*Di UKS
"Dimana ini? Kenapa aku terbaring disini?" Azuma keheranan mengapa dirinya bisa berada diatas tempat tidur.
Salah seorang menyapa dan menghampiri Azuma dari tempat obat-obatan.
"Oh sudah bangun? Apa kau baik baik saja?" ujar orang itu yang bernama Ayame.
Azuma mengangguk pertanda bahwa dirinya baik-baik saja, Azuma melihat sekitar dan membuatnya sadar bahwa dirinya berada di UKS.
"Oh iya aku belum memperkenalkan diri, namaku Tsuchiya Ayame aku berada di kelas 1-A. Kalau namamu?" Ayame menanyakan namanya kepada Azuma yang sedang menatap dirinya.
"Azuma, Aijima Azuma. Anu ... aku belum tahu dimana kelasku berada soalnya aku baru disini, mohon bantuannya." Azuma menjelaskan kebingungannya.
Ayame menjelaskan bahwa Azuma akan berada di kelas 1-F, kelas yang dipenuhi oleh para gadis.
Mendengar akan kelasnya, Azuma kaget dengan wajah yang memperihatinkan. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan ditempatkan di kelas para gadis.
"Kenapa harus masuk ke kelas itu? Tak ada kelas lain? Atau kelas khusus laki-laki?" Azuma menentang ucapan Ayame akan kelas yang akan ditempatinya.
"Semua kelas sudah penuh, Azuma. Hanya tinggal kelas 1-F saja yang belum." Ayame memperjelas situasinya kenapa Azuma bisa masuk ke kelas 1-F.
Azuma tak bisa menentang lagi akan rekomendasi dari Ayame yang membuat dirinya depresi dan ingin kembali lagi kerumahnya.
*Dikelas 1-F
Bu guru menyapa semua murid tercintanya dan memberitahu bahwa akan ada murid baru ke kelasnya, Bu guru memanggil Azuma yang berada didepan pintu untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh murid tercintanya.
"Nama ibu Kajikawa Momoko, tolong perkenalkan kamu kepada semua orang yang ada disini," ujar guru Momoko.
"Halo nama saya Aijima Azuma bisa dipanggil Azuma, mohon bantuannya." Azuma menundukkan kepalanya beberapa detik setelah memberitahukan namanya.
Seluruh murid terdiam melihat kedatangan Azuma ke kelas 1-F yang tak lain adalah kelas para gadis.
Salah satu murid membantah gurunya akan kedatangan murid laki-laki di kelasnya.
"Bu Momoko! Mengapa murid barunya laki-laki? Sedangkan disini semuanya perempuan? Apakah ini masuk akal? Kalau orang ini berbuat macam-macam bagaimana? Apakah Bu Momoko akan bertanggung jawab?" tanya salah satu murid yang membantah akan kedatangan murid baru untuk kelasnya.
Semua murid berkata setuju akan pendapat murid yang membantah perkataan gurunya.
"Ini perintah dari kepala sekolah bukan dari saya, jadi kalian tidak bisa membantah perintah dari kepala sekolah. Lagian kalau tidak ada satupun murid laki-laki, kelas kita tidak bisa mengikuti acara-acara akademi ini." Bu guru menjelaskan bahwa tugasnya berasal dari kepala sekolah bukan dari dirinya.
Seluruh murid yang tidak setuju akan kedatangan Azuma terpaksa harus menuruti rekomendasi milik kepala sekolah.
Di kelas dengan meja yang disusun empat kali empat, Azuma ditempatkan di pojok kanan bagian belakang agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh murid perempuan di kelas 1-F.
Seorang murid yang berada di depan Azuma menyapa Azuma yang sedang melihat-lihat keadaan kelasnya.
"Hai, namaku Fujimoto Chizuru, salam kenal ya." Chizuru mengenalkan dirinya kepada Azuma dengan senyuman manis yang membuat semua laki-laki meleleh.
