"apa! Tidak tolong aku mohon jangan lakukan itu kepadaku."
"aku janji akan melakukan apapun untukmu jadi pelayan di rumahmu juga aku tidak keberatan asal aku minta tolong jangan menjualku!" ucap Devina sembari memohon dan menautkan kedua tangan di depan dadanya kepada Regan
"apakah kau serius mau menjadi pelayanku?"tanya Regan memastikan. Devina dengan cepat menganggukkan kepalanya
"meski tanpa dibayar sekalipun apakah kau bersedia?" ujar Regan bertanya kembali
"iya aku bersedia meski tanpa dibayar sepersen pun. kamu cukup memberiku makanan tempat tinggal itu sudah lebih dari cukup untukku" jawab Devina apa adanya
"oke baiklah kalau memang begitu deal ya!"ucap rekan sambil menjabat tangan Devina
"Ya sudah kalau begitu kau sudah Bu bisa mulai dengan tugasmu sekarang" ucap Regan
Devina menyambut senang keputusan Regan dengan antusias dia mengiyakan perkataan Regan.
"itu lebih baik kalau begitu ayo kita pergi dari sini kita ke rumah kamu saja sekarang!" ajak Devina dengan antusias dan bersemangatnya
"oke baiklah ayo kita masuk!" jawab Regan. dan membuat Devina tak mengerti apa yang dia maksud
"iya ayo masuk kau bilang kau akan mulai jadi pelayanku jadi ayah masuk sekarang!" ucap Regan
"maksud kamu ini rumahmu?" Tanya pasti Devina tak percaya
"Iya!" jawab Regan dengan singkat
"Kau hanya menipuku ?" ucap Devina dengan kesal
"Tidak ! Kau sendiri yang bilang rumahku sebagai pasar Bukan Aku." jawab santai Regan
"aish.... Dasar kau keterlaluan sekali!" Devina geram karena Regan telah mempermainkannya
...****************...
Regan melewati Devina begitu saka, dia masuk ke dalam dan langsung menuju ke ruangan kerjanya. Di ikuti oleh asistennya Rendy, Rendy yang sedari tadi tak hentinya tersenyum karena melihat kejahilan tuannya pada Devina.
"ternyata tuan ku ini bisa jahil juga ya!" batin Rendy tersenyum senang, karena melihat tingkah tuan nya itu yang sudah mulai tidak dingin dan datar lagi
"hei! kau kenapa senyum senyum sendiri?" tanya Regan yang heran karena asistennya itu tersenyum terus dari tadi
"ah.. Tidak kok Tuan. Saya hanya merasa senang saja melihat tuan yang sekarang." ujar Rendy dengan jujur kepada Regan
"memang nya aku kenapa sekarang?" tanya Regan
"tidak apa apa kok tuan, sudah lupakan saja"
"aneh!" gerutu Regan
sementara di luar Devina masih setia berdiri mengamati sekeliling mansion. setelah puas barulah dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam mansion mewah tersebut.
"wah mewah dan luas sekali rumahnya ini sih kayaknya muat untuk ditinggali orang sekomplek!" ujar Devina dengan kagum karena melihat kemewahan yang benar-benar mewah melebihi istana itu
Devina terus mengagumi setiap sudut interior dimension tersebut sampai dia tidak sadar jika ada seseorang di belakang yang mengikutinya.
"wah cantik sekali lukisan ini!" kagum Devina meraba sebuah lukisan yang terdapat di salah satu dinding ruangan tersebut
"hati-hati itu lukisan kesayangan milik tuan muda!" ujar seseorang dari belakang Devina
"astaga kau ini mengagetkanku saja!" teriak kaget Davina sambil mengelus dadanya karena terkejut tiba-tiba saja ada orang di belakangnya
"maaf Nona. saya tidak bermaksud untuk mengagetkan Nona Saya hanya diperintahkan oleh tuan muda untuk mengantar Nona ke kamar" ujar sang pelayan itu
"oh seperti itu ya. Ya sudah ayolah!" jawab Devina
"mari ikut saya Nona!"ajak sang pelayan
Vina gegas mengikuti sang pelayan sesaat kemudian Vina mencoba berkenalan pada pelayan itu.
