"lihatlah betapa jeleknya aku. pantas saja dia menyebutku seperti cumi yang dipakai kan kecap!" monolog Devina sambil melihat tubuhnya di depan cermin. Devina menit berlalu akhirnya Devina selesai membersihkan tubuhnya
"akhirnya selesai juga, nyaman juga ya setelah aku mandi"ujarnya kembali bermonolog
Tok!!
"masuk!"teriak Devina dari dalam kamarnya
Dita pun masuk membawa sebuah paper bag dan juga nampan berisi air minum serta obat
"ini pakaian untuk Nona Dan ini juga obat untuk Nona minum,"
"obat! tapi aku tidak sakit kakak kenapa aku harus minum obat"tolak Devina karena ketakutan tiba-tiba saja Dia disuruh minum obat
"tuan muda bilang jika Nona sedang demam itu sebabnya beliau menyuruh saya memberikan obat untuk Nona"
"Dia sangat berlebihan! kakak aku sudah terbiasa dengan demam seperti ini jadi aku tidak memerlukan obat itu
"Maaf ya satu lagi tolong jangan panggil aku dengan sebutan Nona kakak karena aku bukan nona mau di rumah ini status kita sama saja!"
"maaf Nona Saya tidak bisa Tuan Rendy sudah memperingatkan semua pekerja di sini untuk tidak memanggil Nona dengan sebutan nama"
"kenapa seperti itu aneh sekali!"Devina merasa heran kenapa dirinya tidak diperbolehkan untuk dipanggil dengan nama
"sini bajunya aku mau pakai dulu" ucapnya sambil mengambil pakaian yang ada di tangan Dita
"begini silakan Nona nanti setelah selesai Nona diminta Tuan untuk menemuinya di ruang kerja," ujar Dita
"baiklah silakan kakak boleh pergi sekarang awas ya jangan mengintip"
Dita pun keluar dari kamar Devina dan segera melaporkan keadaan Devina kepada Regan tuan mudanya itu.
Tok!!
"masuk!" titah Regan dari dalam ruangan nya
"Tuan! panggil Dita dengan pelan
"bagaimana?"
"maaf tuan Nona Devina menolak meminum obatnya katanya Nona sudah terbiasa membiarkan demamnya sampai sembuh sendiri"Dita menjelaskan kepada Regan jika Devina tidak mau meminum obatnya
"apa-apaan dia beraninya mengabaikan perintahku!"
"silakan kau boleh pergi!"
"baik Tuan Saya permisi"
"Rendy.."
"iya tuan?"sahut Rendy dengan segera
"kau cari tahu semua tentang kehidupan gadis itu saya maunya semuanya tidak ada Yang terlewatkan!"perintah Regan
"baik Tuan!"
"kau tunggulah di mobil terlebih dahulu aku akan memeriksa gadis ceroboh itu terlebih dahulu!" perintah Regan kepada Rendi.
Regan bergegas keluar dari dalam ruang kerjanya dengan langkah kaki yang lebar sehingga menuju kamar Devina.
Klek..!!
"astaga sejak kapan tuan di sini mengagetkanku saja!" ucap Devina mengelus dadanya yang kaget karena Regan berada di kamarnya
"apakah sudah meminum obatmu!"
"itu tidak aku tidak meminumnya lagi pula aku hanya demam biasa dan sebentar lagi pasti akan sembuh" tepis Devina karena takut
"aku menyuruhmu minumnya kenapa tidak kau minum!"
"itu tidak perlu aku baik-baik saja"
"mau kau minum sendiri atau aku yang meminumkannya kepadamu!" katanya Regan seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Devina. Regan terus berjalan maju membuat Devina takut dan berjalan mundur.
"jadi bagaimana kau mau meminumnya sendiri atau..."
"iya iya baiklah aku akan minum sendiri sekarang!"
Devina terburu-buru mengambil air serta memasukkan obatnya ke dalam mulut.
"bagaimana sudah kan!"
"bagus!" ucapkan sambil mengacak-ngacak rambut Devina.
"ayolah jangan seperti itu nanti berantakan lagi!"