"Ahh ... salam kenal juga." Azuma senang mendapatkan teman pertama dari kelasnya, tetapi Azuma merasa tidak nyaman dengan sekitarnya. Seluruh murid menatap Azuma, Azuma harus berhati-hati jika berada didalam kelas tanpa Bu Momoko.
"Baik murid-muridku sekarang kita akan masuk ke jam pelajaran, harap tenang." Guru Momoko memulai jam pelajaran yang sudah terlambat sekitar 10 menit sejak perkenalan Azuma.
Setelah jam pelajaran selesai, guru Momoko mengumumkan ranking baru di kelas 1-F, Azuma mendapatkan ranking paling bawah dari semua murid dikelasnya.
Semua murid mengejek Azuma yang berada di bawah ranking mereka, dan dugaan guru Momoko benar sepertinya kelas 1-F tidak tahu pertarungan antara Katsuya dan Azuma yang baru saja terjadi.
"Kuharap kalian semua jangan mengejek Azuma ya, nanti kena batunya. Ibu tidak akan tanggung jawab." Guru Momoko menjelaskan dengan tertawa cekikikan.
Para murid tak percaya bahwa guru Momoko akan mengatakan itu, tapi murid ranking satu di kelas 1-F merasa dirinya diremehkan dan berniat untuk mengajak Azuma duel.
Karena hari ini hari pertama di akademi, Azuma menanyakan asrama miliknya kepada guru Momoko yang masih berada di kelas 1-F.
Guru Momoko menyetujui keinginan Azuma untuk mengantarkannya ke asrama miliknya, guru Momoko menjelaskan bahwa setiap asrama diisi maksimal tiga orang dan tentu itu tidak ada batas gender untuk asrama di akademi tersebut.
Setelah sampai di asrama Azuma, guru Momoko menjelaskan harus lebih berhati-hati dengan teman asramanya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua murid kelas 1-F.
Guru Momoko meninggalkan Azuma yang gugup untuk membuka pintu asrama. Azuma membuka perlahan pintu asrama, dilihat sedikit demi sedikit ruangannya oleh Azuma.
Tak seperti dugaannya, tidak ada seorangpun yang berada di ruangan asramanya. Hal ini membuat Azuma senang karena bisa memiliki asrama sepenuhnya tanpa harus membaginya dengan orang lain.
Azuma membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang berada di pojok kanan ruangan. Karena lelah dengan hari yang dilewatinya, Azuma terlelap tidur sekitar 1 jam.
satu jam telah berlalu, Azuma yang sedang tidur membuka mata perlahan dan melihat seorang gadis yang menatapnya dan membuat Azuma kaget sampai dahinya berbenturan dengan gadis tersebut.
Gadis tersebut memegang dahinya dan meringis kesakitan akibat benturan dahi Azuma dengan dirinya.
"Aduh ... Sakit tahu! Kalo bangun jangan sampai segitunya kali! Lihat ini, gara-gara kamu dahiku benjol!" ujar gadis bernama Kakunaka Chinami yang sedang mengusap dahinya.
"Ah ... Maafkan aku, aku tidak sengaja. Terus, mengapa kamu menatapku ketika aku sedang tidur?" tanya Azuma heran.
"Ti-ti-tidak ada maksud apa-apa kok, aku hanya ingin memastikan kamu mesum atau tidak, soalnya kamu akan sekamar bersamaku dan juga teman asramaku." Chinami menjadi salah tingkah akibat Azuma yang blak-blakan.
"Sudah kuduga aku akan sekamar dengan perempuan dan juga kenapa kau menganggapku mesum?! Aku tidak mesum seperti yang kau pikirkan!" Azuma menunjuk ke arah Chinami dan melepaskan amarahnya kepada Chinami yang mengatakan dirinya mesum.
