Bab 4 Mimpi

Pagi ini ternyata Nadia bertugas untuk membersihkan ruangan Marino. Nadia melihat foto dirinya di atas meja kerja Marino.

Nadia begitu terkejut kenapa foto dirinya yang masih mengenakan seragam sekolah SMA ada di meja dokter yang bekerja di rumah sakit tempat dia bekerja.

Tidak lama Marino masuk ke ruangannya dan betapa terkejutnya dia mendapati Nadia yang sedang memegangi foto Nadia yang ada di atas mejanya.

Mendengar pintu terbuka Nadia langsung bergerak melihat siapa yang datang.

" Marino."

" Nadia. "

" Maaf Marino kenapa foto aku ada di meja kerja kamu? Bukannya kamu itu sahabat dari Bary? Kamu tahu bukan kalau aku ini adalah pacar sahabat kamu? " cerca Nadia.

Marino hanya bisa diam saja tanpa bisa menjawab.

" Jawab Marino." Nadia mengencangkan suaranya menuntut penjelasan.

" Iya itu foto kamu , foto itu ada di situ karena dari dulu aku juga mencintaimu jauh sebelum kamu bertemu dengan Bary. Tapi aku tidak punya nyali untuk mengatakan kepada kamu kalau aku mencintaimu Nadia Herlambang ".

Kebetulan Marino dan Nadia satu sekolah waktu SMA dan Marino pulalah yang memperkenalkan Bary pada Nadia.

" Jangan jangan kamu yang menodai kesucian aku malam itu dan menjebak kami karena kamu tidak terima dengan hubungan kami. Kamu jebak kami di kamar hotel itu dan aku masih ingat waktu itu kamu yang memberikan kami minuman beralkohol hingga kami tidak sadarkan diri " kata Nadia dengan nada marah dan menuding Marino tanpa bisa berkata apa apa.

" Jawab Marino jawab jangan diam saja. " Nadia semakin marah karena Marino tidak juga menjawab apa yang ditanyakan oleh Nadia. Karena merasa tertekan akhirnya Marino menjawab pertanyaan Nadia.

" Iya ... Iya Nadia apa yang kamu tuduhkan ke aku itu semua benar tidak satupun yang terlewatkan."

" Kenapa Marino? Kenapa kamu lakukan itu? Kenapa hiks hiks hiks."

" Karena aku terlalu mencintaimu dan kamu lebih memilih Bary dan aku sakit hati ... Akhirnya aku melakukan hal itu ... Aku menodai kesucian kamu dan menjebak Bary untuk bertanggung jawab karena aku tidak bisa terima Bary mendapatkan yang terbaik." jawaban Marino membuat Nadia semakin hancur.

" Kamu memang brengsek ... kamu lihat karena perbuatan kamu aku sekarang jadi janda? Anak aku Ario menjadi anak yang tidak jelas siapa bapaknya? " kata Nadia yang semakin menangis dan semakin hancur dengan kenyataan yang dia ketahui.

" Maaf ... Maaf ... Nadia maafkan aku karena aku sudah melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji. " Marino pun bangun dari tidur nya ternyata itu semua hanya mimpi belaka.

Marino pun langsung ke kamar mandi dan membersihkan diri, dia harus cepat ke rumah sakit dan menyembunyikan foto Nadia yang ada di atas mejanya sebelum semua yang ada di mimpi nya terjadi.

Sesampainya di rumah sakit Marino langsung ke ruangan dan menyembunyikan foto Nadia ke dalam laci.

Baru saja foto itu dia masukkan Nadia pun datang keruangan Marino.

" Maaf dok saya mau membereskan ruangan." kata Nadia sambil memegang sapu.

" Nadia. " kata Marino tidak percaya apa yang terjadi di mimpi nya kini dia benar benar terjadi dan Marino bertemu dengan Nadia.

" Marino. " jawab Nadia yang terkejut dengan apa yang ada dihadapannya.

Ketika Nadia mengetahui kalau benar yang dia lihat itu adalah Marino, Nadia langsung pergi dari ruangan itu karena dia malu untuk bertemu dengan Marino yang sudah sukses sedangkan Nadia dengan status yang sekarang sudah menjadi seorang janda dan bekerja hanya sebagai OG. Nadia juga sangat ingat masa lalu dimana dia menolak Marino dan lebih memilih Bary.

Namun Marino langsung mengejar Nadia " Nadia tunggu jangan pergi. " namun Nadia terus berlari meninggalkan ruangan Marino dan meninggalkan rumah sakit.

" Ya Tuhan kenapa aku harus kembali bertemu dengan Marino yang dulu aku tolak dan aku lebih memilih Bary yang sekarang telah mencampakkan aku. Aku malu sekali aku harus menjauh dari Marino." Nadia berbicara pada dirinya sendiri.

Marino yang tidak dapat mengejar Nadia menjadi frustasi dan semakin dihantui rasa bersalah. Apalagi ketika Bary menerangkan tentang pernikahan mereka yang harus berakhir karena Ario bukanlah anak dari Bary.

Nadia pergi ke sebuah cafe untuk mencoba melamar pekerjaan karena sudah tidak mungkin Nadia bekerja dirumah sakit milik keluarga Marino. Namun di cafe itu juga tidak ada lowongan, akhirnya Nadia kembali ke rumah kontrakan yang ditinggalinya bersama Ario dengan perasaan kecewa.

