"Hai, Put.. Apa kabar?"
Putri menoleh ke arah suara.
"James. Oh hai.. Baik.. Kamu apa kabar?"
tanya Putri.
"Maaf, kita harus makan." nada kesal Kevin terlihat disana.
"Nanti aku hubungi kamu ya" James seolah memberi kode. Dan Putri mengangguk dan tersenyum.
"Jangan tersenyum dengan orang lain, ketika aku bersama kamu!" perintah Kevin.
"Apa-apaan ini, kenapa dia seperti punya kuasa atas diriku" gumam Putri.
"Silahkan duduk." Kevin memperlakukan Putri dengan manis kali ini.
Ia tampak memesan beberapa makanan yang ada di menu itu.
"Aku ada penawaran yang baik untuk kamu. Kamu pasti sedang sangat bingung karena kontrakanmu akan habis, Tempat usahamu juga akan alih pemilik. Terima saja penawaran ku."
"Tapi, aku tidak mampu untuk menerima itu semua. Berapa yang harus aku bayar."
"Kamu akan terkejut mendengar harga tempat itu. Tapi aku punya win win solution."
"Apa itu?"
"Orang tuaku sering sekali menjodohkan aku. Aku tidak mau. Aku ingin jalanku sendiri. Aku tidak suka dipaksa. Kamu harus menolongku. Karena aku menolongmu. Bagaimana?"
"Apa maksudnya?"
"Aku yakin, kamu perempuan yang tepat untuk menolongku. Bagaimana? Apa kamu setuju?"
"Beri aku waktu untuk berpikir."
"Berapa lama?"
"Seminggu'
"Apa? Itu terlalu lama. Lagian waktu untuk memindahkan barang kamu tinggal seminggu. Tidak, aku tidak setuju. Saya tunggu jawabannya besok"
"Apa? Tidak, 5 hari."
"2 hari. Cukup untuk berpikir. Kalau kau tidak setuju, kamu akan pulang ke desamu kan. Terserah"
Uh.. Kesal sekali rasanya.
Ini sama saja pemaksaan.
Putri sangat jengkel.
"Silahkan Tuan.." 2 orang datang menyajikan makanan yang dipesan oleh Kevin.
"Ayo makan, kenapa kamu hanya melihat makanan itu saja, seperti tidak pernah melihat makanan mewah ini. Ayo makan, ini gratis semua" ucap Kevin.
Putri makin kesal.
Dia menahan perutnya yang sudah seperti band yang tampil dimuka umum.
Putri hanya menghentakkan sendoknya ke atas piring.
"Makanlah, aku tau kamu lapar." Kevin memberikan beberapa potongan daging ayam yang diolah dengan lada hitam.
"Ini enak.. cobalah"
Ego Putri masih keras. Ia tidak memakannya.
Ia juga tidak minum.
"Terserah kamu, ini enak sekali. Jarang kan kamu melihat makanan ini"
"Sembarang. Kurang ajar sekali orang gila ini. Aku memang tidak pernah makan seperti ini, untuk menghemat pengeluaran ku." ucapnya dalam hati.
"Kamu yakin tidak mau makan. Makanlah, badanmu mungil sekali." Kevin tertawa melihat Putri yang meliriknya.
"Tidak, terima kasih, cepat selesaikan makanmu. Aku mau pulang, Besok aku harus mengajar lagi"
"Oh, baiklah kalau begitu"
Dan Kevin pun bangun dari tempat duduknya.
"Makanmu belum selesai" ucap Putri.
"Tidak apa. Ayo kita pulang" ajak Kevin lebih ramah.
"His.. orang gila ini. Membuang uang saja. Aku untuk makan seperti itu saja harus mengumpulkan dengan baik" ucap Putri dalam hati.
"Aku akan menunggu jawabanmu dalam 48 jam mulai dari sekarang. Lusa aku akan menghubungimu." ucap Kevin.
"Turunkan aku di mini market depan. Aku mau beli makanan dulu" perintah Putri.
Kevin memberhentikan mobilnya tepat di depan minimarket itu. Putri segera turun. Ia lega, Kevin tidak mengikutinya.
Putri mengambil 2 bungkus mie instan.
"Hanya itu saja?" tanya Kevin
Putri terkejut, ia tidak menyangka, laki-laki gila itu masih di sana.
Kevin mengambil beberapa biskuit dan susu untuk Putri.
"Biar aku yang bayar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Asih salon Salon
cerita nya bagus
2021-06-26
1
Asih salon Salon
cerita nya bagus
2021-06-26
1
Sukma Sae
aku masih kebayang KEVINnya si satria... jadi aneh kan...
2021-04-03
1