"Ah maaf soal itu, aku hanya memastikan. Ngomong-ngomong kita belum berkenalan. Namaku Kakunaka Chinami. Aku berada di kelas 1-E, kalau kamu?" Chinami memperkenalkan dirinya kepada Azuma yang sedang melepaskan amarahnya kepada dirinya.
Kakunaka Chinami, rambutnya yang panjang berwarna coklat pekat dan panjang terurai membuat dirinya terlihat indah jika dipandang dengan waktu yang lama.
Azuma menghembuskan nafas dan mulai memperkenalkan dirinya. "Aijima Azuma, aku berada di kelas yang tak menguntungkan yaitu kelas 1-F." Azuma setengah tak bersyukur terhadap kelas yang ia tempati saat ini.
"Apa?! Kamu masuk kelas perempuan?" Chinami tak percaya bahwa Azuma akan masuk ke kelas itu, Chinami menjauh dari Azuma dan mulai ketakutan akan terjadi apa pada dirinya.
"Ini bukan keinginanku! Dan juga kenapa kamu menjauh?" Azuma keheranan dengan sikap Chinami.
"Tidak, cuma jaga jarak saja." Chinami membuang muka dari Azuma.
Percakapan Chinami dan Azuma berhenti ketika seseorang mengetuk pintu tiga kali.
Sfx* tok ... tok ... tok ....
"Siapa?" Chinami penasaran dengan orang yang mengetuk pintu asramanya.
"Aku Chizuru, boleh masuk?" tanya Chizuru.
"Chi-chi-zuru?" Azuma tak menyangka bahwa teman sekelasnya akan datang ke asramanya.
Chizuru membuka pintu asrama dan dirinya dibuat kaget melihat Azuma dan Chinami berduaan di asramanya.
"Ahh ... Aku mengganggu ya." Chizuru menutup kembali pintu asrama.
Mereka berdua serentak membentak Chizuru, "Kami tidak pacaran!" Chizuru kembali masuk ke asrama setelah mendengar bentakan mereka berdua.
Ternyata teman asrama Chinami adalah Chizuru kelas 1-F, Azuma tak percaya bahwa teman sekelasnya bisa bersama dengannya, hal ini membuat Azuma senang, tapi disisi lain Azuma merasa gelisah akan situasi di asramanya, yakni satu laki-laki dan dua perempuan.
Chinami mengajak Azuma untuk berkeliling akademi, tapi Azuma menolak karena dirinya merasa akan mendapatkan masalah lagi jika berjalan berdua bersama dengan Chinami. Azuma memutuskan untuk pergi sendiri saja dan tak mau merepotkan teman asramanya.
Chinami hanya menuruti keinginan Azuma kepada dirinya, sedangkan Chizuru ingin pergi ke kantin untuk makan siang karena dirinya dari pagi belum memasukan makanan ke perutnya.
"Anu ... Chizuru apa aku boleh ikut ke kantin? Kebetulan aku ingin ke sana." Azuma memohon untuk dirinya diajak ke kantin oleh Chizuru.
Chizuru tak menolak permohonan Azuma, dirinya merasa senang jika ada teman yang mau menemaninya.
Azuma dan Chizuru pamit kepada Chinami untuk pergi ke kantin, Chinami merasa iri kepada Chizuru karena dirinya bisa bersamaan dengan laki-laki.
Ditengah perjalanan menuju ke kantin Azuma dan Chizuru dikagetkan oleh murid peringkat satu dari kelas 1-F Wakayoshi Shizuko yang membawa senjata miliknya.
Wakayoshi Shizuko, sifatnya yang sangat kejam membuat dirinya ditakuti di kelasnya. Entah apa yang dialami olehnya sehingga membuat dirinya menjadi seperti itu. Dengan rambut pendek serta penampilannya yang hampir mirip dengan laki-laki, ia membuat orang lain disisinya merasa takut akan sosok dirinya.
"Oi, kau anak baru, berani-beraninya kau jalan bersama dengan Chizuru, padahal ini baru pertama kali kamu berada disini dasar mesum!" Shizuko mengarahkan senjatanya yang tak lain adalah kipas jepang berwarna biru tua dengan motif naga timur berwarna biru langit.
"Bisakah kau menyebut namaku? Dan kuberitahu satu hal, aku bukan seperti yang kau sebut itu. Aku dan Chizuru hanya sekedar teman dan juga kami ingin ke kantin bukan untuk jalan-jalan ataupun kencan!" Azuma menjelaskan situasinya untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut.
Nampaknya ocehan Azuma membuat Shizuko kesal, keinginan ingin menghabisi Azuma semakin meningkat. Chizuru takut akan hal yang akan terjadi pada Azuma dan memutuskan untuk Azuma meminta maaf kepada Shizuko.
Azuma menolak saran dari Chizuru, Azuma memerintahkan Chizuru untuk mundur beberapa meter supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan Azuma.
"Kau sudah mengeluarkan senjatamu secara sembarangan! Ingat peraturan yang ada di akademi ini. Jika kepala sekolah melihat kamu mengeluarkan senjatamu tanpa ijin darinya, maka dirimu siap untuk dihukum!" Azuma menegaskan bahwa Shizuko melanggar satu peraturan akademi, tetapi Shizuko mengabaikan peraturan tersebut.
"Ah ... tak masalah jika aku dihukum, tetapi sebelum dihukum aku harus menghabisimu terlebih dahulu!" Shizuko langsung maju kearah Azuma dan menyerang Azuma, untungnya Azuma berhasil menghindar dari serangan Shizuko.
"Teknik kipas aliran angin : wind blow!" Shizuko merapal salah satu teknik miliknya untuk diarahkan kepada Azuma.
Sebuah tornado kecil keluar dari kipas Shizuko setelah merapalkan tekniknya, Azuma terkena serangan wind blow milik Shizuko tetapi serangan yang dibuat oleh wind blow hanya membuat seragam Azuma sedikit robek.
"Azuma!" teriak Chizuru yang mengkhawatirkan Azuma.
"Jangan khawatirkan aku, pergilah ketempat yang aman. Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat." Azuma menyuruh Chizuru pergi secepatnya dari tempat kejadian.
Chizuru pergi dari tempat Azuma dan Shizuko dengan rasa khawatirnya kepada Azuma yang sangat tinggi.
Azuma saat ini sudah menghiraukan peraturan akademi, dia memanggil pedangnya untuk meladeni Shizuko yang dendam kepadanya.
Disisi lain, salah satu guru bawahan kepala sekolah melihat perkelahian mereka di atas pohon yang tidak dekat dari tempat perkelahian mereka berdua.
"Kalau saja bukan kepala sekolah yang memerintahkanku untuk tidak menghukum mereka berdua, mungkin saja aku sudah menghentikan pertarungan mereka. Apa sih yang dipikirkan kepala sekolah sialan itu." ujar guru yang bernama Yabuta Yoshiyuki. Dia juga waktu itu yang mengawasi pertarungan antara Azuma dengan Katsuya.
"Oh, kau sudah mengeluarkan pedangmu. Sepertinya kau berani menantangku, kau tidak tahu kalau di kelas aku berada di posisi berapa? Atau kau buta ketika guru Momoko menuliskan peringkat dikelas 1-F? Dan juga jangan lupa aku berada di peringkat lima di akademi ini!" Shizuko menyombongkan diri kepadanya, Azuma disini merasa kesal terhadap sikap Shizuko kepadanya dan membuat dirinya marah kepada Shizuko.
"Aku tak peduli kau berada di peringkat ke berapa, yang jelas aku sudah muak dengan sikapmu yang terlalu tinggi itu! Kau memanfaatkan kedudukanmu di kelas 1-F dan akademi ini! Tapi itu tak berpengaruh kepadaku, hari ini akan kubuat kau menyesal setelah mengucapkan kata-kata tadi!" Azuma benar benar muak dengan sikap Shizuko dan berniat untuk mengalahkannya agar Shizuko sadar dengan apa yang diperbuatnya.