"ayo turun dan ikutlah bersamaku!" perintah Regan dan dia menarik tangan Devina tiba-tiba
"memangnya kita mau ke mana?" tanya heran Devina
"hari ini kau harus memulai pekerjaanmu!" teriak Regan sambil terus berjalan menuruni tangga
sesampainya di bawah semua pelayan dan penjaga menyapa dan membungkukkan tubuh mereka untuk menghormati sang tuan rumah yaitu tuan muda Regan Dewantara.
Regan menganggukkan kepalanya saat melewati semua pekerjanya sesampainya di luar Rendy dengan cepat membukakan pintu mobil.
"silakan Tuan , Nona!" ucap Rendy ramah
Regan terus menggandeng tangan mungil itu menuju mobil namun saat hendak menyuruh Devina masuk tiba-tiba kedua mata Regan terbelalak melihat penampilan Devina.
dengan marah regen menarik lagi kembali tangan Devina yang hendak masuk ke dalam mobil.
"hei pakaian apa yang sedang kau pakai ini!"
"Ada apa memangnya dengan bajuku?" tanya Devina dengan heran
"dari mana kau dapatkan pakaian jelek ini" teriak Regan tak suka melihat pakaian Devina yang sangat terbuka itu
"hei pelan kan ada suaramu itu kenapa kau sangat marah seperti ini memangnya apa yang salah dengan pakaianku" balas Devina kepada Regan karena dia tidak terima Regal berteriak seperti itu
semua orang yang ada di mansion sangat ketar-ketir kalau mendengar suara lantang dari tuan mereka. semuanya langsung berhamburan ke halaman depan untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi
"Rendy!"
Rendy yang dipanggil seketika buru-buru menghadap sang tuan muda.
"iya tuan!" jawab Rendy dengan gugup tak berani melihat wajah Regan yang sangat marah
"siapa yang memberikan dia pakaian jelek ini"tanya dingin Regan menahan amarahnya
"Saya menyuruh Dita membelikan pakaian untuk Nona tapi saya tidak tahu kalau pakaiannya seperti ini tuan!" jawab jujur Rendy kepada tuan muda
"dasar tidak becus!" teriak marah Regan. Devina yang kaget dengan teriak Regan seketika memarahi Regan balik
"hei Ada apa denganmu kenapa kau sangat gampang marah-marah seperti ini" tanya Devina dengan kesal
Regan tiba-tiba menoleh dengan menatap tajam ke arah Devina
"masuk!" teriak Regan pada Devina
Regan dengan kasar mendorong di bina untuk masuk ke dalam mobil hingga Devina merasakan sakit.
"sakit tuan!" Devina meringis
"duduk dan diam jangan berisik!" sarkas Regan dingin
"Rendy ayo jalan!" titah Regan kepada Rendy agar segera menjalankan mobilnya itu
"baiklah tuan.."
"nampaknya kumat lagi sikap dingin dan kejamnya tuan" batin Rendy berkata
sepanjang perjalanan tidak ada percakapan apapun dari keduanya. hening hanya itu yang terjadi sampai di tengah perjalanan Regan bersuara dan meminta Rendy untuk mampir ke sebuah butik sebentar.
"cari butik terdekat di daerah sini"perintah Regan
"baik Tuan!" jawab Rendy dibarengi anggukan kepalanya
sementara Devina hanya bisa terdiam dan menyibukkan diri melihat pemandangan di luar melalui jendela mobil
"mengapa kau diam saja?" suara bariton Regan membuyarkan lamunan Devina. Devina hanya menoleh sebentar tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan dari Regan dia sedikit kesal Dan malas karena perlakuan Regan seperti itu.
"hei apakah kau tuli aku ini bertanya denganmu!" lagi-lagi Regan bertanya kepada Devina
Devina berdecak kesal pasalnya tadi Regan sendiri yang meminta dirinya untuk tidak berisik tapi sekarang saat dirinya sudah diam regen juga kesal kepadanya.
"kau ini benar-benar aneh ya bukannya tadi kau sendiri yang menyuruhku untuk tidak berisik! lalu sekarang mengapa kau kesal saat aku tidak bersuara." jawab kesel dari mulut Devina
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nụ cười nhạt nhòa
Wah! Seru banget!
2024-01-19
1