BAD GIRL AND BAD BOY

Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan tak semangat. Untung saja tak terlambat,aku pun memarkirkan motorku dengan asal. Saat sedang berjalan aku berpapasan dengan Alisha yang sedang berjalan bersama teman temannya. Kami bertatapan sebentar tapi aku memutuskannya saat aku mendengar teriakkan Vano beserta bola basket yang sedang melaju kearahku. Aku pun dengan sigap menangkapnya. Lalu berkacak pinggang sambil memelototinya.

" Bastar,loe pikir ini lapangan bola. Kalo kena kepala dia orang. Otw rumah sakit bego,bikin repot aja loe setan " dumelku kesal.

" Ye sengaja gue lempar ke loe,loe kan pawang nih bola. Oh ya,pulang sekolah kita ke Budi Luhur tanding sama anak sana. Loe turun,nggak bisa nolak loe karena ini perintah pelatih ok girl. Jadi anak baek loe kali ini,awas jangan bikin ulah " ujar Vano sambil mengambil bola ditanganku.

" Yee,sendirinya biang rusuh juga. Gue hajar juga loe Van " ujarku malas lalu mengabaikan Vano dan pergi ke kelasku

Sesampainya di kelas aku bertemu dengan sahabatku. Mereka sudah berkumpul dan ngerumpi pagi pagi. Saat melihatku mereka langsung diam dan kompak menatapku.

 Membuatku risih saja,aku memutar bola mataku malas.

" Apa sih loe pada,ngeliat gue gitu amat " tanyaku malas.

" Nggak ada cuma penasaran aja. Kemaren loe sama bokap gimana,baik baik aja kan. Kita orang pengen tau aja,kalo nggak mau cerita juga nggak apa apa ujar Disya cengengesan.

" Bacot,ngingetin lagi loe padahal gue berusaha buat lupa. Hah,nggak bisa ngomong apa apa gue,nyokap ternyata dah gugat bokap dari lama. Parahnya bokap nggak tau dan nggak pernah datang pas sidang. Hebat kan,bukan main damage tuh lampir. Bisa dia selancang itu menyembunyikan surat panggian dari pengadilan. Asem banget tuh mak tiri gue,tau deh apa yang terjadi setelah bokap tau. Parahnya lagi gue mergokin dia lagi ngotak atik brankas punya nyokap. Hadeh sumpah bikn gue geleng geleng kepala tuh bokap. Enggak ada harga dirinya lagi sejak sama tuh ja**ng. Entah dikasih apa sama tuh orang sampe bokap bisa segitunya,padahal dia dah lama nggak kasih gue uang jajan dan nyokap nafkah. Parah, kalo nggak dosa pengen gue gantung itu bokap sangking gemesnya " ujarku geram.

" Anjir separah itu gila banget. Tapi lebih baik sih menurut gue jadi dengan bercerai status nyokap lebih jelas daripada punya suami tapi apa apa sendiri bahkan biaya hidup pun sendiri,ngapain coba kayak gitu. Sama aja boong dong " celetuk Bella santai membuatku memikirkan ucapannya.

Benar juga apa kata Bella,ini lebih baik dari pada bertahan di tali yang sudah rapuh.

Setelah itu kami tak membahas masalah keluargaku lagi. Kami membahas soal pertandingan nanti di Budi Luhur dan strategi apa yang kami pakai.

***********

Teeeeeet

Saat ini aku sedang berjalan ke kantin bersama teman temanku. Kami berjalan sambil berbincang. Lagi lagi aku berpapasan dengan Alisha dan kawan kawannya.

Aku hanya melirik tampa menyapa,buat apa menyapanya. Nanti dia bisa besar kepala.

Saat sedang berjalan tiba tiba ada yang memanggilku. Aku lihat adiknya Vano,Dania yang memanggilku.

" Eh bocil,napa loe manggil manggil. Gue nggak ada duit receh ya buat beli permen " ujarku asal.

