Keesokan harinya Aleta bangun pagi pagi sekali karena tak ingin membiarkan sang Ayah bekerja.
Dengan mata yang masih mengantuk Aleta memaksakan diri untuk bergegas mengambil peralatan mandinya dan menuju sumber air untuk mandi tak lupa ia juga membawa satu ember untuk di isi dengan air untuk sang Ayah mandi.
Sesampainya di rumah Aleta langsung membawa ember yang hanya berisi sedikit air itu ke dalam kamar dan mengambil handuk untuk membasuh tubuh sang Ayah.
Rangga yang samar samar merasakan dingin itu pun membuka matanya seraya menahan tangis saat melihat putri kecilnya itu begitu berbakti terhadap dirinya.
" Aleta.. Ayah bisa pergi ke sumber air sendiri dan Ayah masih bisa jalan sendiri jadi tidak perlu merepotkan kamu untuk hal ini "
Ucap Rangga pada putri kecilnya yang sedang bersungguh sungguh merawat dirinya itu.
" Ayah baru saja sembuh jadi aku nggak mau melihat Ayah mengerjakan segala sesuatu sendiri "
jawab Aleta dengan nada tegas
Belum selesai ia membasuh tubuh sang Ayah Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Aleta menghentikan kegiatannya dan berlari menuju pintu.
Saat membuka pintu alangkah terkejutnya saat ia mendapati Dirga sang pemilik pabrik itu telah berdiri di depan pintu sambil membawa bingkisan.
" Tu.. Tuan Dirga? Apakah ada sesuatu yang membuat anda mendatangi rumah kami? "
Tanya Aleta yang keheranan itu.
" apakah Ayahmu ada di rumah? "
Tanya Dirga kepada Aleta.
" Ayah sedang sakit tuan. Jika anda ingin bertemu Ayah apakah anda tidak keberatan jika harus menunggu sebentar? Saya akan membantu Ayah bersiap dulu "
Ucap Aleta.
Dirga yang kagum dengan kebaikan Aleta serta baktinya kepada kedua orang tuanya itu tanpa sadar ia tersenyum dan bersedia menunggu sambil memberikan bingkisan yang ia bawa pada Aleta
" terimakasih Tuan, anda sungguh bijaksana karena memberikan bingkisan seperti ini "
Ucap Aleta sambil pamit.
Karena ia selalu ingat ucapan Ayah dan Ibunya jika harus berbicara dengan sopan dan baku pada orang yang lebih tua dan tidak lupa memberikan pujian serta ucapan terimakasih jika menerima barang pemberian.
Sesampainya di dalam kamar Aleta telah melihat sang Ayah telah berpakaian rapi seperti biasa.
" Ayah minumlah teh hangat dan roti ini setelah itu aku akan mengantar Ayah menemui tuan Dirga "
Ucap Aleta sambil memberikan nampan yang berisi teh hangat serta roti gandum kepada sang Ayah yang membuat Rangga meneteskan air mata karena bangga sekaligus merasa bersalah terhadap sang putri karena ia sudah bisa bersikap dewasa yang seharusnya ia masih bermain main dengan teman seusiannya.
Tapi ia juga penasaran kenapa Tuan Dirga menghampiri rumahnya.
" sudahlah Ayah, jika Ayah terus menerus menangis maka aku akan panggilkan badut untuk Ayah "
Yang seketika membuat sang Ayah tertawa mendengar perkataan putri kecilnya itu.
Setelah itu ia pun digandeng Aleta untuk menemui Tuan Dirga di ruang tamu.
Setelah memastikan sang Ayah sudah duduk dengan nyaman Aleta pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan air minum walau pun hanya teh hangat saja yang dapat di sajikan.
Samar samar Aleta mendengar percakapan Tuan dirga dengan sang Ayah yang membuatnya terkejut hingga ia tak tahu harus bereaksi seperti apa.
tanpa banyak bicara Aleta menyuguhkan minuman itu dan langsung pergi ke kamarnya begitu saja.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Dirga meminum teh yang dihidangkan dengan tenang dan melanjutkan pembicaraannya.
" maksudnya bagaimana Tuan? "
Tanya Rangga dengan nada bingung
" pak Rangga tau sendiri, saya melihat Aleta kemarin sore berlari dengan tergesa gesa setelah memasuki rumah. Karena saya tidak bisa mengejar dia maka saya berlari kemari untuk melihat apa yang terjadi dan saya menemukan anda tergeletak tak sadarkan diri. Setelah perawat datang saya juga jadi tahu kebenarannya bahwa Pak Rangga menderita penyakit jantung kronis. Saya mohon maaf pak Rangga bukan maksud saya untuk menguping tapi saat itu saya pergi ke dapur anda untuk mengambilkan air panas dan saat saya akan kembali ke ruang tamu saya melihat sudah ada Aleta dan perawat dan tidak sengaja mendengar percakapan itu lalu akhirnya saya memutuskan untuk pergi melalui pintu belakang karena saya takut menganggu"
Rangga hanya diam dan mendengarkan dengan eskpresi serius.
" boleh saya lanjutkan ? "
Tanya Dirga yang ragu sejenak untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Setelah mendengar kesediaan Rangga maka ia melanjutkan
" jadi maksud dan tujuan saya kemari adalah untuk menawarkan bantuan kepada pak Rangga serta putri bapak. Saya ingin mengadopsi Aleta sebagai putri saya dan istri saya pak "
Belum selesai berbicara Dirga dihentikan oleh Rangga yang sontak meluap emosinya hingga membuat Aleta yang sedang merenung di dalam kamar pun terkejut hingga berlari menghampiri sang Ayah karena khawatir.
