16. Apa yang terjadi?

Ada orang melihat seorang pria asisten bernama Nelson yang dikenali Marcus dengan penuh semangat berjalan besar-besaran menuju kerumunan karyawan Norton yang mengelilinginya.

Sinar matahari menyinari tubuhnya, tetapi tidak dapat menerangi wajahnya yang penuh kemarahan.

Asisten Nelson penuh dengan kemarahan, seolah-olah sebuah gunung berapi yang akan meletus segera, bersiap untuk memberikan hukuman keras kepada karyawan Norton.

"Bastard, lepaskan!"teriak Marcus dengan keras ketika tangan asisten Nelson hampir menangkap salah satu karyawan Marcus.

Suaranya seperti guntur, meledak di udara.

Gerakan asisten Nelson yang awalnya sangat cepat tiba-tiba seperti ditekan tombol pause, berhenti dengan paksa.

Semua orang menoleh, pandangan mereka tertuju langsung ke mata Marcus.

Dalam pandangan mereka, asisten Nelson sedang menatap mereka dengan penuh kemarahan, tatapan itu seolah-olah bisa mengeluarkan api.

"Siapa berani memakiku!" "Apa terjadi?"teriak pria itu dengan sombong, membuka matanya lebar-lebar, dan menatap karyawan Marcus satu per satu.

Tatapan di matanya penuh dengan kesombongan dan ketidakpedulian, seolah-olah karyawan ini seperti semut di matanya.

"Aku!"kata Marcus dengan berani dan keras. Suaranya tegas dan kuat, seolah-olah sedang mengumumkan keberadaannya kepada semua orang.

"Tenanglah!" Toni memperingati Marcus dengan suara rendah. Wajahnya menunjukkan ekspresi cemas, seolah-olah sedang khawatir tentang keselamatan Marcus.

"Toni, tenanglah. Biarkan aku mengurus dia. Kali ini aku akan melindungi kalian semua!"kata Marcus sambil dengan lembut menepuk pundak Toni untuk menenangkannya.

Tatapan di mata Marcus penuh dengan kepercayaan diri dan tekad, seolah-olah tidak ada yang dapat menghalangi langkahnya.

Marcus berjalan maju, langkahnya tegas dan stabil.

Semua karyawan di sekitarnya secara otomatis memberi jalan kepada Marcus, seolah-olah sedang membuka jalan bagi pahlawan mereka.

Saat ini, Marcus seperti seorang jenderal yang kembali dengan kemenangan, memancarkan aura yang kuat.

Sekarang, melihat wajah asisten Nelson mengerut sambil menatapnya.

Asisten Nelson tampaknya merasa familiar dengan wajah Marcus. Ada sedikit keraguan di matanya.

Sepertinya dia pernah melihat Marcus, tapi di mana?

Otaknya berputar dengan cepat, mencoba mengingat setiap detail tentang Marcus.

"Tuan muda..." beberapa karyawan Marcus berbisik dengan cemas. Mereka ingin menghentikan Marcus agar tidak mendekati asisten Nelson.

Wajah mereka penuh dengan kekhawatiran, seolah-olah Marcus sedang berjalan menuju perangkap berbahaya.

Mereka tahu Marcus tidak memiliki kekuasaan apa pun, ini akan membuat Marcus menderita penganiayaan lagi.

Namun, semuanya sudah terlambat!

Sekarang Marcus berdiri tepat di depan asisten Nelson, begitu dekat sehingga seolah-olah bisa merasakan nafasnya.

Baru ketika Marcus berdiri di depannya, asisten Nelson mengenali siapa Marcus.

"Kamu ternyata. Bukankah kamu sudah mati? Kita sudah membunuhmu dan membuangmu ke tempat sampah?"kata asisten Nelson dengan mata terbuka lebar.

Suaranya penuh dengan keterkejutan dan ketidakmengertian, seolah-olah melihat seseorang yang tidak mungkin muncul.

