BAD GIRL AND BAD BOY

Aku sedang bermain basket dengan sahabatku saat ada mobil masuk ke rumah. Aku lihat ternyata papa dan keluarga barunya.

Ck,apa maunya tuh orang tua. Males banget aku ketemu dia. Palingan anak manja itu mengadu,sialan.

" Bi,bokap loe tuh sama anak manjanya. Mau ngapain tuh Bi "celetuk Bella.

" Tau,palingan anak manja itu ngadu sama bokap. Loe taulah,kayak yang udah udah " sahutku malas.

" Enggak disamperin Bi,ke dalam " tanya Tania.

" Nggak,ngapain. Males gue mending sama loe pada,lebih seru. Lagian kalo perlu juga pasti ke sini " sahutku malas.

Kami pun lanjut main,aku tak perduli apa tanggapan papa. Mau papa marah pun bodo amat. Setiap kali datang pasti ribut,bikin hariku kelabu aja.

Hampir 2 jam aku dan sahabatku bermain,bahkan kami sudah mandi keringat. Apalagi panas sudah mulai terik,setelah memasukkan poin terakhir aku dan sahabatku memutuskan untuk menyudahi permainan. Mereka meminta izin mandi kamarku dan memakai bajuku.

Aku dan sahabatku berjalan beriringan menuju ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah aku melihat istri kedua papa dan anak manjanya sedang santai di ruang santai sambil makan camilan. Berasa di rumahnya sendiri mereka. Ck dasar benalu

Aku mengacuhkan mereka dan langsung naik ke lantai 2,ke kamarku. Aku tak melihat papa bersama mereka. Entah kemana orang itu tapi aku merasa papa di kamar mama sedangkan mama tidak ada di rumah.

Aku langsung mengirimkan mama pesan jika madunya di rumah dan papa sepertinya sedang di kamar. Aku takut papa mengambil sesuatu yang berharga kepunyaan mama.

Jadi karena penasaran aku menuju ke kamar mama dan benar saja aku lihat papa sedang berusaha membuka brankas mama.

Dasar bangsat,setelah tidak memberikan nafkah buat aku dan mama dia mau merampok harta mama sekarang. Bajingan sialan,

" Apa sekarang papa jadi miskin karena memanjakan anak tiri dan istri baru papa sampe papa nekat membuka brangkas milik mama " ujarku datar.

Aku lihat papa terkejut melihat kedatanganku,dia juga salah tingkah mendengar ucapanku.

" Apa sih Bi,nggak sopan kamu sama orang tua. Bagaimana pun papa ini orang tua kamu. Jangan kurang ajar kamu Biandra " ujar papa kencang.

" Apa anda bilang,anda orang tua saya. Kemana saja anda selama ini hah. Apa anda ada saat saya sakit,saat saya melewati moment penting saya. No,anda terlalu sibuk dengan keluarga baru anda sampai melupakan anak anda di sini yang butuh peranan anda sebagai ayah dan sekarang anda datang kesini membawa jalang itu dan anaknya lalu membobol brangkas mama saya. Hello pak bahkan anda tak menafkahi kami selama ini. Datang datang mau merampok rumah ini " ujarku emosi.

"Keterlaluan,anak bau kencur berani mengajari orang tua " ujar papa emosi dan mengangkat tangannya ingin memukulku.

Aku menahan tangan papa kuat sambil menatapnya tajam. Aku bukannya ingin jadi anak durhaka tapi geram saja melihat tingkahnya selama ini.

"Kenapa,apa papa pikir aku takut sama papa. No,aku sabuk hitam kalo papa lupa. Jadi jangan main main sama aku. Mending papa cabut dari sini dan bawa keluarga sampah papa itu. Aku nggak suka gundik papa itu bertingkah jadi ratu di rumah ini. Ini istana mama. Hanya mama yang jadi ratu disini " ujarku datar.

Aku langsung menghempaskan tangan papa kuat sehingga dia hampir jatuh karena berdiri tak seimbang.

