"Oh jadi kau Aijima Hayato itu? Yang dulunya menyegel tuanku? Hari ini dia bangkit kembali dan akan menghancurkan kehidupan umat manusia untuk kedua kalinya," ujar Bautymir.
"Ya mari kita bersenang-senang disini, sebelum ajal mu datang." Hayato memasang kuda-kudanya untuk melawan Bautymir.
"Apakah ucapanmu itu dapat terkabulkan?" ujar Bautymir bertanya kepada Hayato.
"Yah mungkin saja, mari kita mulai pertunjukan yang dinanti-nanti." Hayato berlari menuju Bautymir yang sedang diam menatap kedatangan Hayato.
Hayato memulai menyerang menggunakan kaki kanannya, serangan demi serangan di dilakukan Hayato. Tetapi, Bautymir selalu berhasil menahan serangannya.
Hayato mundur untuk melakukan serangan teknik miliknya. Tetapi, Bautymir menggagalkan Hayato dengan teknik iblisnya.
"Akan kubuat kau tidak bisa mengeluarkan satu teknik pun Aijima!" Bautymir bertekad untuk menghalangi Hayato untuk mengeluarkan teknik apapun.
Hayato merasa kesal, dirinya harus berpikir untuk serangan selanjutnya. Bautymir menyerang Hayato terus menerus tanpa henti. Walaupun berhasil ditangkis Hayato, tetap saja serangan beruntunnya berhasil mengenainya walaupun hanya dua sampai tiga serangan.
"Teknik bel—" Sebelum Hayato merapalkan tekniknya dengan benar, Bautymir yang berada jauh dari Hayato tiba tiba menyerangnya dari jarak dekat.
"Sudah kubilang, kau tidak bisa menggunakan teknik apapun selama kau melawanku. Sebaiknya kau menyerah saja, karena tujuanku kesini bukan hanya menggertak, melainkan untuk membunuhmu dan membawamu kepada tuanku. Apa jadinya bila aku membunuh musuh bebuyutan tuanku ya? Apa mungkin dia akan memberikan lima puluh persen kekuatannya untukku? Atau mungkin aku bisa abadi seperti tuanku? Ah sungguh menyenangkan sekali bila itu terjadi." Bautymir terus mengoceh tanpa menghiraukan Hayato yang sedang merapalkan tekniknya.
"Teknik bela diri tingkat tengah : tendangan naga!" Hayato memusatkan serangannya ke kaki kanan Hayato, Hayato menendang Bautymir dengan kaki kanan yang sudah dipusatkan untuk melakukan serangan.
Karena mendadak, Bautymir tidak sempat menangkis tendangan Hayato dan membuat dirinya terpental sedikit dari tempat asalnya.
"Cihh kau tidak mendengarkan perkataanku tadi ya? Baiklah, akan kubuat kau mendengarkannya!" Bautymir mulai merencanakan serangan berikutnya kepada Hayato, dirinya menghilang dari pandangan Hayato dan membuat Hayato bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Menghilang? Tidak mungkin, ini pasti salah satu tekniknya yang paling berbahaya. Aku harus meningkatkan kewaspadaan saat ini. Dengan tenang, Hayato menutup mata, mengatur nafas, dan mendengarkan suara disekitarnya.
Bautymir muncul kembali di belakang Hayato untuk menyerangnya. Dengan refleksnya yang luar biasa, Hayato menangkis pukulannya dengan tangan kanannya. Bautymir merasa heran kenapa dia bisa tahu keberadaannya.
Bautymir lagi-lagi menghilang setelah serangannya ditahan oleh Hayato. tetapi, kali ini Bautymir tidak menyerang Hayato, dia muncul kembali dihadapan Hayato yang sedang berkonsentrasi karena Bautymir.
"Rupanya kau bisa mendeteksi keberadaanku dengan menutup mata saja, ini menarik. Seharusnya aku mulai serius di pertarungan ini. Tetapi, aku malah bermain-main denganmu Hayato! Kali ini serangan berikutnya aku akan serius!" Bautymir mulai memunculkan wajahnya yang ditutupi oleh jubah hitamnya. Wajahnya sangat bersih dia memiliki satu tanduk di bagian kiri kepalanya.
"Akhirnya kau menunjukkan wajahmu yang tak layak ada di dunia ini. Ya sebaiknya kau serius dengan seranganmu, kalau kau serius maka aku juga akan serius untuk melawanmu." Hayato memunculkan wajah seriusnya yang sebelumnya tak pernah seserius sekarang.
