"ngerti?"jawab kami serempak dengan nada terpaksa.
"sebenarnya itu pertanyaan sederhana. saya bisa menjelaskannya sedetail mungkin, tapi kalian yang belum siap mencernanya!"email mas azam lagi.
"mas alam jangan marah-marah, nanti gantengnya hilang". ucapku
"astaga "balas Azam dan menghela nafas,"Oke kita lanjut!"iya kembali membuka buku.
*********
sepulang dari mengaji, nina dan teman-temannya langsung membuat lingkaran pertemanan yang sebenarnya sudah pernah diperingati oleh mas Azzam untuk tidak melakukan hal tersebut.
"perkara Hamzah sama Alif doang ditanyain, pura-pura bego apa emang bego dari lahir!"mulut Minang mengeluarkan kalimat itu dan terdengar olehku.
"emang! pura-pura bego biar diperhatiin masak Azam. kenapa? iri? makanya, jadi bego juga kayak saya, biar situ diperhatiin. Balasku
Nina menarik jilbabku dari arah belakang dan membuat jarum pentul yang ku semat leher masuk dagu.
"aarrgghhhh!!!!!!" jeritku
Rasanya........... kayak disuntik tapi nggak dicabut.
"Aaarrggghhhhhhhhh!!!" jeritku sejati jadinya
Panik! bagaimana kalau aku mati terus tusuk jarum pentul? aku belum pernah memeluk mas Azzam! aku belum menikah dengan mas Azam , aku juga belum memiliki anak dengannya.
"kenapa mi?"mas Azzam datang dan aku tidak tahu harus menjelaskan seperti apa. aku hanya takut, daguku yang cantik ini menjadi lecet karena jarum pentul.
"astaghfirullahaladzim"
secepat kilat mas Azam mencabut jarum itu dan membuatku terkejut. aku menangis sejadi-jadinya, dan diantar pulang oleh mas Azzam.
hehehe nyelam sambil minum air.
tenggelam sedih bukan masalah, asalkan menikmati keuntungan lebih banyak. tak apa dagu berdarah asal bisa pulang bareng mas Azam.
********
setelah dua hari aku tidak mengaji, hari ini aku di perjalanan menuju mushola. Dino (temanku di kampung dan dia juga ikut belajar) menceritakan hal yang tidak bisa kubayangkan
"seriusan, no?" kataku
"serius! ustadz Azzam marah gue ngeri lihatnya, yum suer ! Dino mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya.
"marah gimana coba? contohin!!" pintaku.
"ya marah gitu! kita semua dimarahi!
Lo mah enak nggak belajar kemarin! kayaknya, itu gara-gara Nina sama lo kemarin deh. soalnya ustadz Azzam bahas tentang sabar, berkelahi, sama tentang teman mulu! dari kemarin juga belajarnya serius banget. nggak ada yang berani ngomong! nanya pun nggak ada yang berani" jelas Dino.
"njir, masa sih mas Azzam kayak gitu?"tanya ku.
"lo lihat aja ntar pas di mushola! pasti mukanya ustadz Azzam serius banget" ucap Dino.
tak sabar aku membuktikan kalimat tersebut. sesampainya di mushola, aku menghampiri masa Azam yang baru saja sampai di sana.
"mas Azzam, kemarin mas Azam marah-marah ya? Kenapa? Lagi bad mood ya? mas Agam mau makan es krim? kalau ada masalah cerita aja sama aku aku siap kok dengerin"ucap ku
"dagu kamu masih luka?"iya malah membahas luka konyol tertusuk jarum pentul itu. aku tak ingin membahasnya.
"masih dikit paling dielus dari mas Azzam langsung sembuh" ucap ku
"hukum nun sukun dan tanwin udah hafal?" tanya nya
aku juga tidak ingin membahas yang ini, sangat-sangat tidak ingin!
"mending kita mulai belajarnya, mas, yang lain udah nunggu"ucapku mengalihkan topik pembicaraan.
"ayo! hari ini kita setor hafalan hukum nun sukun dan tanwin".
aku memandangi punggung mas Azzam yang berlalu dalam mushola.
setor hafalan? sejak kapan dia nyuruh menghafal? oh tenang-tenang, gue kan libur dua hari. mungkin dapat diskon hukuman kalau nggak hafal kan gue nggak tahu hehe palingan mas Azam bilang ya udah yumi setor hafalannya besok saja! nah besok gue bisa menghafal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments