Bismillah.... Thanks buat yang udah like 🙏🏻❤️
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, akhirnya Zain melihat pintu gerbang yang bertuliskan " Selamat Datang di Pondok Pesantren Darussalam ".
Zain melihat Aisyah masih tidur.
"Ehem!" Zain pura-pura batuk, untuk membangunkan Aisyah. Namun, wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu, belum juga bergeming.
"Ekhem!. Ekhem!" belum juga ada tanda-tanda Aisyah akan bangun.
"Bangun woi, udah nyampe" belum juga ada pergerakan. Mata Aisyah masih tertutup rapat.
"Buset, nyenyak amat tidurnya" ucap Zain pelan. Dia ingin menyentuh bahu Aisyah untuk membangunkannya, tapi tidak jadi.
"Bangun, Istriku. Kita sudah sampai" ucap Zain pelan.
"Astaghfirullahalazim!" tiba-tiba Aisyah terbangun.
Dia langsung menyentuh dadanya, seakan-akan baru saja mendengar hal buruk. Sampai-sampai Zain pun juga ikut kaget mendengarnya. Zain hanya melihatnya sekilas dengan heran.
"Ini kemana lagi?" tanya Zain.
Lalu Aisyah melihat sekitarnya, ternya dia sudah sampai di Pesantren.
"Alhamdulillah" ucapnya.
"Lurus saja kak, nanti di depan belok kanan".
Zain mengikuti arahan Aisyah, karena memang ini baru pertama kalinya Zain ke Ponpes ini.
.....
Akhirnya mereka sampai juga di kediaman Kiai Ahmad.
"Assalamualaikum" ucap mereka serentak. Aisyah turun dari mobil dengan membiarkan gaunnya menyapu lantai. Beruntung lantainya bersih, jika tidak entah apalah jadinya gaun itu.
"Waalikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" jawab orang-orang dari dalam.
Terlihat di sana sudah ada kedua orang tua Aisyah dan beberapa orang lainya.
"Silahkan masuk, Nak" ucap Kiai Ahmad, ramah.
"Sini duduk di samping Abi" lalu Kiai Ahmad, merangkul bahu Zain.
"Capek kah di perjalanan atau ada hambatan?"
"Tidak, Abi. Alhamdulillah tidak ada hambatan. Zain juga sudah terbiasa mengendarai mobil di perjalanan jauh, kok " jawab Zain.
"Alhamdulillah. Syukurlah"
Aisyah duduk di sebelah Ummi nya, ia langsung saja menyandarkan kepala di pundak Ummi nya untuk melanjutkan tidur yang tertunda.
Ummi Afifah sudah terbiasa dengan perlakuan manja anaknya yang satu ini.
"Sebaiknya, kalian segera istirahat dulu. Pasti kalian lelah, kan" Kiai Ahmad melihat anak dan menantunya masih memakai baju pengantin, yang belum sempat mereka ganti.
"Aisyah, bawa suamimu ke kamar untuk beristirahat" ucap Kiai Ahmad kepada putri bungsunya itu.
Baru saja Aisyah memejamkan matanya, ia mendengar namanya di panggil, langsung kepalanya di tegakkan lagi.
"Kamar yang mana, Abi?" tanya Aisyah masih memeluk lengan Ummi nya.
"Untuk sementara, di kamar kamu dulu. Nanti pagi, Abi bilang sama Pak Ujang, untuk membersihkan rumah belakang"
"Ummi.." panggil Aisyah. Semua mata pun tertuju padanya.
"Apa, Nak?"
"A-aku tidur sendiri saja, ya, Ummi. Seperti basanya" Aisyah keberatan jika Zain ikut tidur di kamarnya.
"Tidak, Nak. Sekarang kamu sudah punya suami, kamu akan sekamar dengan suamimu tentunya." jawab Ummi nya.
"Memang Kak Zain mau sekamar sama aku?" tanya Aisyah kepada Zain.
"Ya" Jawab Zain singkat. Dia terlihat tenang-tenang saja, tidak seperti Aisyah yang sudah gelisah.
'Masa iya, aku harus sekamar sama orang asing seperti dia?' batin Aisyah.
"Mari, Ummi antar kalian ke kamar" ajak Ummi Afifah.
"Tidak usah Ummi. Kan, sudah ada Aisyah. Ummi dan Abi juga istirahat saja, kami akan ke kamar sendiri" ucap Zain tersenyum.
Aisyah semakin takut, jantungnya semakin berdebar kencang, jika hanya berdua saja dengan Zain.
"Baiklah, Nak. Jika kalian tidak mau diantar" ucap Ummi Afifah membalas senyuman Zain.
"Ya sudah. Mari kita istirahat, Abi" ajak Ummi Afifah, pada Kiai Ahmad-suaminya. Lalu, mereka berdua pergi ke kamar.
"Yang mana kamar kamu?" tanya Zain.
"I-itu, di lantai dua"
Zain pun jalan duluan menaiki anak tangga, meninggalkan Aisyah.
'Buru-buru sekali dia' batin Aisyah, lalu dia ikut menyusul langkah Zain yang lebar itu.
"Awh! Astaghfirullah!" jerit Aisyah hampir jatuh. Lagi-lagi karena gaun pengantin yang sangat-sangat membebani ini, dia jadi sulit maniki tangga.
Zain menoleh ke arahnya.
"Makanya hati-hati,"
Tanpa menolong istrinya yang kesulitan berjalan dengan gaunnya yang merepotkan itu, Zain berlalu begitu saja.
"Ini kamarnya" ucap Aisyah, menunjuk pintu kamarnya.
"Buka pintunya," perintah Zain dingin.
"Awas!" Aisyah menatap Zain dengan kesal, lalu membuka kan pintu.
Ceklek!
Aisyah masuk duluan.
Sejujurnya, Aisyah sangat keberatan saat Zain hendak masuk ke kamarnya. Namun, dia terpaksa mengizinkan karena kini Zain memang sudah jadi suaminya.
Deg
Jantungnya semakin berdetak tak karuan, saat melihat ke dalam kamar yang sudah di hias dengan sangat cantik. Di atas ranjang terlihat kelopak bunga mawar yang di bentuk seperti hati.
Jalan menuju ranjang juga sudah di hias dengan kelopak bunga yang bertaburan. Dan juga, kamar ini sangat wangi! Aroma yang sangat mendukung suasana romantis bagi pasangan yang baru saja sah menjadi suami istri.
Sedikit banyaknya, Aisyah tahu apa yang akan terjadi saat malam pertama pernikahan. Aisyah menggelengkan kepalanya, tidak mau membayangkan apa yang bisa terjadi di antara mereka nantinya.
.....
Zain masuk ke dalam kamar dengan santai dan menaruh kopiah, yang ia pakai saat akad di atas nakas.
Aisyah terbelalak. Ia langsung menutup kedua matanya, begitu Zain membuka satu-persatu bajunya di depan cermin.
"Akh! kenapa buka baju, Kak?!" teriak Aisyah.
"Aku? Ya, mau mandi lah, emang mau ngapain lagi?"
"Buka bajunya di kamar mandi saja, sana!"
Zain hanya menatapnya sebentar, lalu dia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tanpa menjawab perkataan Aisyah. Tampaknya, Zain sudah lelah dan memilih untuk tidak berdebat lagi untuk saat ini.
Huft!
Aisyah menghela nafas, dia merasa lega begitu Zain masuk ke kamar mandi. Kini Aisyah duduk di tempat tidur. Bahkan, ia tidak melepas cadarnya, karena merasa ada seorang lelaki di kamarnya saat ini. Karena sudah sangat mengantuk dari tadi, Aisyah perlahan mulai tertidur dengan masih memakai gaun nya.
.....
Ceklek!
Saat pintu kamar mandi terbuka, Aisyah langsung terbangun lagi dan menatap Zain waspada!.
Ia langsung menutup seluruh tubuhnya dengan bad cover.
"Kamu kenapa?" tanya Zain, yang barus saja mandi. Dengan rambutnya yang basah serta menggunakan baju kaos putih lengan pendek dengan handuk yang masih terlilit di pinggangnya, sembari mengusap rambut basahnya dengan handuk.
"Gak apa-apa" jawabnya ketus. Dia tidak sadar bahkan saat ini ia terlihat gemetar.
Zain jadi tersenyum melihat istri kecil nya sok berani. Tapi, ia tutupi dan di tahannya. Sikap kekanakan Aisyah ini, terlihat lucu baginya.
Zain pun mendekatinya. Lalu, duduk di samping Aisyah. Kemudian, menyingkap bed covernya.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Aisyah berdetak sangat kencang tak karuan saat Zain duduk tepat di sebelahnya. Dapat di cium aroma tubuh Zain yang wangi segar sehabis mandi.
'Ya Allah, kenapa jantungku seperti mau meledak, Ya Allah?!!' batin Aisyah berteriak.
"K-kak Zain, mau apa?" tanya Aisyah gugup.
"Kenapa haris di tutup?. Kamu lupa kita baru saja menikah?" Zain balik bertanya.
Deg!
"K-kak Zain, jangan macam-macam!" ancam Aisyah, menggenggam erat dan menarik kembali bed covernya.
Zain menyeringai. "Macam-macam bagaimana? Kamu kan istri saya, jadi saya berhak melakukan apa pun atas kamu," ucap Zain mendekatkan wajahnya ke wajah Aisyah.
Beruntung, ia masih menggukan cadar. Sehingga tidak terlalu terlihat betapa gugupnya dia sekarang.
Aisyah makin panik. Jantungnya seakan-akan ingin meloncat keluar.
Jika kalian suka, beri Like yaa 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Gió mùa hạ
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
2024-01-31
0