" kenapa yah? kok sampe teriak teriak gitu? Aleta kaget tau Yah "
Tanya Aleta pada sang Ayah dan refleks melihat tuan Dirga
" tuan apa yang sebenarnya anda bicarakan dengan Ayah saya? "
Tanya Aleta dengan nada tegas dan menyelidiki
" Aleta pergilah ke kamarmu "
Ucap Rangga pada Aleta.
namun Aleta yang khawatir pada Ayahnya itu membantah dan tetap disitu untuk memastikan Ayahnya baik baik saja.
" hhaahh... Begini saja , Aleta karena kau sudah bisa berpikir dewasa dan bukan seperti anak anak pada umumnya maka tetaplah disini dan dengarkan Tuan Dirga karena pembicaraan ini ada hubungannya denganmu. Setelah itu mari kita putuskan bersama "
Ucap Rangga
" baiklah kalau memang begitu saya akan melanjutkan pembicaraan saya. Saya ingin mengadopsi Aleta sebagai putri saya agar dia bisa mendapatkan pendidikan serta kasih sayang seorang ibu dan kami pun juga akan menyayangi Aleta seperti putri kami sendiri. lagi pula sebentar lagi kan Aleta sudah memasuki usia yang mengharuskan ia mengikuti pendidikan awal. Saya juga tahu bahwa Aleta menjadi tidak dapat bersekolah tahun ini karena ketidak mampuan Pak Rangga untuk membayar biaya pendaftaran sekolah kemarin. jadi saya ingin Aleta mendapatkan fasilitas yang terbaik dan menjalani hidup dengan lebih baik. Saya juga ingin membantu mengobati pak Rangga. Tentu saja saya tahu betul sifat pak rangga yang selalu sungkan jika menerima pemberian dari seseorang maka dari itu saya ingin pak rangga menjadi guru pembimbing dibidang bisnis di kampus saya saat pak Rangga sudah sembuh total, bagaimana pak ? "
Rangga tak bisa berkata apa apa. Ia hanya memandangi Aleta dan menunggu jawaban dari Aleta.
" jadi bagaimana menurutmu nak? Apakah ini hal baik atau hal buruk bagimu? "
Tanya Rangga akhirnya.
Ia tak ingin membuat keputusan sendiri karena menurutnya kebahagiaan Aleta dan keputusan Aleta lah yang paling penting untuknya.
Mendengar pertanyaan sang Ayah Aleta pun juga melontarkan beberapa pertanyaan pada Dirga
" lalu bagaimana jika aku melakukan kesalahan?
rasa sayangku terhadap Ayah tidak bisa dibandingkan dengan apapun di dunia ini. Bagaimana jika aku ingin bertemu Ayah sewaktu waktu? Bagaimana jika aku ingin Ayah menemani seharian penuh? Bagaimana jika aku ingin Ayah mendapatkan perwatan terbaik dari dokter terbaik dari negara D? Aku dengar disana ada dokter spesialis jantung yang sangat terkenal , aku ingin Ayah sembuh dengan kesembuhan yang tidak memiliki resiko untuk kambuh lagi "
Ucap Aleta dengan nada tegas dan menangis di kalimat terakhir.
" jika kau melakukan kesalahan akan ada akibatnya dan aku tidak akan lelah menasehati dan membimbingmu " ......
" akibat yang seperti apa ? Apakah aku akan dipukuli? "
tanya Aleta.
" dari saya kecil saya tidak pernah sekalipun dipukuli oleh orang tuaku maka saya juga tidak akan memukulmu , lagi pula tidak akan ada orang yang mau memukuli gadis cantik seperti kamu. Lalu, jika kamu ingin bertemu dengan Ayah tentu saja saya akan mengantarmu bertemu dengannya namun tidak dalam keadaan saat kau belajar atau saat kau sakit jadi Ayah akan ku jemput untuk pergi ke rumah dan menemui kamu jangankan seharian satu bulan penuh pun tidak masalah. Dan untuk permintaan yang terakhir tentu saja yang terbaik karna saya sudah siapkan dokter yang kau maksud untuk ke negara kita jika memang kau mau tinggal bersamaku "
Jawab Dirga dengan penuh kasih sayang yang meyakinkan Aleta.
" namun jika aku tidak ingin di adopsi? "
Tanya Aleta lagi
" maka dokter itu akan tetap sampai karena saya memang ingin menolong Ayahmu "
Jawab Dirga lagi.
Aleta yang mendengar itu pun langsung memeluk Ayahnya dan Dirga bergantian karena bahagia.
Namun bukan berarti mudah saja untuk Aleta mengiyakan tawaran Dirga. Aleta hanya bilang akan memikirkannya sambil menjaga Ayahnya perawatan dan berjanji akan sering mengunjungi istri tuan Dirga sebagai tamu.
Dirga pun tidak keberatan karena memang tidak mudah memutuskan sesuatu yang besar seperti ini dalam waktu singkat.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nana Tina
sepertinya dirga punya niat jahat
2024-08-21
0
Lufi
dirga dri awl sdh mncurigakan
2024-07-05
0
Nur Innayah
kira2 Aleta setujungak yah nnti
2024-04-29
0