"Teknik iblis tingkat tengah : serangan akar neraka!" Bautymir mengeluarkan lingkaran sihir di depannya, memunculkan akar berwarna merah pekat yang akan menyerang Hayato.
"Teknik bela diri ting—" Hayato merasakan sakit di dadanya akibat pertarungan yang sebelumnya. Hayato ternyata sudah hampir batasnya bertarung, hal ini memungkinkan akan terkena serangan teknik dari Bautymir.
Akar milik Bautymir terus merambat menuju Hayato, karena keadaannya saat ini Hayato tak bia melakukan apa-apa dan pasrah akan serangan dari Bautymir.
"Matilah Aijima Hayato!" Bautymir meneriakkan kemenangan dari pertarungannya.
"Teknik pedang aliran air : air pemotong segalanya!" Azuma berhasil memotong akar yang akan menyerang ayahnya. Rupanya setelah ayahnya merasakan sakit di dadanya, Azuma berlari dan melompat ke arah ayahnya.
"Azuma." Ayahnya memanggil Azuma yang telah berhasil memotong akar tersebut.
"Lain kali hati-hati dengan apa yang Ayah lakukan, kita akan melawan Bautymir bersama, Ayah." Azuma mendadak sifatnya menjadi seperti Ayahnya.
"Rupanya seluruh sifat Ayah telah turun kepadamu, hahaha." Hayato mengoceh hal yang tidak berguna selagi di pertempuran.
Disisi lain, di kelas 1-F. Shizuko dan murid lainnya melihat kelakuan ayah dan anak yang konyol itu.
Entah kenapa perasaan ini menunjukkan bahwa aku mencintaimu, Azuma. sejak pertama kali kau mengulurkan tanganmu untukku dan menyebutku teman hidup, aku benar-benar tersentuh dan terbawa perasaan. terimakasih atas perlakuanmu kepadaku, batin Shizuko.
Shizuko melihat pertandingan antara Azuma dan Bautymir. Shizuko merasa khawatir akan keselamatan Azuma.
"Oh, rupanya sebuah keluarga kecil sedang berkumpul yang membuat aku terharu dan iri kepada kalian. Baik ini akan jadi pertarungan antara anak dan ayah melawan tangan kanan iblis yaitu aku Bautymir!" Bautymir merasa pertarungan ini akan menjadi pertarungan yang menyenangkan baginya.
Hayato memerintahkan Azuma untuk menyerang Bautymir setelah Hayato menyerangnya. Azuma setuju dan mempercayakan rencana ayahnya.
"Ini mungkin serangan terakhirku, setelah mengeluarkan teknik ini mungkin aku akan sampai batasnya. Jadi selanjutnya kau yang akan meneruskan pertarungan ini. Dan juga ingat pesan ayah, hati-hati jika ingin menyerang lawan. Jangan gegabah dan ***** akan membunuh lawan, itu akan menjadi celah bagi lawan untuk melumpuhkanmu. gunakan pikiran dan tenangkan hati sebelum kau mengeluarkan teknik, itu akan menjadi kunci kemenangan bagimu," ujar Hayato menasehati Azuma.
Azuma mengerti akan perkataan ayahnya dan dirinya akan mengikuti arahannya
"Teknik bela diri tingkat atas : serangan kombinasi empat penjaga arah mata angin!" Hayato menggunakan kartu as miliknya untuk melawan Bautymir.
Dalam sekejap saja, Hayato sudah sampai berada di sisi Bautymir dan mulai menyerang Bautymir.
"Suzaku!" Serangan pertama Hayato berhasil mengenai dagu Bautymir, membuat dirinya terhempas ke udara.
Cepatnya! sampai-sampai aku tidak bisa melihat pergerakan dia! batin Bautymir, ia tak percaya bahwa Hayato bisa menyerangnya dengan kecepatan diluar akal itu.
"Selanjutnya, seiryu!" Hayato melompat dan melakukan tendangan dari atas Bautymir.
"Selanjutnya, genbu!" Serangan ketiga Hayato menghentakkan kakinya ke tanah. Membuat retakan di tanah dan Bautymir terhempas lagi ke udara.
"Serangan terakhir, byakko!" Hayato memusatkan seluruh kekuatannya yang ada ke telapak tangannya dan menyerang Bautymir menggunakan telapak tangannya. Hal ini menyebabkan Bautymir terdorong di udara sangat jauh dan beberapa kali memantul ke tanah.
Azuma tak percaya akan apa yang terjadi, ternyata ayahnya sekuat ini. Azuma yang tak bisa apa-apa di pertarungan ini hanya melihat aksi dari ayahnya menyerang Bautymir.
Seluruh murid yang melihat di dalam akademi termasuk kelas 1-F menyoraki Hayato yang sedang bertarung melawan Bautymir.
"Selanjutnya Azuma kau yang urus." Hayato tiba-tiba pingsan setelah mengeluarkan tekniknya.
Azuma berteriak menyebut nama ayahnya dan berlari ke tempat ayahnya pingsan, Azuma duduk melihat Hayato yang tak sadarkan diri akibat teknik yang dikeluarkannya.
Sebenarnya teknik teknik penjaga arah mata angin sangat beresiko untuk digunakan, tetapi Hayato tak punya pilihan lain selain menggunakan teknik terlarang miliknya.
"Maafkan aku Ayah. Aku tak bisa melakukan apapun terhadap Ayah, aku hanya melihat pertarungan ini tanpa membantu Ayah sedikitpun. aku ini hanya beban bagi Ayah, maafkan aku," Azuma menangis didepan ayahnya yang terbaring, air mata Azuma tak berhenti mengalir dari matanya.
Tak usah menyalahkan diri sendiri, Azuma.
Suara misterius itu membuat Azuma menghentikan tangisannya, dan mencari dimana arah suara tersebut.
Bukankah sudah Ayah bilang, kamu harus melanjutkan serangan setelah Ayah selesai?
Lagi-lagi suara misterius itu datang lagi, Azuma mulai memejamkan matanya dan menenangkan hati dan pikirannya.
Kamu pasti bisa, Azuma!
Azuma mendengar jelas suara misterius itu ketika Azuma menenangkan pikiran dan hatinya.
Azuma tak paham akan situasinya, tapi Azuma akhirnya bangkit dari kesedihannya.
"Benar, aku harus mempergunakan kesempatan yang diberikan Ayahku. Aku tidak akan mengecewakan Ayah yang sudah mempercayaiku. Hari ini akan aku buktikan bahwa darah Aijima mengalir padaku!" Akhirnya semangat Azuma meluap karena perkataan dari Ayahnya itu.
"Sial! Aku hampir mati Hayato!" teriak Bautymir yang sedang berusaha berdiri untuk menyembuhkan dirinya.
Azuma perlahan berjalan menuju Bautymir. Diperjalanannya, Azuma memanggil kembali pedang miliknya, bilah pedangnya yang berwarna putih berubah menjadi warna biru muda. Air menyelimuti seluruh bilah Pedangnya. Azuma tak menyadarinya, akhirnya bisa mengaktifkan fase kedua dari pedang yang dimilikinya.
Apa apaan pedang itu? Dia berubah berwarna biru dan juga diselimuti air! Ini mungkin pertanda buruk, seharusnya aku pergi saja dari sini, batin Bautymir yang khawatir dengan perubahan Azuma secara tiba-tiba.
"Teknik iblis tingkat tengah : api mephisto!" Bautymir mengeluarkan api neraka yang sangat besar dari tangannya untuk menyerang Azuma.
Azuma membalas serangan Bautymir dengan tekniknya. "Teknik pedang aliran air : tembok air!" Azuma mengayunkan pedangnya keatas dan membuat sebuah tembok air yang tebal.
Serangan api mephisto milik Bautymir berhasil ditahan oleh tembok air milik Azuma. Tetapi teknik milik Azuma belum sepenuhnya sempurna, sehingga tak dapat menahan api mephisto terlalu lama.
Api mephisto dari Bautymir berhasil melukai Azuma. Azuma tertelan oleh api mephisto milik Bautymir. Azuma mendapatkan luka serius di seluruh tubuhnya akibat serangan Bautymir.
Maafkan aku Ayah, aku tak bisa memenuhi perintah Ayah dan sekarang pasti aku akan mati, batin Azuma, meminta maaf kepada Ayahnya karena tidak berhasil menyerang Bautymir
"Ternyata mudah melawan anaknya, kukira bakal susah melawan anaknya dan akan merepotkanku karena bilah pedang itu berubah warna secara tiba-tiba," Bautymir merasa lega akan keberhasilan serangan miliknya.
Sementara itu dikelas 1-F, Shizuko yang melihat Azuma terkena serangan musuhnya, segera berlari menuju Azuma berusaha untuk menyelamatkannya.
