BAD GIRI

Seperti yang di katakan oleh Vano,dia benar benar menjemputku malam ini. Aku hanya diam melihatnya sebentar lalu kembali fokus pada poncelku.

Vano menghempaskan tubuhnya di sampingku. Aku mengacuhkannya,malas rasanya untuk keluar.

" Bi,loe jadikan ikut gue ke arena. Temenin gue malam ini " ujar Vano padaku.

" Males gue Van,ajak aja yang lain napa " sahutku acuh.

Aku lihat Vano menatapku sebentar lalu berkata

" Loe ganti baju sendiri atau gue gantiin " ujar Vano datar.

Aiss,ini nih yang orang lain nggak tau. Sifat Vano yang sebenarnya,nggak sabaran sama nggak bisa terima penolakan.

Ck,nyebelin

Aku langsung memelototi Vano tajam tapi aku beranjak ke kamarku untuk berganti pakaian. Daripada Vano nekat,benar benar menggantikan bajuku. Nyebelin,

Aku bersiap sekitar 15 menit. Menggunakan kaos putih dilapisi jaket dan celana jeans hitam favoritku serta snecker. Aku siap pergi,aku tak suka pakai rok atau baju tampa dilapisi jaket atau sweter kalo keluar rumah. Beda lagi kalo di rumah,pastinya aku pakai pakaian seperti gadis lainnya.

Aku pun mendekati Vano yang sedang asik dengan poncelnya. Dia menatapku lama meneliti penampilanku. Setelah itu dia mengangguk puas.

" Good girl,ya udah ayuk cabut " ujarnya sambil beranjak keluar.

Aku hanya mengekori dari belakang,malas menanggapinya.

Sepanjang perjalanan ke arena aku hanya diam saja sambil memeluk Vano dari belakang.

Saat melewati warung bakso favoritku,aku memintanya berhenti sebentar dan dia pun berhenti tampa banyak protes.

Aku memesan bakso favoritku begitu juga Vano. Kami makan dengan lahap sambil melihat kendaraan yang lalu lalang. Setelah menghabiskan makanan kami. Kami pun melesat ke tempat yang dijadikan arena balap yang kebetulan sirkuitnya milik Vano. Jadi balapan ini resmi,tak akan ada drama di kejar polisi.

Sampainya di sana ternyata sudah ramai,balapannya pun akan di mulai. Vano langsung mengambil posisi di garis start.

Aku pun bersiap untuk menjadi pendamping yang baik malam ini.

Brummm

Brummm

Bunyi motor yang digas kencang terdengar saling bersahutan. Udara malam ini sangat dingin,bawaannya ngantuk saja. Abislah aku kalo sampe tertidur saat Vano membawa motornya gila gilaan kayak sekarang.

Vano baru saja menyelesaikan putaran pertama. Terlihat pembalap lain dengan pasangannya mengejar motor Vano bergantian.

Aku hanya diam dan berusaha tenang dibelakang Vano. Ini bukan yang pertama kalinya bagiku mengikuti balapan dan menjadi pendamping Vano saat balap. Jadi aku sudah terbiasa.

Aku lihat gadis pendamping pemain lain sudah berantakan karena angin.

Ck,lagipula bodoh sekali mereka. Sudah tau ngikut balapan malah pake baju kurang bahan. Aiss,abis ini pasti masuk angin dah

akhirnya Vano mencapai garis finish pertama kali. Akhirnya selesai juga

Aku langsung melompat turun dari motor setelah Vano mematikan motornya. Aku abaikan yang lainnya,aku langsung menuju teman temanku yang ternyata datang juga ke arena.

" Anjir,nggak ngomong loe pada mau kesini juga. Aiss untung Vano maksa gue tadi. Kalo nggak alamat boring gue dirumah sendirian " ujarku sebel.

" Alah kayak bisa lolos aja loe dari tuh anak. Palingan diancam pastinya kalo loe nolak nemenin dia " celetuk Kanaya malas.

" Ck,tau aja loe nyet. Mau ditelanjangin gue kalo ngeyel. Resek emang tuh kampret " sahutku malas.

Mendengar ucapanku mereka tertawa keras menertawakanku.

" Ngakunya sabuk hitam,sama Vano aja loe keder. Payah " ujar Bella mengejekku.

" Yee ini bukan masalah berani nggaknya. Kayak nggak tau aja loe tuh laki kan nekat,gila aja loe gue biarin tuh orang ngegantiin baju gue. Menang banyak tuh orang " sahutku sewot.

Aku hanya pasrah melihat sahabatku tertawa. Ck,dasar

Saat sedang asik mengobrol,Vano dan lainnya mendekati kami. Mereka terlihat senang karena Vano menang malam ini dan minta traktir.

Kami pun pindah ke warung mang Hasan yang menjua gorengan,nasi goreng dan kawan kawannya. Aku dengan semangat memesan nasi goreng ayam pedas favoritku. Begitu juga bestyku,lumayanlah kapan lagi ditraktir Vano.

Kami pun makan dengan lahap sambil berbincang konyol.

Hari sudah larut,kami pun memutuskan pulang ke rumah masing masing karena besok masih harus sekolah.

Aku pun kembali pulang dengan Vano,sesampainya di rumah aku langsubg tidur karena mengantuk. Tak aku perdulikan keberadaan Vano yang entah pulang atau menginap. Hal biasa kalo Vano menginap. Bahkan dia punya kamar sendiri di rumahku yang disiapkan mama.

Aku tidur sangat lelap jadinya aku kesiangan bangun.

Dooor

Dooor

Suara pintu kamar digedor dari luar,pastinya pelakunya Vano. Aku mengacuhkannya dan lebih memilih kekamar mandi untuk bersiap. Percuma aja kalo di buka malah tambah diomelin sama Vano. Malesin pagi dah kena omel,asem bet elah.

Aku pun bersiap setelah itu baru keluar kamar menuju lantai 1 untuk sarapan.

Aku lihat Vano sedang sarapan,aku pun mendekatinya.

" Gila ya tidur loe dah kayak kebo tau nggak sih sampe serek tenggorokan gue manggilin loe. Nggak bangun bangun,

dasar " dumel Vano kesal.

" Apaan sih Van,pagi pagi udah marsh marah. Darah tinggi lho ntar "balasku santai.

" Santai banget loe ngomong,kalo gue tinggal keenakkan loe. Molor sepanjang hari,dasar " sahut vano malas.

" Serah anda pak Ketos,salah mulu gue kalo sama loe Van " ujarku malas.

Kami pun menyelesaikan sarapan kami dan berangkat ke sekolah.

Aku pun berangkat dengan motor sendiri,walau pub tadibya Vano memaksaku nebeng dengannya tapi aku tak mau karena tak bis bebas kemana mana.

Kami pun melaju dengan santai di jalanan,meskipun kami terjebak macet tapi untungnya tak telat.

Sesampainya di kelas aku bergabung dengan sahabatku. Aku sendirian karena Vano mengawasi anak yang terlambat datang kesekolah.

Aku pun duduk di bangkuku sambil membuka sosmed. Saat sedang seru guru mata pelajaran masuk ke kelas dan kelas pun dimulai.

Vano datang tak lama setelah pelajaran pertama usai. Begitu juga beberapa anak OSIS lainnya,sepertinya mereka abis rapat.

Selama pelajaran aku tak bersemangat karena pejaran sekarang pelaharan aku benci,yaitu sejarah. Bikin ngantuk saja,apalagi gurunya mengajar bikin ngantuk. Berasa didongengin tau nggak sih

Teett

Aku sangat bersemangat mendengar suara bell,aku langsung bersemangat karena perutku sudah lapar.

Aku berjalan bersama bestyku menuju kantin. Saat di kantin aku pun duduk di tempat biasa.

Saat aku sedang asik memainkan poncel tiba tiba ada yang menabrak mejaku dan aku lihat ternyata Alisha yang sedang dibully Jesica and the genk. Salah satu genk bully yang lumayan berpengaruh di SMA CENDRAWASI.

Aku hanya diam saja,malas ikut campur. Kalo korbannya yang lain mungkin aku sudah pasti ikut serta mengerjai.

Ck,sayangnya anak manja kesayangan papa. Sialan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!