"Aku tidak akan mati begitu mudah!"kata Marcus dengan tegas.

Tatapan di matanya mengungkapkan keteguhan, seolah-olah sedang membuktikan keuletannya kepada semua orang.

"Siapa sebenarnya yang berani menyelamatkan sampah sepertimu! Tapi meskipun diselamatkan, kamu hanya seorang sampah. Tidak ada yang berubah. Kita bisa membunuhmu sekali, maka kita bisa membunuhmu berkali-kali!"kata asisten Nelson dengan suara sombong.

Kata-katanya seperti anak panah tajam yang menusuk hati Marcus.

Marcus mendengar kata-kata asisten Nelson dan tersenyum.

Jika sebelumnya mendengar kata-kata seperti ini, dia pasti akan segera membantah.

Tapi kali ini Marcus sangat tenang. Dia bahkan menatap asisten Nelson dengan sangat tenang.

Meskipun dia tahu ada seutas api yang berkobar di hatinya, dia berusaha menahan emosinya.

Semakin dekat dengan momen balas dendam, dia semakin harus tetap tenang.

Semua emosi...simpan untuk dilepaskan di akhir!

Saat balas dendam selesai!

Sementara itu, Toni dan karyawan Marcus menatapnya dengan tatapan menghina. Asisten Nelson mulai merasa khawatir dan waspada.

Dia merasakan perubahan suasana di sekitarnya, seolah-olah ada tekanan tak terlihat yang mendatangi dia.

Tangan Marcus perlahan-lahan terangkat, gerakannya lembut dan anggun.

Dia menampar wajah asisten Nelson dengan santai. Suara itu terdengar nyaring dan jelas.

"Kau harus tahu dengan siapa kau berbicara. Jaga sikapmu. Sekarang di depanmu adalah bos Group Norton, seorang pemimpin yang bisa menghasilkan triliunan setiap hari. Dia memiliki kemampuan untuk membeli nyawamu. Dia juga pemilik Group Norton. Tamparan ini adalah pengingat untukmu," kata Marcus dengan sangat tenang.

Kata-katanya penuh dengan wibawa dan kepercayaan diri, seolah-olah sedang mengumumkan kedudukannya kepada semua orang.

Lalu dia menepuk wajah asisten Nelson lagi dengan lembut, menyuntikkan kekuatan secara diam-diam ke dalam telapak tangannya.

Namun, dia tidak menyangka kekuatan ini begitu kuat sehingga membuatnya langsung terjatuh.

Membuat semua orang yang baru saja melihat ini tercengang dengan mata terbuka lebar.

Tatapan mereka penuh dengan kejutan dan ketidakpercayaan, seolah-olah melihat sebuah keajaiban.

"Hei! Kenapa kau terjatuh? Apa kau ingin membuat masalah, menjatuhkan diri sendiri agar semua orang melihat aku menganiayamu?" kata Marcus sambil tersenyum, menyinggung pria itu.

Senyumnya penuh dengan ejekan dan ketidakpedulian, seolah-olah sedang menertawakan kelemahan asisten Nelson.

Ketika Marcus baru saja menepuk wajah asisten Nelson dengan lembut, asisten Nelson merasakan tekanan yang sangat kuat.

Kekuatan yang tidak bisa ditolak!

Dia tahu bahwa Marcus masih menahan diri, tidak menggunakan kekuatan penuh.

Jika tidak, tamparan ini mungkin akan langsung memukul kepalanya terbang!

Dia menatap Marcus dengan mata terbuka lebar dengan tidak percaya.

Ini terlalu menggelikan!

Bukankah dia seorang sampah yang tidak berguna?

Semua orang tahu siapa Marcus, seorang pemimpin yang tidak memiliki kekuatan apa pun.

Tapi sekarang, dia merasakan kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya.

Ini...

Hanya tiga bulan berlalu!