Azuma berlari dan melompat ke arah Shizuko serta merapalkan teknik yang ia akan gunakan untuk melawan Shizuko. "Teknik pedang aliran air : water dance in air!" Azuma mengayunkan pedangnya 360 derajat kearah Shizuko secara vertikal diiringi air yang mengikuti arah ayunan pedangnya.
Shizuko sempat menangkis pedang Azuma dengan kipasnya. Tetapi, kekuatan teknik yang digunakan Azuma kepada Shizuko membuat tangan kanannya sedikit mendapatkan luka dari pedang Azuma.
"Sialan! Aku akan membalasnya dengan teknik andalanku! Teknik kipas aliran angin tingkat tengah : gust!" Shizuko mengeluarkan teknik tingkat tengah miliknya, membuat dirinya berada di dalam angin ****** beliung yang dapat menarik apapun disekitarnya.
Kekacauan yang dibuat oleh Azuma dan Shizuko menarik perhatian seluruh murid di akademi tersebut. Disisi lain guru Yoshiyuki hanya melihat pertarungan mereka di kejauhan.
Karena tak bisa menahan kuatnya tarikan dari angin ****** beliung milik Shizuko, Azuma menancapkan Pedangnya ke tanah untuk menahan dirinya sementara dari tarikan angin ****** beliung.
"Ayolah kesini saja dan nikmati rasanya tercabik-cabik oleh anginku, hahaha!" Shizuko merasa senang dengan kelakuannya.
*S*ial. Kalau begini terus lama-kelamaan aku akan ditarik ke tengah angin ****** beliung tersebut. Pikirkan cara agar bisa keluar dari situasi ini, Azuma.
Azuma terus memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang tidak menguntungkan baginya.
Setelah lama berpikir, Azuma mendapatkan sedikit penglihatan dari masa lalu leluhurnya yang mengalahkan musuh dari jarak menengah, Azuma melihat leluhurnya menancapkan Pedangnya ke tanah dan merapalkan salah satu teknik yang tak diketahui Azuma.
Azuma akhirnya mengerti dengan gerakan dari leluhurnya, Azuma berniat mencoba teknik yang baru ia pelajari dari penglihatan masa lalunya.
Seluruh murid yang menonton dari jarak yang sangat jauh tak berani mendekat karena para murid takut akan angin ****** beliung milik Shizuko yang mematikan.
Dengan tenang, Azuma merapalkan tekniknya dengan pedang yang tertancap di tanah. "Teknik pedang aliran air : poseidon wrath!" Azuma mengeluarkan gelombang yang memancarkan air dari tanah dalam radius sepuluh meter dan pedang yang tertancap sebagai titik tengahnya.
Dikarenakan jarak Azuma dan Shizuko kurang lebih tujuh meter, Shizuko terkena dampak dari teknik Azuma dan teknik yang ia keluarkan sepenuhnya terhenti oleh teknik milik Azuma. Shizuko terhempas ke atas beberapa detik dan badannya terbentur dengan tanah.
Teknik yang ia keluarkan membuat energi Azuma terkuras habis. Azuma menghampiri Shizuko yang terkapar di tanah dengan cara berjalan yang lemas karena kehilangan energi akibat teknik yang ia keluarkan.
"A-aku kalah." Shizuko mengakui kekalahannya setelah serangan telak milik Azuma mengenainya.
Seluruh murid yang melihat kejadian itu menyadari bahwa Azuma adalah anak dari salah satu Pahlawan onigawara yang diceritakan yaitu Hayato.
TO BE CONTINUE
Next Chapter : Kebangkitan Raja Iblis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Mamat Stone
selanjutnya
2024-08-09
0