Part 04

""Pelajaran pertama dalam mencintai adalah memberi dengan ikhlas tanpa pernah mengharap balasan apapun.""

Heru pun menarik lengan Mitha dengan sangat kasar sehingga membuat Mitha merasa kesakitan. Mitha pun langsung memberontak...

"Mas lepaskan sakit.."Mitha pun mencoba untuk menarik tangannya namun tenaga Heru jauh lebih kuat.

Heru pun tak memperdulikan teriakan Mitha hal itu membuat Mitha terus merasakan sakit di pergelangan tangannya.

"Apa yang telah kamu katakan sama Bunda mengenai hubungan kita? Ingat Mitha aku menikahi kamu itu hanya karena sebuah keterpaksaan dan jangan pernah kamu berharap apapun dari pernikahan ini.. Ingat kita menikah hanya di atas kertas dan kamu harus sadar diri bahwa kamu itu tak pernah pantas untuk aku.."ucapan Heru terdengar begitu menyakitkan di telinga Mitha..

"Siapa yang mengadu sama Bunda,Mas jangan mengada ada deh. Lagipula untuk apa aku mengadu?"ucapan Mitha pun semakin terdengar meninggi..

Heru pun melepaskan cengkraman tangannya dan mendorong Mitha dengan keras hingga Mitha pun jatuh tersungkur..

"Kamu g*la Mas kenapa kamu menyakiti aku? Mas kamu menuduh aku tanpa adanya bukti? untuk apa juga aku mengadu sama Bunda apa Mas benar benar ingin aku mengadu baiklah kalau itu yang Mas inginkan aku akan bilang sekarang."Mitha pun langsung berdiri dan hendak keluar dari dalam kamar namun di cegat oleh Heru.

"Kamu mau kemana? Apa kamu ini bener bener sudah bosan untuk hidup.."Heru pun kembali mencengkram lengan Mitha namun kali ini Mitha tak mau mengalah.

Plakkkkkk...

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi Heru hal itu tentu saja membuatnya tercengang..

"Kamu berani.."ucapan Heru tertahan dengan tangan Mitha...

"Aku akan berani jika Mas menyakiti saya dan aku juga tahu batasan ku Mas. Aku hanya ingin menghabiskan waktu satu tahun sebagai istri yang baik untuk kamu dan jika pikiranmu itu mengatakan aku tukang ngadu aku akan melakukannya ingat Mas dengan perjanjian yang kamu sudah buat sendiri kamu boleh tak mengakui aku sebagai istrimu tapi kamu tak berhak untuk menyakiti fisikku.."

Ucapan Mitha menjadi pukulan buat Heru dia tak menyangka bahwa Mitha bukanlah wanita lemah seperti yang di pikirkan dan ternyata Mitha mampu untuk melawan.

Heru pun membuang nafas dengan kasar dan kemudian dia kembali membaringkan tubuhnya di atas pembaringan dan memilih untuk tidur lagi..

Mitha pun hanya meliriknya sekilas dia pun langsung memilih untuk keluar dari dalam kamarnya...

Mitha pun memilih untuk duduk di taman belakang rumah sang suami sembari membawa laptop miliknya Mitha ingin mengerjakan pekerjaannya tanpa di ganggu siapapun..

"Daripada aku mikirin Mas Heru lebih baik aku berkerja sehingga aku bisa menghasilkan uang sendiri.."Mitha pun berbicara di dalam hatinya dan setelah itu Mitha pun mulai fokus dalam mengerjakan proyek proyek yang bernilai fantastis..

Tak di sangka sepasang mata pun mulai mengawasi Mitha dengan curiga siapa lagi jika bukan Heru dia merasa bingung dengan wanita yang kini telah menyandang status sebagai istrinya itu dan kini dia pun menatap wanita itu dari balik tirai kamarnya yang mengarah langsung kearah taman...

Mata Heru pun terus saja menatap kearah Mitha entah apa yang sedang ada di dalam pikirannya saat ini sedangkan Mitha tak perduli sama sekali dengan suaminya walupun sebenarnya Mitha juga mencintai laki laki itu namun kini Mitha lebih memilih untuk bersikap biasa saja karena semenjak awal dia tahu bahwa kehadirannya tak pernah di harapkan.

Mitha pun tahu bahwa saat ini ada sepasang mata yang telah menatapnya dari balik tirai namun Mitha lebih memilih untuk tak peduli...

