"Banyak orang di antara kita yang sebenernya sedang berdiri di atas gunung emas. Tetapi sedang mengharapkan gunung arang di tempat lain.."
Mitha pun langsung melanjutkan pekerjaannya untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga suaminya itu, Semenjak kedua orang tuanya meninggal Mitha hanya tinggal sendiri dan tak ada yang tahu jika Mitha juga seorang pengusaha muda yang sangat sukses di kanca internasional,namun Mitha menyembunyikan itu semua dari sang suami dan keluarganya...
Ibu Melda pun menatap punggung wanita yang baru satu hari menjadi menantunya itu. Ibu Melda merasa sangat senang karena di saat perusahaan yang di dirikan oleh suaminya hampir bangkrut ada Mitha yang tiba tiba datang memberikan suntikan dana dengan nominal yang fantastis..
Namun Mitha memiliki satu syarat untuk menyembunyikan hal itu dari sang suami Mitha punya alasan tersendiri sehingga membuat kedua mertuanya itu terpaksa menyetujui permintaan itu..
"Mitha jangan kamu menyibukkan diri seperti itu kamu adalah menantu keluarga Sudjatmoko bukan pembantu kami.." jelas Ibu Melda..
Mitha pun langsung menatap kearah sang Ibu mertua dan tersenyum kepadanya...
Mitha pun langsung duduk di sebelah Ibu mertuanya itu..
"Aku melakukan ini karena aku sekarang adalah istri dari Mas Heru. Bunda jangan berfikir yang macam macam ya. Sekarang sebaiknya Bunda sarapan Mitha sudah menyiapkannya..."
Mitha pun langsung membuatkan sang Ibu mertua roti panggang dengan selai coklat kesukaan Ibu Melda.
Ibu Melda pun tersenyum sembari m menganggukkan kepalanya dia sangat berharap semoga saja putranya tak menyakiti dan tak menyia-nyiakan kehadiran Mitha di dalam kehidupannya sebab Mitha adalah wanita terbaik untuk putranya yang memang bukan anak yang baik baik...
"Maafkan Bunda ya Mitha kamu adalah wanita yang sangat baik, Bunda berharap Heru tak sebodoh itu menyakiti kamu. Dan semoga setelah kalian menikah sikap dan sifat Heru bisa berubah."gerutunya di dalam hati...
******
Di tempat yang berbeda..
Seorang pemuda tampan yang sedang menikmati angin pantai pun menatap kearah pantai yang terbentang luas dia merasa bahwa dunianya terasa sangat indah terlebih lagi beberapa bulan yang lalu dia melihat seorang wanita yang menarik hatinya namun hingga saat ini laki laki itu belum mengetahui siapa wanita itu..
Dia adalah Dimas Mahesa Airlangga anak seorang pengusaha ternama Prayoga Airlangga. Dia juga seorang CEO dari Airlangga grup walupun dia tampan namun hingga usianya sudah kepala tiga dia masih betah melajang..
"Dimas.."panggil salah seorang wanita yang memiliki perasaan terhadapnya lebih tepatnya dia adalah wanita yang ingin dijodohkan sang Bunda dengannya..
Dimas hanya menatapnya sekilas lalu kembali memalingkan wajahnya...
"Mas Dimas kenapa di panggil kok diam saja? menyahut kek.."ucap wanita itu hal itu tentu saja membuat Dimas merasa kesal..
"Untuk apa kamu kesini Shinta?Sudah aku bilang bukan jika aku menolak perjodohan kita dan please jangan pernah ganggu aku lagi."Dimas pun langsung berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Shinta yang masih berada di sana.
Shinta hanya bisa menatap punggung laki laki tampan itu jika saja Dimas bukalah orang kaya mungkin dia juga enggan untuk di jodohkan dengannya.
"Dasar laki laki aneh untung saja kamu tampan dan juga tajir jika bukan karena harta kamu aku juga gak akan sudi di jodohkan denganmu.."Shinta pun langsung pergi meninggalkan pantai itu dan memilih untuk kembali ke hotel.