" Anak kurang ajar,keterlaluan kamu. Benar benar durhaka " maki papa kasar

" Siapa yang kamu sebut anak durhaka tuan Dimas Prasetya. Kamu jangan pernah menilai anak saya kalo kamu tidak pernah ikut serta dalam mendidiknya. Kamu pikir kamu siapa dan mau apa kamu kesini pake bawa bawa gundik kamu ke rumah saya. Pergi kamu,rumah ini sudah tak bisa menerima kehadiran kamu. Jadi jangan pernah datang kesini " ujar mama tajam.

" Apa apaan kamu thalita,bagaimana pun aku ini masih suami kamu. Jangan kurang ajar kamu " maki papa kesal.

" Kita ini sudah jadi mantan,aku sudah mengurus semuanya dan kita sudah mengikuti sidang dan sudah ketuk palu. Sayangnya kamu tak datang. Tanyakan pada gundikmu dimana dia simpan surat panggilan sidang itu. Mangkanya cari istri itu yang patuh dan baik bukan yang lancang seperti itu " ujar mama menatap papa puas.

Aku lihat papa terkejut mendengar ucapan mama. Nampaknya dia memang tidak tau menau dengan surat panggilan itu.

" Tidak mungkin,kamu pasti bercanda kan Talitha. Aku nggak pernah setuju kita bercerai. Aku tak terima ini,kamu menipuku Talitha " ujar papa tidak percaya.

" Terserahlah,tanyakan sama gundikmu itu. Apa dia menerima surat itu atau tidak. Sekarang kamu pergi dari rumahku,bawa serta gundikmu itu " usir mama.

Aku tertegun,enggak menyangka kalo semuanya benar benar berakhir. Akan lebih sulit lagi setelah ini bertemu papa. Walaupun aku benci tapi aku tetap anak yang merindukan papa. Hanya saja moment pertemuan kami selalu membuatku kecewa karena papa selalu memprioritaskan anak sambungnya.

Aku melihat papa pergi dengan langkah gontai. Mungkin menanyakan istri mudanya prihal surat panggilan sidang itu.

Ck, dasar papa bodoh. Entah apa yang di lihatnya pada gundiknya yang benalu itu. Menyedihkan sekali,bisanya papa bertahan bersama wanita yang hanya menggerogoti hartanya daripada istri dan anak kandungnya yang sendiri.

" Bi,baik baik ajakan nak. Papa nggak ngasarin kamu kan sayang " tanya mama cemas

" Mama lupa kalo aku itu atlet bela diri. Lagian papa itu menang ngoceh aja sama ngancem. Abis itu dia bisa apa,aku mergokin papa mau buka brankas mama. Mending mama cek deh atau ke bank itu lebih aman ma. Kita nggak tau bagaimana ke depannya,kalo papa nekat kita juga yang rugi. Aku nggak ikhlas ya gundik papa itu menikmati harta kita. Dia udah kenyang sama uang papa sedangkan kita susah payah mencari uang. Enak aja setelah papa miskin dia mau menguasai harta kita juga " ujarku emosi.

" Kamu benar Bi,kalo gitu mama ke bank sekarang aja mumpung masih siang. Lebih cepat lebih baik kan " ujar mama seraya memasuki kamarnya.

" Ok,aku tunggu di sini. Jaga jaga,mana tau papa balik lagi saat mama sedang. Membuka brankas. Berbahaya banget,papa bisa merampas semuanya dari mama " ujarku pada mama di depan pintu .

" Ok Bi,makasih ya sayang " ujar mama lembut.

" Aisss,mama kayak sama siapa aja " sahutku malas.

Setelah itu mama benar benar masuk ke dalam.

Aku menghembuskan nafas kasar. Tak menyangka akhirnya aku benar benar akan menjadi anak broken home. Meskipun aku selama ini sudah kehilangan kasih sayang papa tapi mengetahui pernikahan papa dan mama benar benar berakhir membuatku merasa sedih dan kecewa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!