*****

Beberapa hari setalah itu hubungan Mitha dan Heru pun semakin aneh mereka tak seperti pasangan pasa umumnya mereka nampak canggung dan juga selalu cuek satu sama lain hal itu membuat Ibu Melda pun mulai curiga.

Pada saat sarapan Ibu Melda pun sengaja bertanya pada Heru dan juga Mitha mengenai hubungan keduanya..

"Heru,,Mitha bagaimana dengan pernikahan kalian apa kalian merasa bahagia?"pertanyaan Ibu Melda langsung membuat Heru tersedak ketika sedang sarapan...

Mitha pun refleks mengambilkan air putih untuk suaminya itu..

"Pelan pelan Mas makannya jadi tersedak kan?"ucapan Mitha langsung membuat Ibu Melda tak curiga lagi sementara itu Heru pun merasa bahwa Mitha sangat jago dalam berakting sehingga tanpa menjawab pertanyaan sang Bunda Mitha sudah menjawab dengan tindakan.

"Kami bahagia kok Bund, Bunda kenapa tanya seperti itu?"kini Mitha pun sengaja bertanya pada sang Bunda ingin melihat reaksi Heru.

"Iya Bunda ini bagaimana lihatlah mereka,mereka nampak sangat bahagia jadi kenapa Bunda masih berfikir jika mereka tak bahagia?"pertanyaan Pak Bambang langsung membuat Ibu Melda tersenyum.

"Gak seperti itu Yah,Bunda hanya tak mau saja jika Heru menyakiti hati Mitha lihatlah kita mempunyai menantu yang sangat luar biasa dia juga sangat menyayangi kita dan juga kelihatannya dia juga sangat menyayangi Heru. Heru ingat pesan Bunda jika sampai nanti kamu menyakiti Mitha kamu akan menerima konsekuensinya dari Bunda ingat itu.."

Ancaman Ibu Melda terdengar begitu kejam di telinga Heru kini Heru merasa bahwa mereka sudah lebih menyayangi Mitha daripada dirinya anak kandung mereka sendiri.

"Iya Bunda.."hanya itu jawaban yang mampu keluar dari bibir Heru entah kenapa kini perasaanya pun kembali campur aduk.

Setalah selesai sarapan kini Heru dan Pak Bambang pun berangkat ke kantor,Pak Bambang ingin supaya Heru bisa belajar bekerja karena kini dia adalah tulang punggung untuk keluarga kecilnya..

"Heru, Ayah sangat berharap kamu tak akan pernah bertindak bodoh lagi ingat sekarang kamu adalah imam dalam keluarga dan kamu sangat beruntung bisa menikahi Mitha jangan sampai kamu menyia-nyiakan dia di kemudian hari karena Ayah bisa jamin kalau kamu akan menyesal jika kamu melakukan itu.."

Lagi lagi ucapan sang Ayah juga seperti ancaman untuknya hal itu pun membuat Heru mulai berfikir dan ingin mencari tahu siapa sebenarnya Mitha kenapa orang tuanya begitu sangat menyayanginya.

"Iya Yah,Heru tahu itu.."lagi lagi Heru hanya bisa mengiyakan semua yang orang tuanya katakan padahal hatinya sangat menolak seandinya kedua orang tuanya tahu jika Heru tak memperlakukan Mitha dengan baik mungkinkah mereka akan sangat membenci Heru yang anak kandung mereka sendiri.

Sementara itu Mitha pun meminta izin pada sang Ibu mertua untuk pergi kekantor miliknya karena ada hal yang harus dia urus dan hal itu pun di mengerti oleh Ibu Melda.

"Baiklah kalau bagitu tapi kamu hati hati ya Mitha jangan ngebut bawa mobilnya dan cepat lah kembali.."Ibu Melda pun langsung pergi meninggalkan Mitha yang kini tengah berada di dapur untuk merapikan meja makan sebelum dia pergi.

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

wah kalau bayu tau ternyata Mitha pemilik perusahaan dan bahkan orang tua nya mendapatkan suntikan dana yang cukup besar,,, pasti akan memfaat Mitha coba saja ,,, orang kaya bayu sudah me nyakit,,, biarpun berubah pasti' hanya sementara sifatnya,,

2024-02-06

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2024-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!