*****************
"tumben pulangnya siang". semuanya selalu dikomentari oleh emakku, sempat-sempatnya ia mengomentari kehadiranku yang pulang lebih awal. padahal ia sedang sibuk dengan tanaman samping rumah.
"mas Azzam ada urusan mendadak". jawabku sambil merebahkan diri di atas kursi teras rumah.
"ooohh, ke bandara ya?. tanya emak
"nggak tahu, lagian ngapain mas Azam ke bandara". aku balik bertanya
"semalam dia bilang ke bapak katanya ada ustadz baru mau datang, soalnya dia mau balik ke Jawa Timur".
duniaku rasanya runtuh dalam sekejap. mas Azzam mau balik ke Jawa Timur? apa itu artinya aku tidak akan bertemu lagi dengannya? apa itu artinya mas Azzam akan jauh dariku?.
"kapan baliknya?". pekikku membuat emak terkejut
"aduh! ya mana mau tahu dia cuma bilang gitu nggak ada bilang kapan mau baliknya!". omel emakku.
aku tidak akan membiarkan mas Azam pergi tanpa kenangan manis bersamaku, kenapa pulang secepat ini? kenapa tidak bilang dulu kepadaku? kenapa dia sejahat itu? apa mas Azam marah-marah karena ini?"
************
malam ini aku sengaja datang ke mushola dan salat berjamaah di sana. walau ada pantangan anak gadis tidak boleh pergi sendirian ketika malam hari. aku melanggar peraturan tetuah yang satu itu demi masa Azam.
aku tak melihat keberadaan mas Azzam di mushola, aku menunggunya hingga salat isya. dia juga tidak datang, ke mana dia?.
aku terpaksa pulang karena tidak menemukan mas Azzam. rasanya aku ingin menangis bagaimana bisa dia pulang begitu saja. langkahku terasa berat, sesuatu menyumbat di dadaku! bahkan aku belum menyetor hafalanku padanya.
"Yumi"suara itu sempat membuat detak jantungku berhenti beberapa detik.
saat aku menoleh, pemilik suara itu adalah mas Azzam. dadaku mendadak sesak begitu melihat wajah pria itu bersama seorang laki-laki bertarung di sebelahnya.
"Huuaaa! Mas Azzam". Jeritku berjongkok di jalan sambil menangis sejadi-jadinya.
"kenapa yum?"mas Azzam menghampiriku
"kenapa nangis, yum? Asa yang gangguin kamu?" pekik mas Azzam.
"Mas Azzam yang gangguin aku, Huuaaa! kenapa mas Azam nggak bilang kalau mau balik ke Jawa Timur? kalau mas adzan balik yang ngajarin aku siapa?!"jeritku sambil terseru-sedu.
"astaghfirullahaladzim, kirain kenapa"wamil mas Azam membuatku semakin menangis
"ini ustad pengganti saya, namanya ustad Ramadhani biasanya dipanggil ustad Dani. Dia ahli fiqih nanti kamu diajarin fiqih juga dari dia kalau sama saya kan cuma ngaji sama tajwid doang"lanjut mas Azzam
"mas Azzam kenapa balik? nggak betah di sini?"tanya aku
"betah kok cuman pak kyai nyuruh saya untuk pulang, mau nggak mau saya nurut pak kyai"jawab mas Azam
"Mas Azzam bakalan mondok lagi? atau disuruh ngajar di tempat lain?"tanyaku lagi
"itu tergantung maunya pak kyai nanti, kalau saya sih maunya lanjut mondok dulu saya masih mau belajar"jawab mas Azam membuat tangisku terhenti.
"tapi kalau mas Azam balik ke Jawa Timur, mas Azzam bakalan balik ke sini lagi nggak?"tanyaku
"Saya nggak berani janji, tergantung takdir aja"jawab mas Azam membuat air mataku kembali menetes
Mana mungkin mas Azam ditakdirkan buat gue baru ketemu berapa bulan aja dia langsung balik, nggak mungkin banget.
"sekalian aja ini kita mau ke rumah kamu yum, soalnya kemarin malam bapak nyuruh ajak ustad Dani ke rumahnya" ucap mas Azam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments