Balap Liar (Back To 2024)

Broooommm! Broooommm!

Di sebuah jalan raya, puluhan remaja laki-laki dan perempuan, terlihat mengelilingi kelima pengendara motor sport di mana keempatnya tengah menggeberkan knalpot mereka. Setiap sabtu malam dini hari, balap liar sudah menjadi rutinitas bagi mereka.

Para remaja yang berkisar usia 20 tahunan itu membuat tempat yang sebelumnya sunyi dan hanya ada suara khas malam itu, berubah menjadi begitu ramai.

Sementara di pinggir jalan, nampak dua orang remaja laki-laki tengah mengumpulkan uang taruhan yang akan menjadi bayaran untuk pemenang nanti. Puluhan dari mereka akan memberikan ratusan uang untuk mendukung satu nama.

Kaivan Adelard, laki-laki yang baru saja menginjak usia 22 tahun yang terlewat tampan, beralis tebal dan hidung mancungnya itu menjadi peserta balap rutin yang tak pernah absen. Berbeda dengan keempat pengendara lain yang sudah siap dengan helm yang menutup kepala dan wajah mereka, Kaivan justru sibuk berbicara dengan seorang gadis yang pakaiannya cukup terbuka.

“Lo terlalu berharga buat naik motor, gue takut kulit lo lecet, sandra!” ucap Kaivan dengan suara beratnya. Dengan bola mata yang naik turun menyisir wajah gadis di depannya, dan bibir yang terangkat menampilkan senyuman tipis, Kaivan selalu berhasil membuat siapa pun kagum dengan pesonanya yang luar biasa.

“Aku gak masalah kok, malah aku suka naik motor, biar bisa peluk kamu dari belakang. Eh, tapi tunggu, kamu panggil aku siapa? Sandra? Aku Cantika!” Gadis cantik itu menghentikan kegiatannya yang tengah mengusap bahu Kaivan.

“Oh iyakah?” Tangan Kaivan yang sebelumnya berada di motornya, kini sudah beralih ke pinggang Cantika dan sedikit menariknya agar lebih dekat dengannya.

“Sesuai sama namanya, cantik!” puji Kaivan yang sudah memajukan kepalanya dan mengecup singkat bibir merona Cantika.

“Ih kamu bisa aja deh.” Cantika meliuk-liuk tubuhnya dengan tangan memukul pelan bahu Kaivan. Di puji oleh Kaivan adalah impian setiap para gadis, begitupun Cantika, ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.

“Jadi, kapan kamu bawa aku naik motor kamu? Aku udah gak sabar!” Cantika menyisir rahang tegas Kaivan dengan jari telunjuknya yang nampak diberi pewarna kuku.

“Kapan pun lo siap!” Kaivan menyelipkan rambut pendek Cantika ke belakang telinga dan memberikan kecupan kecil di pelipis gadis itu. Bibir Kaivan turun ke pipi dan berakhir di bibir Cantika.

Di saat kedua insan itu tengah saling menggoda bahkan tak segan untuk bermesraan, terlihat seorang gadis pemakai sepatu tingginya berjalan dari arah belakang dengan membawa sebuah kain berwarna merah di tangannya.

Sementara Kaivan yang melihat itu, segera melepaskan lingkaran tangannya pada tubuh Cantika. Ibu jari Kaivan nampak bergerak perlahan mengusap sudut bibir Cantika.

“Kita lanjut nanti ya cantik,” ucap Kaivan sambil mengedipkan sebelah matanya kemudian memasang helm, juga menyalakan motor sport miliknya.

Sementara Cantika yang mengerti, segera menjauh dari Kaivan dan menepikan dirinya. Ia bergabung dengan puluhan remaja lain yang merupakan pendukung sekaligus penggemar Kaivan.

“Are you guys ready?” Gadis pemandu yang berdiri di tengah jalan itu mulai mengangkat benderanya tinggi kemudian bergantian menatap secara bergantian kelima pengendara di hadapannya.

“Go!” lanjut gadis itu kemudian menjatuhkan benderanya ke aspal.

