawab Samudera.

" Setelah kamu pulang,mami kenalin kamu sama anak temen temen mami yang cantik-cantik." ucap Bu Silvia dengan antusias.

" Mami please...Sam ga mau di jodoh jodohin,Sam bisa cari jodoh Sam sendiri,emang anak ganteng mami ini ga laku apa sampai harus mami jodoh jodohin." jawab Samudera.

" Ya bukannya begitu Sam,pilihan mami itu sudah pasti ga bakalan salah,kamu mau anak pengusaha? Anak pejabat? Anak pengacara? atau anak.."

" Mih...udah ya mih...kalau mami mau jodoh jodohin Sam,Sam ga akan pulang aja sekalian." sahut Samudera yang merasa jengah dengan apa yang selalu di katakan oleh ibunya.

" Ya jangan gitu dong Sam,kamu ga kangen apa

sama mami? " ucap sang mami.

" Ya habis mami nya kayak gitu,"

" iya deh..mami ga akan jodoh jodohin kamu,tapi tetep calon istri kamu nanti harus jelas asal usulnya." ucap Bu Silvia yang mencoba mengalah dari anak laki-lakinya itu.

" Ya.. terserah mami lah.yang pasti Sam ga mau di jodohin.Udah ya mih Sam mau pergi dulu ada urusan,bye mami...bye princess..." Samudera pun kemudian memutuskan telponnya.

" lagi pada ngapain nih? Mami kok keliatan bete gitu mukanya." ucap Cintya yang baru saja datang dan bergabung dengan Bu Silvia dan Kanaya.

" Itu loh adik kamu Sam,bikin mami kesel aja,mami kan udah berencana kalau dia pulang mau jodohin dia sama anak nya jeng Sari itu loh Cin,si Zaskia,anaknya kan cantik,lulusan S2 di Amerika,dan perusahaan suaminya jeng Sari itu kan sama besarnya dengan perusahaan kita,jadi dia selevel lah sama kita." ucap Bu Silvia.

" Ohh...itu masalahnya,tenang aja kali mih..orang si Sam nya juga belum pulang kok,kita atur nanti lah setelah dia pulang,lagian kalau dia nya udah disini juga paling ga bisa nolak dia." ucap Cintya.

" bener juga ya,kita jodohin tapi ga usah bilang bilang sama dia." ucap Bu Silvia sambil tersenyum menyeringai.

" nah...itu mami pinter." sahut Cintya.

" Ngomong ngomong suami kamu Mana? Perasaan waktu malam kapan tuh mami pernah denger kalian ribut." tanya Bu Silvia.

" Eng..enggak mih..kita berdua baik baik saja kok." jawab Cintya dengan sedikit gugup.

" Yang bener?" selidik sang mami,pasalnya dulu Bu Silvia sempat meragukan Adrian yang ingin menikahi anaknya Cintya,entah kenapa feeling seorang ibu itu selalu benar.

" Iya..bener kok." jawab Cintya.

" Semoga saja Adrian tidak akan pernah mengkhianati kamu, karena jika itu terjadi mami ga segan segan buat dia pisah dari kamu." ucap Bu Silvia dengan tegas.

" Ga lah mih..ga mungkin mas Adrian khianati aku." sahut Cintya yang tentu saja merasa takut dengan ancaman sang mami yang menurutnya mengerikan itu, karena Cintya sangat tergila-gila dengan ketampanan Adrian dia sangat mencintai suaminya itu jadi sampai kapanpun dia akan terus mempertahankan suaminya itu.

" Mama..Kanaya udah ngantuk." ucap Kanaya sambil sesekali dirinya menguap.

" Ya udah sayang...ayo mama antar ke kamar kamu.Pamit dulu sama Oma." ucap Cintya dan dia pun merasa senang karena ada alasan baginya untuk menghindari sang mami yang terus membahas rumah tangganya.

" Kanaya tidur dulu ya Oma," lalu Kanaya pun mencium pipi kanan dan kiri Oma nya itu.

" iya sayang.. have a nice dream." ucap Bu Silvia sambil tersenyum kepada cucu kesayangannya itu.

Kemudian Cintya dan Kanaya pun meninggalkan perempuan paruh baya itu sendirian di ruang tengah menuju ke kamar Kanaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!