" Set dah,bacot loe kak. Ngapain gue malak loe mending gue malak abang gue kali. Gue cuma mau bilang kalo gue mau ngikut ke Budi luhur,sama bang Vano disuruh nanyain sama loe kak " ujar Dania sambil cengengesan.

" Set dah nih anak,gue karungin juga loe tapi boleh deh buat ntar gue mintain tolong beli minuman kalo haus. Ya udah loe boleh ikut " ujarku tengil.

" Yeee resek loe kak,mangnya gue ada tampang pembokat apa. Gue atlet juga

tau " sungut Dania kesal.

Aku meninggalkan Dania yang sedang kesal karena sudah lapar. Sesampainya di kantin 2 temanku, Disya dan Bella memesan ke konter sedangkan aku dan Kanaya pergi mencari tempat duduk. Sial nya yang masih ada bangku kosong cu.a di tempat Vano. Hadeh males banget kalo di dekat Vano,jadi korban bullyan gue.

Tapi terpaksa aku melangkah ke sana juga diikuti oleh Kanaya.

" Van,gue boleh gabung di sini. Nggak ada tempat lagi yang kosong " ujarku setengah hati.

" Ya duduk aja,gue juga mau cabut ini " sahut Vano cuek.

Aku pun duduk diikuti Kanaya,setelah itu alu memainkan poncel sambil menunggu Bella dan Disya kembali.

Tak lama pesananku pun datang kami pun langsung eksekusi makanan itu karena sebentar lagi bel jam istirahat berakhir berbunyi.

Saat sedang makan lagi lagi aku melihat Alisha di bully tapi aku mengacuhkannya. Biarin sajalah,ini karena buah dari kelakuan nyokapnya jadi bisa melarang mereka yang membully Alisha karena dia anak nyokapnya yang jadi pelakor di keluarga anak membullynya.

Ya walaupun ada sedikit rasa kasihan juga sih.

Setelah menyelesaikan makan aku pun bergegas ke kelas. Malas melihat drama Alisha yang menangis karena di bully.

Buatku semua yang dilakukan oleh Alisha mengingatkanku pada saat aku menjadi bulan bulanan hanya demi melindunginya tapi perlakuan tulusku malah dia khianati dengan mengadu ke papa kalo aku yang membullynya. Bangsat kan

*****************

Sesampainya di kelas aku menghabiskan waktu yang tersisa dengan membuka sosial media.

Saat aku membuka sosmed Ada berita yang menarik perhatianku Perusahaan yang dibangun papaku bernama Prasetya Group sedang terancam gulung tikar. Hal itu membuatku tertegun,separah inikah masalahnya.

Pantas saja papa mengincar brankas mama. Ternyata papa sudah hampir tamat, aku sedikit kasihan pada papa. Pada akhirnya papa akan kehilangan segalaanya demi menyenangkan anak dan istri barunya.

Sedih,entah kenapa ada rasa sedih melihat bagaimana papa mengorbankan segalanya untuk mereka. Padahal mereka hanya orsng baru dalam kehidupan papa. Sedangkan aku dan mama menemaninya dari nol. Saat papa belum jadi siapa siapa.

*************

Aku berjalan santai menuju motorku saat aku melihat sosok papa yang mendekatiku,hei entah apalagi yang dia inginkan dariku.

Aku hanya menatapnya malas,meminta teman temanku menungguku di parkiran. Aku membiarkan papa menghampiriku.

Setelah berada di dekatku papa diam saja sehingga aku merasa jengah dan akhirnya menyeletuk.

" Papa kalo diam aja mending pulang atau mencari anak kesayangan papa. Aku nggak ada waktu karena aku ditunggu teman teman. Kami mau tanding di sekolah lain " ujarku datar.

Sebenarnya tak tega berkata begitu tapi aku hanya tak ingin menumbuhkan rasa yang sudah lama aku bunuh. Yaitu mendapatkan kasih sayang dan perhatian papa.

Aku hanya tak ingin melakukan hal yang pada akhirnya aku sendiri yang terluka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!