Sementara itu sesampainya di kamar hotel Dimas pun langsung merebahkan tubuhnya dia sengaja pergi ke Bali hanya untuk menikmati waktu sendiri justru kacau dengan kedatangan Shinta itu pasti karena Bunda yang menyuruh Shinta untuk datang ke Bali..
"Pasti ini semua adalah ide Bunda,Bunda mau sampai kapan si menjodohkan aku dengan semua anak teman Bunda,aku sudah dewasa dan aku bisa mencari pasangan hidupku sendiri.." suara Dimas pun terdengar melalui sambungan telfon.
Di sebrang sana suara seorang wanita paruh baya pun menyapanya dengan lembut.
"Bunda hanya ingin kamu bisa lebih mengenal Shinta itu saja. maafkan Bunda jika Bunda terkesan memaksa kamu untuk menerima Shinta."ucapan Ibu Alena pun terdengar begitu lembut hal itu yang selalu bisa meluluhkan kerasnya hati seorang Dimas.
"Lain kali jangan seperti itu lagi ya Bunda aku tak suka. Masalah jodoh nanti biar Dimas bisa cari sendiri lagipula Dimas sudah jatuh hati pasa seorang wanita jadi Bunda gak perlu terlalu menghawatirkan Dimas.."
Ibu Alena pun hanya bisa menarik nafas panjang dan membuangnya secara berlahan dia sendiri tahu bahwa putranya begitu keras kepala sama seperti sang suami.
****
Heru baru bangun tidur sekitar pukul sepuluh siang hal itu tentu saja membuat Ibu Melda menjadi kesal pasalnya ini adalah hari di mana seharusnya Heru belajar untuk memimpin perusahaan bukannya bermalas-malasan di rumah..
"Ya ampun Heru jam segini kamu baru saja bangun lihat matahari telah terbit sempurna tapi lihat dirimu kamu baru saja bangun. Heru sekarang kamu itu telah menikah kamu telah memiliki tanggung jawab terhadap Mitha mau di kasih makan apa istrimu nanti.."ucapan sang Bunda tentu saja membuat. Heru menjadi sangat marah pasalnya dia sendiri tahu bahwa Mitha tak pernah di anggapnya sebagai seorang istri...
"Bunda sudahlah,Bunda sendiri tahu bukan alasannya aku mau menikahi wanita itu. Bunda tolong jangan paksa aku untuk tak menghargai Bunda aku menikahi dia itu demi menjaga nama baik keluarga kita,dan juga demi..."ucapan Heru tergantung karena sang Bunda telah menyelanya terlebih dahulu.
"Demi warisan keluarga Sudjatmoko bukan? Heru kamu tahu Mitha itu adalah wanita yang sangat baik dan juga dia wanita yang tepat untuk kamu jadi Bunda sangat mohon sama kamu jangan kamu sakiti dia ya apalagi dia adalah anak yatim piatu."Ibu Melda hampir saja mengatakan hal yang dia sembunyikan untung saja dia menyadari tepat waktu.
Heru pun langsung menatap kearah sang Bunda dan tersenyum..
"Bunda itu hanya di tipu oleh tampang polosnya saja asalkan Bunda tahu aku sama sekali tak mencintainya dan satu satunya wanita yang aku cintai itu hanyalah Lisa.."Heru pun langsung pergi meninggalkan sang Bunda kemudian kembali masuk kedalam kamarnya.
Di sana Heru melihat Mitha yang sedang merapikan pakaian dia pun langsung memarahi Mitha dan tak lupa juga dia mencaci maki Mitha dengan kata kata kasar karena menurutnya Mitha telah mengadu pada sang Bunda mengenai apa yang telah terjadi pada hubungan mereka berdua...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kar Genjreng
kalau memang begitu keadaan ya buat apa di pertahankan,,menghina belum apa-apa sudah bikin darting,,, kalau ga ya tunggu satu th satu hari saja rasanya muntah liat laki laki macam heru,,
2024-02-06
0
Apriyanti
Uda lah Mitha jgn diharap lelaki seperti Heru,, bikin die bucin trus tinggalin deh msh ada Dimas yg mencintai mu,, lanjut thor
2024-02-01
1