Walaupun Nadia tidak mendapatkan pekerjaan , Nadia tidak putus asa walaupun dengan rasa sedikit kecewa dia terus berjalan dan mencari pekerjaan di tempat lain bahkan menelepon teman teman Nadia.

Akhirnya ada seorang teman yang menawarkan pekerjaan untuk Nadia sebagai seorang asisten rumah tangga. Keputusan Nadia sudah bulat Nadia tidak mau lagi kembali ke rumah sakit itu karena dia tidak mau lagi bertemu dengan Marino dan dia harus mengambil pekerjaan ini.

Nadia bekerja di rumah orang yang dikenalkan oleh temannya itu , walaupun hanya sebagai juru masak Nadia merasa bersyukur dengan pekerjaan ini.

Niat hati Nadia ingin jauh dan tidak mau lagi berjumpa dengan Marino. Tapi Nadia tidak sadar rumah tempat Nadia bekerja itu adalah rumah keluarga Nugraha yang tidak lain adalah rumah Marino.

Nadia langsung bekerja dirumah itu dia memasak makan malam untuk keluarga Marino.

Ketika makan malam Marino sangat lahap sekali karena memang masakan Nadia sangat enak. Nadia memang sangat pandai memasak dan jika dia punya uang untuk modal dia bercita-cita untuk membuka usaha rumah makan.

" Rino kamu lahap sekali makannya ? " kata ibu Emi.

" Iya ma masakan mama hari ini sangat enak sekali ... Apa mama membeli makanan ini. " tanya Marino dengan mulut yang masih penuh.

" Iya Ma masakan Mama hari ini enak. " kata Pak Nugraha.

" Tidak cuma Mama gaji orang kerja khusus untuk memasak makanan untuk kita karena Mama sering sibuk belakang ini." jawab ibu Emi.

" Wah hebat sekali Mama bisa mencari juru masak seenak ini? " puji Nugraha pada istrinya.

" Iya Ma kalau dia buka rumah makan pasti sangat laku. " puji Marino.

" Iya betul itu Marino. " kata pak Nugraha yang terus melahap makanannya.

" Jadi maksudnya masakan Mama tidak enak? " kata ibu Emi kepada anak dan suaminya.

" Tidak begitu juga sayang masakan kamu tetap yang paling enak. " kata pak Nugraha takut istrinya marah karena dia memuji masakan orang lain.

" Iya Ma masakan Mama tetap yang paling enak kok. " kata Marino membantu sang ayah.

" Tidak memang masakan juru masak itu enak kok dan Mama tidak marah. " kata ibu Emi.

" Tumben mama mau mengakui masakan orang lain enak ". Tanya Marino heran.

" Iya memang enak kok ... Mama saja punya niat untuk beri dia modal usaha untuk buka rumah makan kalau dia mau." kata ibu Emi.

" Tumben. " kata kedua pria yang berarti di hidup ibu Emi secara bersamaan.

" Iya mama sedih dengan kisah dia. " kata ibu Emi.

" Emang ada apa dengan kisah juru masak itu ma? " tanya pak Nugraha.

" Dia seorang janda dengan satu anak dia bercerai dengan suaminya padahal mereka sudah menikah selama tujuh tahun " jelas ibu Emi pada anak dan suaminya.

" Sudah biasa kali ma, anak anak muda sekarang berantem sedikit cerai. Pokoknya asal ada masalah minta cerai. " kata pak Nugraha.

" Ya Mama juga tidak mungkin bertanya secara ditail kejadian apa yang membuat mereka harus bercerai. "

" Aneh kok tumben Mama tidak kepo? " kata Pak Nugraha.

" Mama tidak mungkin tanya detail dong Pa nanti dia tersinggung lagi sama Mama." kata ibu Emi.

" Dan Mama percaya dengan cerita itu begitu saja kalau dia bercerai karena salah suaminya? " kata pak Nugraha.

" Mama percaya karena saat dia bercerita dia sampai mengeluarkan air mata dan Mama yakin dia tidak bohong. "

" Hati - hati ma zaman sekarang ini banyak sekali penipuan. " kata pak Nugraha berasumsi.

" Kok nasibnya wanita itu kayak Nadia,.masih muda dan usia pernikahannya juga masih tujuh tahun." batin Marino dalam hati sambil membayangkan wajah Nadia yang lari ketakutan sewaktu bertemu dengan dirinya tadi pagi.

" Marino kamu kenapa kok jadi melamun begitu ? " kata ibu Emi.

" Iya apa yang sedang kamu pikirkan " kata Pak Nugraha.

" Ahh tidak ma .. Pa aku cuman heran aja kok ada ya perceraian padahal mereka menikah pasti karena saling mencintai. Bagaimana jika nanti menikah karena perjodohan." jawab Marino pura pura heran.

" Apa maksud kamu berkata seperti itu? " kata pak Nugraha.

" Ahh tidak cuma mau kasih gambaran aja Pa kalau pernikahan yang dipaksakan itu tidak baik." kata Marino sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

muhammad

muhammad

Luar biasa author

2024-03-06

0

Niken Dwicahyani

Niken Dwicahyani

ngga ada bosen2nya sama cerita nya 😘

2024-02-12

0

Bunga Bunga

Bunga Bunga

wah keren

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!