"siapa namamu?" tanya Devina
"Nama saya Andita, panggil saja saya Dita nona," jawab Dita dengan ramah kepada Devina
'baiklah berapa usiamu sekarang?" Devina bertanya lagi mengenai usia kepada Dita
"usiaku sudah 25 tahun nona!" timpal Dita
"wah ternyata kau lebih tua dariku baiklah, aku akan memanggilmu dengan sebutan kakak saja sepertinya kurang sopan jika aku hanya memanggilmu dengan sebutan nama!" ujar Devina kepada Dita
"yah baiklah Nona terserah Nona saja mau memanggil ku apa!" jawab Dita tersenyum Ramah
sepanjang perjalanan menuju kamar yang terletak di lantai dua, Devina dan Dita terus saja mengobrol
"kakak sangat cantik dan anggun kenapa kau mau menjadi pelayan di sini? apakah kakak juga bernasib sama sepertiku yang dijual oleh keluargamu kepada tuan kejam ini?" Devina bertanya panjang lebar kepada Dita. sedangkan Dita tersenyum karena mendengar pengakuan jujur dari Devina yang menurutnya sangat polos sekali
"tidak Nona Saya tidak dibeli oleh Tuan Muda Saya memang suka rela mau bekerja di sini!" jawabnya dengan ramah
"kenapa kakak mau bekerja di sini bukankah di tempat lain masih banyak pekerjaan?"
"untuk membalas jasa tuan muda, karena tuan muda sudah begitu banyak membantu keluarga saya, tuan muda juga sudah menyelamatkan saya dan ibu saya dari kekejaman Papa saya sendiri. beliau jugalah yang sudah menampung kami di sini memberi Ibu saya pekerjaan bahkan menyekolahkan saya sampai tuntas. maka dari itu saya memutuskan untuk mengabdi pada beliau sebagai tanda balas jasa saya dan ibu saya," jelas Dita dengan panjang lebar
"apa benar dia sebaik itu!" monolog Devina tak percaya
"Nona silakan" Dita mempersilahkan Devina untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia juga membukakan pintu kamar untuk Devina.
"wah apa ini kamarku? sungguh luas sekali tempat tidurnya juga lebih besar dari tempat tidurku di rumah paman"celoteh Devina kegirangan karena dia melihat tempat tidur bahkan kamar yang sangat luas
"aish... mengingat pria jahat itu aku jadi ingin sekali memukul kepalanya!" gerutu Devina
mendengarkan ucapan random Devina membuat kita tak bisa menghentikan senyum manis di bibirnya. menurutnya Devina begitu manis dan polos akan sangat cocok jika mereka ditakdirkan untuk berjodoh.
"ini sangat bagus semoga kalian memang berjodoh!" ucap dari Hati ditah penuh berharap kepada tuan mudanya dan Nona muda yang saat ini sudah masuk ke dalam kediaman Regan Dewantara
"kenapa kakak melamun?" tanya penasaran Devina kepada Dita karena dia melihat dari tadi Dita melamun entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.
"Ti... Tidak apa-apa nona!" jawab Dita dengan gugup
"ini kamar mandinya silakan Nona membersihkan diri dulu. nanti saya akan datang lagi untuk membawakan pakaian ganti nona"
"baiklah jangan panggil aku dengan sebutan itu, kakak panggil aku dek Vina atau Vina saja biar lebih akrab oke." Devina meminta kepada Dita agar dia tidak memanggil dengan sebutan nona
"baiklah non... maksud saya baiklah Vina.." jawab Dika tersenyum kikuk
"kalau begitu saya permisi dulu ya Vina!" Dita pun pamit keluar untuk mengambil kan pakaian ganti untuk Devina terlebih dahulu.
setelah kepergian Dita, Devina pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sangat kotor itu.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments