Aku berdiri di hadapannya dengan pria bernama Dani itu.
"Mas Azzam kapan baliknya?" tanya aku
"Lusa"jawabnya
"kenapa sih baliknya secepat ini?" omel-ku
"Bentar, mau beli es"mas Azzam selalu mengalihkan pembicaraan seperti itu, ya berlalu ke sebuah warung di dekat kami.
Aku berdiri bersama ustad Dani, Dia terlihat lebih muda dari mas Azam. aku tak mengenalnya aku tak suka kehadiran orang baru. aku tak butuh ustad baru, aku ingin diajari oleh mas Azzam sampai menikah dengannya.
"Udah lama jadi muridnya Azzam?"tanya ustad Dani.
"Nggak tahu" ketus ku
pria itu malah terkekeh
"Azzam dijodohin dari pak kyai sama anaknya"
mataku langsung tertuju pada ustad Dani
"Demi apa?" tanya ku
"buat apa saya bohong? sebelum saya berangkat ke sini, pak kyai sudah bilang alasan Saya dikirim ke sini apa. Azzam dijodohkan dengan anaknya pak kyai yang bernama Annisa"jawab ustad Dani.
aku tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, duniaku benar-benar hancur. aku tak tahu harus melakukan apa.
"Semua orang datang dan pergi! biasakan dirimu wahai anak muda"ajak ustad Dani.
tapi itu tidak lucu! rasanya aku ingin menangis lagi.
************
semenjak aku tahu alasan mas Azam pulang!, aku tak ingin membicarakan apapun kepadanya.
"Jadi, kapan baliknya zam?"tanya bapakku sambil menyeruput kopi di teras.
"Lusa pak, mohon doanya supaya lancar dan selamat"ucap mas Azzam.
aku hanya terdiam diri di depan pintu, ustad Dani melirikku sesekali.
"Waduh, cepat amat zam? besok kita ke rumah Ninik kamu pamit sekalian minta doa selamat dari Ninik" ucap bapak
Nini adalah sebutan untuk orang yang menjabat sebagai tetuah di desa kembang ini.
"iya pak nanti kapan-kapan kalau saya ada rezeki saya ke sini lagi hehehe"ini kali pertama aku melihat emas azam terkekeh.
iya tak pernah senang ini ketika mengajar, kini dia sangat bahagia karena akan pulang mungkin dia bahagia karena akan menikah dengan anak pak kyai.
jelas aja dia bahagia! calon istrinya aja keturunan pak kyai. sedangkan aku? menghafal tajwid saja aku tak mampu. mengaji saja aku masih terbata-bata, aku jarang solat, aku hina, aku tak sesuci calon istri mas Azzam yang pastinya juga anak pondok pesantren yang terjaga pergaulannya, pasti Gadis itu bertutur lemah lembut tidak seperti aku.
"Yumi"bentakan itu menyadarkanku. Bapak, mas Azzam, dan ustad Dani, sedang menatap ke arahku.
"Ngelamun truss" omel bapak ku.
rasanya aku ingin menangis
"Ya udahlah zam yumi nggak ikut besok"ucap bapak membuatku panik.
"ikut apa? kan aku belum ngomong apa-apa" omel ku
"udah nggak usah ikut aja"ucap bapak mengesalkan
"kasih ikut aja pak! nanti dia nangis-nangis di jalan"ucap ustad dani
CK! apa perasaan sedih seseorang pantas untuk dijadikan bahan ejekan.
Ke esok kan harinya bapak menyiapkan mobil, mas Azam dan ustadz Dani datang ke rumahku. emak juga membawa banyak sekali barang-barang aku benar-benar bingung dengan apa yang akan mereka rencanakan.
"Ini mau ngapain sih? tanyaku
"mau ke pantai, bikin acara kecil-kecilan buat Azzam"jawab emak
Perpisahan! satu kata itu melekat di otakku
sesampainya di pantai aku dikejutkan dengan dua ekor ayam hidup yang dipegang oleh ustad Dani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Roxana
Penuh kejutan
2024-01-31
0