Kelima pembalap tersebut langsung melesat begitu saja dan suara bising dari mesin masing-masing terdengar begitu nyaring. Tak hanya itu, suara tepuk tangan dan cuitan dari para penonton yang berada di pinggir jalan pun menghiasi, menambah keramaian di sana.

“Go Kaivan!” Terdengar teriakan puluhan gadis dari pinggir jalan yang merupakan fans setia Kaivan dengan membawa spanduk berupa foto sang idola.

Di saat para penggemar tengah menyemangati dan memanggil namanya, Kaivan sendiri masih sibuk dengan kegiatannya, laki-laki itu terlihat berada di posisi ketiga. Saat tengah berbelok, Kaivan melirik sedikit ke belakang dan melihat jarak dirinya dengan pembalap lain cukup dekat.

Tak ingin posisinya terganti, Kaivan menambahkan kecepatan laju motornya hingga ia berada tepat di belakang pengendara yang merupakan posisi kedua. Mata Kaivan memicing begitu menyadari ada kesempatan baginya, tanpa membuang waktu lagi, Kaivan segera menurunkan gigi motornya dan mengalihkan motornya ke arah samping hingga dirinya berada di tengah antara posisi pertama dan kedua.

Sementara di ujung jalan, terlihat seorang gadis berdiri sambil mengangkat tinggi berdera berwarna hitam putih.

Kaivan bergantian melirik ke kanan dan kiri, seketika itulah alisnya saling menyatu begitu ia merasa ada yang aneh lantaran kedua pembalap di kedua sisinya terus memepet dirinya. Dapat Kaivan simpulkan, bahwa mereka berniat melakukan hal buruk pada dirinya.

Dari balik helmnya, Kaivan tersenyum miring. Setelah menunggu waktu yang tepat, tangan kiri Kaivan menarik remnya hingga menimbulkan bunyi decitan aspal.

Di saat motor Kaivan, perlahan mundur, seketika itulah kedua pembalap yang berada di kedua sisinya saling bertubrukan dan mengalami kecelakaan. Motor keduanya terguling hingga beberapa meter keluar dari lintasan jalan.

Sementara Kaivan memilih tak mempedulikan hal itu, ia semakin menambah kecepatan laju motornya kemudian sampai di garis finish dan menjadi pemenang.

Prok! Prok! Prok!

Keadaan yang sebelumnya menegang karena terjadi kecelakaan, sepersekian detik menjadi kembali ramai dengan suara tepuk tangan yang begitu meriah. Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, kompak menghampiri Kaivan yang baru saja menghentikan motornya.

“Selamat ya Kaivan,” ujar salah satu gadis, ia langsung memberikan kecupan di wajah begitu Kaivan membuka helmnya dan menampilkan rambutnya yang acak, namun malah membuatnya semakin terlihat tampan.

“Selamat bro, keren banget aksi lo tadi.” Kali ini seorang laki-laki nampak menjabat tangan Kaivan juga menepuk punggungnya.

“Kaivan kamu hebat banget deh, aku jadi makin cinta.” Gadis lain tak mau kalah, ia segera memeluk Kaivan juga mengecup pipi Kaivan.

Entah sudah berapa banyak ucapan selamat yang di dapat, hingga membuat kedua pipi Kaivan penuh dengan noda lipstik.

Sementara Kaivan yang merasa jengah, terlihat mengangkat tinggi-tinggi tangan kanannya, hal itu membuat suasana menjadi sunyi lantaran semua orang yang mengelilingi Kaivan menjadi diam karena mengerti tanda yang diberikan laki-laki itu.

Jika sebelum balapan wajah Kaivan nampak begitu manis, kini tak lagi. Ekspresi laki-laki itu terihat begitu menakutkan dengan gertakan gigi dan tatapan dinginnya.

Terihat Kaivan turun dari motornya dan berjalan begitu saja meninggalkan puluhan orang di belakangnya. Langkah kaki Kaivan berhenti tepat di depan Dani dan Riza, dua orang laki-laki yang ikut balapan dan sebelumnya hendak mencelakai dirinya

Bugh! Bugh!

Episodes
1 Fitnah Kejam Ibu & Adik Tiri (Flashback 1)
2 Calista Akan Menyusul Mama (Flashback 2)
3 Pertemuan Pertama (Flashback 3)
4 Balap Liar (Back To 2024)
5 Calista Yang Selalu Bisa Menenangkan
6 Kaivan Si Badboy
7 Bajingan Kaivan!
8 Keributan
9 Bertemu Secara Diam-diam
10 Bertemu Ayah
11 Dunia Hitam Yang Menjadi Pelampiasan Kaivan
12 Trauma Calista (1)
13 Air Mata Di Pagi Hari
14 Suami Nganter Istri Belanja
15 Sederhana Namun Luar Biasa
16 Trauma Calista (2)
17 Kaivan Kesurupan
18 Lipstick Di Mobil Kaivan
19 Makan Malam Bersama Keluarga Adelard
20 Alergi Kaivan
21 Perjuangan Calista & Keterkejutan Robi
22 Monster Merah
23 Takut Jadi Ngondek
24 Calista Butuh Kepastian
25 Pertandingan Basket
26 Perkelahian Kaivan & Eric
27 Marahnya Calista & Tangisan Kaivan
28 Hampir Ketahuan
29 Aku Mau Tobat!
30 Menghempaskan Para Gadis
31 Nekat
32 Kepergok Elena
33 Deeptalk
34 Pesanan Kue
35 Kaivan Hilang Kendali
36 Pengumuman Dari Calista
37 Panggilan Yang Berubah
38 Cemburu Berujung Malu
39 Pengawal Pribadi Sekaligus Calon suami
40 Possessive Fiance
41 Sama-sama Bajingan
42 Bunda
43 Calista Akan Selalu menemani Kaivan
44 Bunda & Mama
45 Pertemuan Pertama Setelah 5 Tahun Berlalu
46 Tangisan Calista
47 Calista Sakit
48 Penjelasan Kaivan
49 Potongan Rambut Belah Tengah
50 Kehancuran Okta
51 Permintaan Maaf Malik
52 Sakit, Kai ....
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Fitnah Kejam Ibu & Adik Tiri (Flashback 1)
2
Calista Akan Menyusul Mama (Flashback 2)
3
Pertemuan Pertama (Flashback 3)
4
Balap Liar (Back To 2024)
5
Calista Yang Selalu Bisa Menenangkan
6
Kaivan Si Badboy
7
Bajingan Kaivan!
8
Keributan
9
Bertemu Secara Diam-diam
10
Bertemu Ayah
11
Dunia Hitam Yang Menjadi Pelampiasan Kaivan
12
Trauma Calista (1)
13
Air Mata Di Pagi Hari
14
Suami Nganter Istri Belanja
15
Sederhana Namun Luar Biasa
16
Trauma Calista (2)
17
Kaivan Kesurupan
18
Lipstick Di Mobil Kaivan
19
Makan Malam Bersama Keluarga Adelard
20
Alergi Kaivan
21
Perjuangan Calista & Keterkejutan Robi
22
Monster Merah
23
Takut Jadi Ngondek
24
Calista Butuh Kepastian
25
Pertandingan Basket
26
Perkelahian Kaivan & Eric
27
Marahnya Calista & Tangisan Kaivan
28
Hampir Ketahuan
29
Aku Mau Tobat!
30
Menghempaskan Para Gadis
31
Nekat
32
Kepergok Elena
33
Deeptalk
34
Pesanan Kue
35
Kaivan Hilang Kendali
36
Pengumuman Dari Calista
37
Panggilan Yang Berubah
38
Cemburu Berujung Malu
39
Pengawal Pribadi Sekaligus Calon suami
40
Possessive Fiance
41
Sama-sama Bajingan
42
Bunda
43
Calista Akan Selalu menemani Kaivan
44
Bunda & Mama
45
Pertemuan Pertama Setelah 5 Tahun Berlalu
46
Tangisan Calista
47
Calista Sakit
48
Penjelasan Kaivan
49
Potongan Rambut Belah Tengah
50
Kehancuran Okta
51
Permintaan Maaf Malik
52
Sakit, Kai ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!