"Shizuko kau mau kemana?" ujar salah satu murid di kelas 1-F.
"Menyelamatkan Azuma!" Shizuko menjawab pertanyaan temannya sambil menuju pintu kelas.
"Terlalu berbahaya!"
"Tenang, dia kan peringkat lima di akademi, sudah seharusnya dia harus melawan orang itu, 'kan?" ujar salah satu murid yang membenci Shizuko.
"Bertahanlah azuma aku akan menyelamatkanmu!"
"Yah sebaiknya aku habisi saja anak dari Hayato ini, agar semua keturunan Aijima akan musnah dari dunia ini!" ujar Bautymir yang ingin membunuh Azuma dan Hayato yang sedang pingsan.
"Teknik iblis tingkat tengah : api neraka pemusnah!"
Tepat sebelum serangan Bautymir sampai kepada Azuma, Shizuko mengubah arah api yang menuju Azuma dengan teknik anginnya.
"Teknik kipas aliran angin : badai angin!"
Melihat serangannya gagal, amarah Bautymir kepada Shizuko meluap.
"Hei kau, sebaiknya jangan ikut campur! Lebih baik kau mundur saja! Aliranmu angin 'kan? Itu tak dapat mengalahkan api yang dibuat olehku!" ujar Bautymir dengan amarah yang meluap.
"Memang angin tidak dapat mengalahkan api, tapi setidaknya angin bisa mengubah arah api yang akan ditujunya." Shizuko menjelaskan bahwa angin tidak sepenuhnya kalah oleh api milik Bautymir.
"Sialan! Akan kubunuh kalian semua!" Bautymir benar benar marah sekarang.
"Teknik iblis tingkat tengah : api neraka pemusnah level dua!" Bautymir menyerang Shizuko dengan teknik yang ditingkatkan olehnya, api yang dikeluarkan Bautymir lebih besar dari sebelumnya dan membuat Shizuko terdiam dan kembali berpikir bahwa dia ternyata bukan tandingannya.
Tidak, aku tidak boleh menyerah disini. Aku harus melindungi Azuma dan Ayahnya, tapi apa yang harus aku lakukan? Mana mungkin aku bisa menahan api sebesar ini? Apa tidak ada cara lain yang bisa menahan serangannya? batin Shizuko, ia terus memikirkan cara untuk menahan serangan Bautymir yang kali ini memiliki skala yang sangat besar.
"Teknik kipas aliran angin : dragon wind!" Shizuko mengerahkan naga yang terbuat dari angin miliknya dan memerintahkannya untuk menahan api yang menuju kepada mereka.
Namun, usaha Shizuko sia-sia. Teknik tanpa tingkat takkan mampu melawan teknik bertingkat, naga yang terbuat dari angin tersebut dilahap habis oleh api milik Bautymir.
Serangan teknik milik Bautymir berhasil mengenai Shizuko, Azuma, dan Hayato. Dari serangan itu membuat ledakan besar di sekitar mereka. di sekitarnya tak tersisa sedikitpun, semuanya rata dengan tanah.
"Aku berhasil! Ternyata mudah sekali melawan mereka, akhirnya mimpiku akan terwujud!" Bautymir senang dengan usahanya yang membuahkan hasil dan dirinya berniat untuk menghancurkan akademi onigawara yang berdiri delapan tahun lamanya.
Disekitar ledakan, muncul sebuah lingkaran teleportasi berwarna biru muda.
"Kami terlambat ya." Dua orang muncul dari teleportasi yang tak lain adalah kepala sekolah bernama Itamura Terumi dan adiknya yang berperingkat nomor satu di akademi, Itamura Naohito.
Bautymir menyambut kedatangan mereka dengan serangan bola api berukuran sedang.
Terumi berhasil menghilangkan bola api yang menuju kepadanya. "Apa itu cara menyambutmu? Menjijikan sekali."
"Kak, sebaiknya kakak urus Pak Hayato dan lainnya. Biar aku yang urus dia," ujar Naohito meyakinkan Terumi untuk melawan Bautymir.
"Kalau itu kemauanmu sih boleh saja. Berjuanglah adikku," Terumi menyemangati adiknya yang akan melawan Bautymir. Sementara itu, Terumi akan menggunakan kemampuan rahasianya untuk mengembalikan Azuma, Hayato, dan Shizuko.
TO BE CONTINUE
Next Chapter : Bangkit kembali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments