Felicia dan para pelayan berdiri di depan gerbang megah rumah kediaman itu.
Sinar matahari menyinari mereka, namun tidak dapat menerangi hati yang rumit dari setiap orang.
Para pelayan tampak cemas, seolah-olah ada awan gelap yang melayang di atas kepala mereka.
Mereka membiarkan Marcus pergi, sementara Toni pergi ke kantor. Keduanya memiliki perasaan yang sangat berbeda.
Para pelayan setia Norton, saat ini gelisah dan penuh kekhawatiran mengantarkan tuannya pergi.
Mata mereka mengikuti sosok Marcus dengan erat, seolah-olah begitu mereka mengalihkan pandangan, sesuatu yang mengerikan akan terjadi.
Tangan mereka tanpa sadar saling mencengkeram, kekhawatiran dalam hati mereka seperti gelombang laut yang bergelora, terus menerjang hati mereka gelombang demi gelombang.
Sementara itu, Felicia tampak sangat tenang.
Sudut mulutnya tersenyum manis, seolah-olah segala masalah di dunia ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Dia yakin bahwa Marcus memiliki kemampuan untuk merebut kembali harta Norton. Kepercayaan ini seperti batu karang yang kokoh, tidak dapat digoyahkan. "Kamu harus tenang mengendalikan emosi, melihat situasi dengan jelas, dan jangan berhubungan dengan wanita itu. Aku akan merasakan sesuatu di sini!" Ketika Marcus mencium pipinya, Felicia berbisik. Matanya penuh dengan harapan dan dorongan, seolah-olah mengatakan kepada Marcus bahwa dia pasti akan berhasil.
"Baiklah, sayangku. Aku akan mendengarkan apa yang dikatakan Nyonya Norton masa depan!"
Marcus tersenyum lembut dan berbisik.
Senyumnya seperti sinar matahari yang hangat, seketika menghilangkan sedikit kekhawatiran di hati Felicia.
Kemudian, dia dengan lembut mengusap kepala Felicia. Gerakan itu lembut dan penuh kasih sayang.
Gerakan sederhana ini seolah-olah sedang menceritakan perasaan yang mendalam di antara mereka.
Setelah Marcus pamit kepada Felicia, Toni membuka pintu mobil.
Mobil hitam itu bersinar dengan cahaya misterius di bawah sinar matahari, seolah-olah sedang menandakan pertempuran yang mendebarkan akan segera terjadi.
Mobil perlahan-lahan meninggalkan halaman rumah kediaman yang terawat dengan baik.
Suara roda yang bergulir terdengar sangat jelas di udara yang sunyi.
Setiap orang yang melihat mobil pergi memperlihatkan ekspresi kekhawatiran, kecuali Felicia.
Dia berdiri diam di sana, menatap mobil yang semakin jauh. Matanya tidak ada sedikitpun kekhawatiran, malah penuh dengan harapan.
Dia tersenyum dengan gembira ketika melihat mobil meninggalkan rumah kediaman, senyumnya seperti bunga yang mekar, indah dan menawan.
Di jalan tol menuju tempat kerja, Marcus dapat melihat gedung Norton dari jauh.
Gedung pencakar langit itu bersinar di bawah sinar matahari, seolah-olah sebuah benteng yang tidak dapat dilanggar.
Marcus mengepalkan tangan dengan erat, semangat juangnya seperti api yang berkobar.
Dia bersumpah di dalam hati, suatu hari nanti, dia akan merebut kembali segalanya sedikit demi sedikit.
Matanya tegas dan tajam, seolah-olah dapat menembus segala rintangan.
"Tuan Muda, nanti jika ada yang menghalangi Anda, saya akan berusaha menghentikannya. Anda jangan melakukan tindakan perlawanan apa pun, agar orang-orang Norton tidak mengusir Anda dari kantor. Anda hanya perlu tenang saja!" Toni berkata ketika memberi saran kepada Marcus.
Nada suaranya serius dan sungguh-sungguh, seolah-olah sedang memberikan sebuah tugas yang sangat penting.
Kali ini, Toni akan menjaga Tuan Muda-nya, sehingga Nelson tidak akan diusir dari gedung Norton lagi.
Marcus hanya tersenyum ketika mendengar kata-kata Toni. Dia tahu bahwa asistennya sedang melindunginya.
Sejak awal, Toni selalu berada di depannya, mencegah siapapun yang mencoba menyerang Marcus.
Kali ini, kembalinya Marcus dengan selamat akan melindungi semua bawahannya.
Dia akan mengendalikan Group Norton dengan tangan sendiri, dan tidak akan membiarkan siapapun berani mengolok-olok dia lagi.
Marcus dengan lembut menepuk bahu Toni. Dia sangat bangga pada asistennya.
Gerakan sederhana ini penuh dengan kepercayaan dan rasa terima kasih.
Mobil memasuki parkir bawah tanah gedung Norton dan berhenti di tempat parkir biasanya.
Di parkir bawah tanah itu tersebar suasana tegang. Seakan-akan badai akan datang.
Toni dengan cepat membuka pintu mobil untuk Marcus dan mematikan mesin mobil kemudian keluar dari mobil.
"Tuan Muda, silakan!" Toni mengundang Marcus masuk ke lift yang tidak jauh dari parkir.
Pintu lift perlahan-lahan terbuka, seakan-akan sedang menyambut kembalinya seorang pahlawan.
Lift kemudian naik ke lantai dua puluh, yaitu lantai kantor Marcus.
Pintu lift terbuka lagi, dan suasana yang familier menyergap.
Marcus dan Toni keluar dari lift, para karyawan Norton melemparkan pandangan terkejut.
Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, dua orang pria keluar dari lift.
Mata mereka penuh dengan kejutan dan kebingungan, seolah-olah melihat sebuah keajaiban yang tidak masuk akal.
Mereka tahu bahwa salah satu dari mereka adalah pemilik gedung ini, yang menurut laporan telah meninggal empat bulan yang lalu.
"Tuan Muda... Tuan Muda!" Salah satu dari mereka berteriak, dan segera diikuti oleh yang lain yang juga berteriak dengan penuh semangat.
Satu per satu, berkumpul menjadi sekelompok.
Para karyawan Norton yang masih dipekerjakan oleh Nelson, karena tidak perlu mencari karyawan baru lagi, semua menatap Marcus dengan tidak percaya.
Nelson membela mereka di bawah pengawasannya, namun tidak mendapatkan upah yang cukup.
Setelah keluarga Norton dihancurkan oleh Nelson, kehidupan karyawan Norton tanpa harapan, terpaksa menuruti kehendak penguasa baru keluarga Group Norton, Nelson.
Mendengar teriakan "Tuan Muda" satu per satu, semua orang langsung bersemangat.
Semua orang langsung terkejut melihat sosok ini, sangat mirip dengan pewaris Group Norton.
"Tuan! Tuan Muda! Anda masih hidup! Anda masih hidup!" Mereka berteriak dengan penuh semangat.
Suara mereka bergema di udara, penuh dengan kegembiraan dan kegembiraan.
Dapat terdengar suara mereka yang bersemangat, mengelilingi Marcus dengan riuh rendah.
"Terima kasih Tuhan, Anda baik-baik saja, Tuan Muda. Kami benar-benar merindukanmu!" Mereka berkata, sangat tersentuh.
Air mata mereka mengalir keluar, namun bibir mereka terlihat jelas, sedang tersenyum bahagia.
"Apa yang sedang kalian lakukan! Kenapa kalian berkumpul di sana! Apakah kalian ingin dihukum?!" Suara seorang pria berteriak keras dari belakang.
Suara ini seperti petir di siang bolong, seketika memecah suasana kegembiraan di tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
ayo
2024-05-21
0
Firman Firman
😱wah ketauan dong kejutan nya🤗
2024-04-27
0
Chairul Huda
time to show baby😎
2024-03-10
0