Hanna berjalan menelusuri trotoar lorong arah pulang.Ini masih terlalu sore untuk pulang.Bagaimana caranya untuk memberi tau sang ibu kalau dirinya telah di pecat.Di tambah,bagaimana caranya untuk mendapatkan uang lagi.Pengobatan ibunya yang mengidap kangker semakin besar.Sebelumnya dengan gaji yang tak di sentuh pun oleh Hanna,Hanna bisa menebus obat ibunya.Dengan bekerja di restauran tersebut Hanna juga bisa membawa pulang sisa makanan,dengan begitu perut mereka terisi.
Ditambah lagi,nasibnya bertambah malang.Hanna harus berusaha bagaimanapun caranya agar restaurant tersebut segera kembali beroperasi.Semakin lama beroperasi,maka semakin banyak kerugian yang di tanggung oleh Hanna.Hanna tau sendiri jika restaurant tersebut perhari menghasilkan beratus-ratus juta.Jangankan beratus-ratus,sejutapun gaji Hanna dalam sebulan.Lalu bagaimana caranya Hanna menggantinya.Kepalanya benar-benar berat.Hanna duduk di kursi umum yang berada di trotor jalan.Ia duduk sambil memandang kosong.Hanna benar-benar bingung,mengapa hanya kesalahan kecil bisa berdampak sefatal ini.
"Tuhan,bagaimana ini?ibu???hiks..."Hanna menutup wajahnya yang menangis terisak.Sungguh malang nasibnya,Hanna selalu berada di ketidak beruntungan.Tak adakah,sedikit keajaiban yang datang di kehidupannya.Hanna sangat berharap.Berharap jika kehidupan berputar dan menetap di keberuntungan.
Usia Hanna masih 26 tahun,wajahnya sangat polos.Hanna harus menjadi tulang punggung keluarganya di karenakan kepergiaan bapaknya saat Hanna usia 18 tahun.Semenjak lulus sekolah,Hanna bertekad untuk bekerja.Dan dua tahun kemudian,Hanna di kejutkan oleh ibunya yang tiba-tiba mengidap kangker.Ibunya adalah harta satu-satunya yang hingga kini masih menimani Hanna.
Beberapa jam,Hanna duduk diam tidak merubah posisinya.Sangat malas untuk berdiri,rasanya Hanna ingin lari dari kenyataan yang sedang mengujinya.
Lalu Hanna berdiri dan kakinya gontai melangkah.Beberapa menit kemudian Hanna sudah sampai di depan rumah,rasanya Hanna tidak sanggup menatap pintu rumahnya.Rumahnya yang reot tersebut terlihat sangat kuno dan sepi.
"Assalamualaikum.."Ucap Hanna pelan membuka pintu kamar ibunya.
"Waalaikum salam..."Ibunya menjawab dengan senyum mengembang.
"Kenapa Han,capek ya??"Tanya sang ibu tetap tersenyum dengan wajah pucatnya.
"Enggak buk,Hanna gak capek..Kan sudah biasa kerja ."Ucap Hanna berusaha tersenyum walaupun sedang ada beban berat yang di pikulnya.Bahkan Hanna tidak ingin membagi kepiluan hatinya.
"Ada apa Hann?kau tidak terlihat seperti biasanya.Apa ada masalah nak?"Lanjutnya.
"Tidak buk,pekerjaan Hanna baik-baik saja.Besok Hanna cuti kerja.Bisa temenin ibuk seharian."Ucap Hanna.
"Nah gitu dong Han,tubuhmu perlu istirahat.Jangan bekerja terus menerus.Ibuk gak mau jika kamu sampai sakit,karena ibuk gak bisa mengurus kamu.Ibu urus diri sendiri aja gak bisa.Apalagi kamu Hann..."Jelas ibunya.
"Ia buk,Hanna senang besok bisa nemenin ibuk seharian di rumah."Ucap Hanna langsung memeluk ibunya.Hanna sangat menyayangi ibunya,tidak ada keluarga lain yang dimilki Hanna.Hanya ibu satu-satunya di miliki Hanna.Begitu hangat dan sejuk di dalam hati,ketika sang ibu memeluk hangat Hanna.Rasa sesaknya di dalam dada,sedikit meringan.
"Hanna sangat menyayangi ibuk.."Ucap Hanna masih di pelukan sang ibu.
"Sama Han,kau putri satu-satunya milik ibuk seorang.Engkau harta satu-satunya yang ibu punya Han..."Jelasnya dengan air mata yang menggenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
anca
ehhmm
makanya jangan ceroboh han,,,dipecat kan hrs nya ttp profesianal apapun kerjaanmu meskipun ga bikin kamu kaya setidaknya bs ikin ttp hidup
2022-01-11
0
🌛Dee🌜
a
2021-12-16
0
Syafa Marwah
usia 26 tahun itu sudah matang..bukan anak2 lagi ..terlalu polos ..kurang pas kalimatnya memakai kata "masih"
2021-11-29
2